"Jadi kau pikir bisa melewati semua ini tanpaku?"
Hana tepat berhadapan dengan Jungkook yang sudah siap dan akan segera menjalankan misinya. Mereka saling menatap dalam mata masing-masing memberikan kesan dramatis akan kepergian Jungkook saat ini.
Wanita itu sama sekali tidak mengetahui alasan kepergian Jungkook sebenarnya. Yang ia ketehui hanya Jungkook pergi untuk membantu Jimin diluar kota dan sebagai gantinya mereka akan dibebaskan secepatnya.
Jungkook sedari awal merangkul pinggang Hana dengan perut buncit wanita itu tepat bersentuhan dengan perut eightpack miliknya yang terbalut kaus hitam dan tersampir sebuah jaket kulit ia kenakan.
"Kau dan bayi kita adalah hal terbaik yang pernah terjadi padaku. Kali ini aku harus melakukan ini demi kalian."
"Lalu?" tanya Hana dengan kepala yang semula tegap menghadap Jungkook kini telah bersandar pada dada bidang pria itu.
"Aku akan melakukan apapun untukmu."
"Berapa lama kau akan pergi meninggalkan kami?"
"Tidak akan lama. Aku akan segera kembali ok?"
Jungkook berkali-kali mengecup kening Hana sebagai ucapan perpisahan diantara keduanya.
"Aku akan sering menghubungimu"
"Dengan apa?"
Tentu saja Hana sama sekali tidak mempunyai ponsel atau semacamnya. Jimin tidak akan suka dan mengijinkan itu.
"Aku menyimpan ponsel lamaku didalam lemari itu. Disana terdapat sebuah brankas yang hanya aku dan dirimu yang tau kodenya. Hubungi aku bila kau mendapat masalah atau ada yang berbuat kejam padamu disini, aku akan secepat mungkin datang padamu."
"Jadi bila aku dan bayi kita merindukanmu aku tidak usah menghubungimu? Termasuk bila aku ingin mengatakan aku mencintaimu?"
Jungkook mendekap erat Hana dan tertawa pelan.
"Aku akan selalu merindukan kalian. Hubungi aku kapan pun kau mau." Kecup Jungkook lagi pada kening Hana.
Wanita itu kembali mensejajarkan wajah diantara ia dan Jungkook. Saling bertatapan hangat dengan air mata yang mulai mengalir diantara mata keduanya.
"Aku tidak ingin kehilanganmu Jung. Aku sangat mencintaimu."
"Aku lebih mencintaimu dan bayi kita dari apapun didunia. Selama kau percaya padaku, aku tidak akan pernah pergi jauh darimu kau harus ingat itu!"
Jungkook menghapus sisa tangis yang ada pada pipi milik Hana. Mengecup sekilas bibir Hana dan memberikan kecupan-kecupan mesra bercampur haru itu.
Tat kala tautan mereka terlepas, Jungkook kini menyetarakan posisinya dengan perut buncit yang terisi oleh buah cintanya dengan Hana. Mendekatkan telingannya berusaha mendengar dentuman kecil didalam sana,
"Appa akan kembali secepatnya, jagalah eomma disini bersamamu. Jadilah jagoan untuk appa ok?" monolognya pada perut buncit Hana.
Gerakan kecil mulai terasa. Jungkook mengusap-usap permukaan perut Hana yang terbalut kaos putih oversize yang wanita itu kenakan. Salam perpisahan antara seorang ayah dengan bayi kecilnya yang bahkan belum lahir. Sesekali mencium memberikan kecupan-kecupan beserta ucapan-ucapan halus dari bibir ranumnya.
Hana mengusap surai hitam milik Jungkook. Kembali menitihkan air mata tanpa ia tau bahwa Jungkook dibawah sana ikut menitihkan air mata.
"Kau harus janji untukku kembali bersamaku!" omel Hana dengan suara yang sesenggukan yang diiringi tangisan.
Jungkook menyeka sisa air matanya dan menarik masuk cairan hidung yang sempat keluar saat ia menangis tadi, (ini niatnya bikin dramatis kesannya sedih banget tapi aku ngakak dong:) Jungkook km ingusan syng -berthor)
"Aku berjanji akan kembali dengan keadaan baik-baik saja" ntah bahaya apa yang akan Jungkook hadapi setelah ini.
Mereka hanya akan terus membohongi diri mereka masing-masing. Mereka sama-sama menutupi luka yang mereka rasakan,
'Aku tau kau menyembunyikan sesuatu dariku Jung. Dan aku juga melakukan hal yang sama, Kau diam aku pun diam lalu siapa yang akan jelaskan?' Batin Hana.
Jungkook bangkit dan mulai berdiri seperti semula. Mengambil perlengkapan yang akan ia bawa, sebuah tas ransel hitam besar dengan topi hitam yang baru saja ia kenakan.
Ini sangat begitu menyedihkan saat-saat dimana Jungkook perlahan meninggalkan Hana. Tangan Jungkook merogoh sebuah pistol pada balik jaket kulit miliknya, kemudian menyerahkannya pada Hana.
Tangan wanita itu sedikit bergetar sesaat berhasil memegang benda berbahaya yang baru pertama kali ia lihat dan sentuh selama ini.
"Aku ingin kau bawa ini. Sembunyikan agar tidak diketahui siapapun. Pakailah untuk membela diri bila aku terlambat datang untukmu."
Hana menatap nanar Jungkook yang buru-buru memberikan kecupan terakhir pada keningnya dengan salah satu tangannya mengusap pelan perutnya.
"Tapi,---"
"Apapun yang terjadi. Aku akan selalu mencintaimu." kata-kata terakhir kepergian Jungkook.
[]
Sok atuh bintang sm komennya 🤗
Setelah sekian lama, ini sumpah buat part ini nulisnya sambil nonton film Transfomers jadi ga nyambung 🙃
Silahkan kalau ada kritik dan saran ya hehe
Sekian -Ber

KAMU SEDANG MEMBACA
Partner Brothers
FanfictionTerbilang sulit bagi Hana untuk menjalani masa mudanya, bahkan mari kita katakan masa mudanya telah ia relakan hanya untuk membayar segala kesalahan yang sama sekali ia tidak perbuat. Mengandung seorang bayi selama sembilan bulan bukanlah perkara m...