21. Please No

1.2K 91 12
                                    

Tanpa rasa ampun dan belas kasih pria berjaket hitam itu menikam sang musuh yang berada dihadapannya. Dengan pisau yang berlumuran darah itu, ia berlari dengan secepat kilat kearah gedung tak jauh dari tempatnya menghabisi pria tadi.

Dengan rasa amarah dan dentuman jantung yang begitu kuat kakinya bergerak tanpa jeda menapaki tiap jalan bebatuan yang ia lewati menuju gedung itu. Tidak ada aba-aba sama sekali, para pria keluar dari persembunyian di dekat gedung itu. Lebih dari 5 orang tengah mengepungnya dari segala arah.

Tidak ada rasa menyerah atau gurat takut pada wajahnya, pria itu berancang-ancang untuk menyerang para penghalang yang memiliki kekuatan lebih dari pada dirinya sendiri.

Pertama hanya ada beberapa orang yang menyerangnya dan itu berhasil ia tangkis dengan keahlian bela diri yang ia miliki. Salah satu tangannya bergerak cepat mengambil sebuah pistol caliber yang ada pada himpitan antara pinggul dan celana jins miliknya. Terlihat seperti film-film laga pada umumnya.

Tak sampai disana, mereka juga ikut mengarahkan senjata pada pria yang hanya sendirian itu.

Awalnya semua berjalan lancar bagi si pria yang mampu menghadang kawanan itu, namun setelah salah satu tembakkan dari mereka berhasil mengenai dada bagian kanan miliknya. Pria itu limbung jatuh begitu saja dengan pistol yang terlepas dari genggamannya.

Mereka semua tertawa melihat bagaimana sang pria yang dengan susah payah meraih pistol dan menutupi luka tembakkan yang terasa begitu sakit itu.

Ntah apa yang terjadi, untuk pertama kalinya tubuhnya terasa begitu lemah sesaat setelah mendapat tembakkan itu. Peluru yang masuk tertancap begitu dalam. Tembakkan itu terjadi terlalu dekat.

Perlahan suara tawa dari orang-orang itu terdengar samar dengan pengelihatannya yang semakin memudar. Gelap.

"Hana"

.

.

.

Beberapa kali memang Hana diberikan kebebasan untuk masuk dan keluar rumah, itu terjadi bila Jimin tidak ada. Dan berlaku hanya saat bersama Yoongi. Siapa sangka pria itu bisa menjadi menjadi manis dalam waktu sekejap. Dari cara ia memperlakukan Hana, dengan begitu lembut. Mengolesi krim ke beberapa luka yang ada di kaki bengkak wanita itu.

"Tidak usah melihatku begitu, aku masih memiliki sedikit hati nurani pada wanita. Aku tau kau masih tetap mengutukku dalam hati." katanya keliwat dingin. Yoongi juga masih tetap mengolesi dan memberikan sedikit pijatan pada pergelangan kaki milik wanita yang tengah mengandung itu.

Sebelumnya memang Hana tidak merasakan bahwa tungkainya telah membengkak. ia sudah tidak memperhatikan dirinya akhir-akhir ini. Yang terpenting adalah bayinya, itu saja.

"Kenapa kau merawatku?"

Pria itu berdecak dan meletakan kembali obat oles yang ia pegang kembali ketempatnya.

"Kau lupa dengan perkataanku?"

Hana diam dan masih menatap lekat Yoongi yang perlahan menurunkan kedua buah kakinya yang sebelumnya berada di pangkuan pria itu.

Pria itu menatap sengit dan mulai mendekatkan dirinya pada Hana, mengikis jarak diantara mereka. Karena perutnya yang begitu besar, Hana menjadi sedikit kesusahan untuk menhindar dari Yoongi.

"Adikku mencintai Jungkook, dan kau memilikinya begitu pula sebaliknya....."

Yoongi menjeda kalimatnya dan semakin mendekatkan dirinya secara perlahan. Membuat tubuh wanita itu terjatuh begitu saja diatas ranjang dengan posisi Yoongi yang berada diatasnya.

Wanita itu seakan-akan dibuat untuk tidak bernafas ketika Yoongi semakin mensejajarkan dirinya berhadapan tepat diatas tubuh wanita itu, tanpa sedikit pun menempelkan tubuhnya pada perut buncit Hana. Yoongi setidaknya masih memiliki rasa kasihan pada wanita hamil.

"Bagaimana jika, kau merelakan Jungkook dan memilihku."

Hana menggeleng dengan cepat. Yoongi tertawa renyah, kembali mendekatkan dirinya kali ini tubuh mereka benar-benar bersentuhan tanpa ada tekanan. Yoongi bagaikan serigala yang berbulu domba. Kesan kejam dan manis yang ia berikan secara langsung.

"Bukankah wanita hamil disarankan untuk melakukan hubungan intim agar memperlancar jalannya persalinan?"

Jantung Hana berdegub kencang. Tubuhnya memanas dengan gelengan kepala yang terus ia berikan pada Yoongi sebagai jawaban.

"Jungkook tidak ada, tapi aku dengan senang hati akan menggantikan tugasnya."


[]

Vote juseyo~💜

Partner BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang