3

3.1K 224 9
                                    

Cerita ini murni fiksi, jika merasa emosi jangan dibawa ke RL. Kasian idolnya, okay? Emosi luapin di kolom komentar aja, mari bijak dalam membaca🙏👍

Selamat membaca! Maaf kalo kalian gak nyaman sama tanda baca yang aku pake dan juga kalo typo, tolong dimaklumi. Thanks!

Kayak hari-hari biasanya, Julia berangkat ke sekolah dengan damai.

"Bang, gue turun di sini aja." pinta Julia ke Sehun.

"Sekolah masi jauh kali." sahut Sehun, mereka baru aja setengah jalan menuju sekolah.

"Gue mau ke toko buku dulu." kata Julia.

"Beneran?" tanya Sehun, dia agak curiga sama jawaban Julia.

"Iya, Bang. Ngapain gue bohong?" sahut Julia dengan wajah meyakinkan.

"Ya udah." Sehun nurunin Julia di pinggir jalan.

"Gue duluan ya," ucap Sehun.

"Oke." balas Julia. Dia melambaikan tangan ke Sehun.

Julia pura-pura masuk ke toko buku biar Sehun percaya, dan dia keluar lagi.

"Gue gak nyangka Abang gue temenan sama Si Kasar itu." gumam Julia.

Julia berjalan menuju sekolahnya, ini pertama kalinya dia jalan-jalan sendirian di daerah ini.

"Ternyata asik juga jalan-jalan gini." senyum Julia ngembang karena udara sejuk pagi ini.

Di perempatan jalan, Julia bingung mau lewat mana. Yang nanjak atau yang sepi?

"Duh, lewat mana ya? Mau nanjak juga pasti capek banget. Tapi kalo lewat jalan sepi aman ngga ya?" gumam Julia menimbang-nimbang.

Dengan ragu-ragu Julia ambil jalan ke kanan yang sepi. Dia mikirnya ini masih pagi, jadi tingkat kejahatan pasti minim. Tapi sialnya di jalan sepi itu ada beberapa preman yang nongkrong di situ.

"Weh, cewek cakep nih." kata preman yang botak.

"Lumayan coy, pagi-pagi udah dapet cewek." kata preman lainnya.

"Mampus gue, salah ambil jalan." batin Julia.

"Buset, pagi-pagi udah nongkrong aja. Pengangguran lo pada?" kata Julia, dia udah punya rencana mau langsung kabur.

"Aduh... Adek manissss, pedes juga mulutnya. Mau abang sumpel pake gombal apa bibir abang?" ucap preman botak.

"Cuih! Najis banget pake bibir lo, gue lebih ridho kalo disumpel pake gombal daripada pake bibir lo!" sahut Julia, dia langsung balik badan dan lari.

Sialnya lari Julia kalah cepet, jadi dengan gampangnya si preman narik tangan Julia.

"Eits, mau kabur ke mana lo? Habis ngatain gue mau kabur?" kata preman lainnya.

"Aw! Sakit anjing! Lepasin tangan gue!" Julia kesakitan karena yang dipegang si preman tangannya yang diperban.

"Makanya, sini nurut aja! Jangan banyak bacot!" kata si preman botak.

"Gak! Ngapain juga gue nurut sama lo, dasar botak gak tau diri!" sahut Julia sambil brontak.

"Sialan! Diem gak lo." preman itu nampar Julia.

"Tolong! Siapa pun tolongin gueeee!" Julia teriak minta tolong sekencang mungkin sambil nahan rasa panas akibat tamparan si preman.

"Cih, pagi-pagi udah bikin onar lo pada." ucap seorang pria yang tiba-tiba dateng.

Julia lihat ke arah pria itu, dia ngerasa nggak asing sama mukanya tapi lupa namanya siapa.

"Siapa lo? Dateng tiba-tiba kek jalangkung aja!" jawab si preman nyolot.

Bad Boy: Park Jimin (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang