"Mau kemana?"Gadis mungil dengan navy sweater oversized membuat tubuhnya terlihat tenggelam, sepasang kaki jenjangnya berhenti melangkah setelah sebuah pertanyaan ditujukan untuknya. Kedua manik bulatnya pun menatap sang pemberi pertanyaan yang tengah duduk manis menikmati salah satu serial televisi, dengan setoples keripik dipangkuannya.
"Mau cari angin."
"Angin kok dicari." cibir si sulung sembari memasukkan keripik kedalam mulutnya.
"Berisik ya makhluk aneh." jawab si bungsu santai dan berlalu pergi meninggalkan si sulung yang hendak melontarkan protes.
Ya sekiranya seperti itulah bila si sulung dan si bungsu Jeon sedang berada dalam satu atap. Semua itu lumrah terjadi bukan? si sulung yang terus menggoda dan menjahili si bungsu, dan si bungsu yang memiliki kesabaran setipis kapas serta ribuan rencana untuk balas dendam pada si sulung. Tapi jangan salah sangka dulu, meski tak jarang mereka bertengkar namun bila sudah akur manisnya melebihi gula. Si sulung Jeon tidak akan tinggal diam jika ada yang membuat adik kesayangnya menangis, kecuali dirinya sendiri.
Malam ini Shasa membawa langkah kakinya ke taman kota, mendudukkan dirinya disebuah kursi putih panjang yang berhadapan langsung dengan air mancur. Kepala nya mengadah memperhatikan bulan yang bersinar terang ditemani ribuan bintang yang bertebaran. Belah bibirnya sedikit terangkat membentuk sebuah senyum tipis saat melihat langit tak lagi sendirian dalam gelap. Potongan peristiwa dimasa kecilnya terputar tanpa diminta, dimana saat sosok wanita tengah menyanyikan sebuah lagu untuk membawanya terlelap, hingga saat keluarganya berlibur bersama disebuah taman bermain.
Shasa memejamkan matanya sejenak, menghirup dan menghembuskan napas secara perlahan. Tangan kanannya bergerak merogoh saku celana, mengambil ponsel rose gold miliknya, ibu jari nya mengetuk dua kali layar ponsel itu sampai layar menyala kemudian dengan cepat ibu jari menggulir ikon kunci hingga terbuka, detik berikutnya ia membuka ikon tukar pesan dan mengetuk roomchat dengan puluhan notif menumpuk karena ia tak pernah membukanya. Gadis Jeon itu tersenyum ketir saat membaca satu per satu pesan dari seseorang yang kini sedang ia rindukan, Shasa melihat tanggal dari pesan tersebut.
"Kemarin sore." gumannya pada dirinya sendiri
Tak lama jemari lentiknya menari diatas keyboard, mengetikkan beberapa kalimat namun kemudian ia menghapusnya karena merasa terlalu berlebihan. Akhirnya setelah hampir dua puluh menit ia berkutat dengan berbagai huruf dan ikon delete, ia pun memutuskan tiga kata untuk diketik dan tanpa menunggu lama ibu jarinya bergegas menekan ikon send.
엄마
Maafkan aku, Eomma.
════════════════════
Lelaki dengan surai natural brown tengah berjalan menyusuri trotoar dibawah sinar rembulan, ia hendak mengunjungi taman kota untuk bertemu dengan Jaemin. Lelaki Leo itu mengajaknya bertemu, katanya ia ingin meminta bantuan untuk mengerjakan tugas kuliahnya.
Setelah lima belas menit menunggu, benda pipih pada genggamannya bergetar dengan layar menyala menampilkan nama si penelfon.
"Halo, Renjun. Maaf, aku tidak jadi pergi. Appa mendadak mengajakku ke acara temannya. Sekali lagi maaf oke."
Tut..
KAMU SEDANG MEMBACA
-⋅. GLIMMER [✓]
Fanfiction➶ 황런쥔 | completed. ❝Untuk apa banyak bicara jika mata mampu mengatakan semuanya ?❞ ✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈« ©dbluebearie