BAB 13

1.5K 243 1
                                    


Hari pertama kuliah di bulan Januari tahun 2019 sudah dimulai. Masih banyak mahasiswa yang membicarakan tentang apa saja yang mereka lakukan saat pergantian tahun. Acara di sekolah kemarin lusa juga menjadi buah bibir, tak sedikit dari mereka yang menikmati acara tersebut dan berharap bisa diadakan lagi di tahun selanjutnya.

Tetapi tidak dengan si bungsu Jeon, gadis itu masih berdiam diri di dalam kamar sembari memperhatian jarum jam dinding bulat yang terus bergerak setiap detiknya. Ia ada kelas siang hari ini, tepatnya pukul satu siang. Namun tubuh mungil itu seperti enggan meninggalkan tempat yang disinggahinya sekarang, sedari tadi pikirannya terus memikirkan perkataan Jaemin juga pesan singkat dari Renjun. Entah otaknya yang tidak bisa mencerna dan memahami atau memang dirinya yang terlalu berlebihan untuk memikirkan hal seperti itu.

Jarum jam sudah menunjukkan pukul tiga belas lewat lima belas menit yang artinya jam kuliahnya telah dimulai. Gadis Jeon itu beranjak dari duduknya, tangannya bergerak membuka lemari pakaian mengambil cardigan rajut berwarna brown dan mengenakannya. Kemudian ia meraih sebuah tas, bukan tas kuliah melainkan cream sling bag hadiah dari sang kakak tahun lalu.

Jika kalian mengira gadis Jeon itu akan membolos, yap tebakan kalian benar. Nyatanya sekarang Shasa membawa langkah kakinya dipinggiran sungai Han hingga berhenti tepat dibawah pohon sakura yang belum mekar. Pandangannya mengedar menikmati aliran sungai ditemani dengan angin yang berhembus pelan. Sepasang tangan yang menutup matanya membuatnya tersentak kecil, tangan Shasa terangkat untuk meraba tangan tersebut. "S-siapa?"

Sepasang tangan itu menjauh dari mata Shasa bersamaan dengan Shasa yang membalikkan badannya. "Renjun?"

Si pelaku yang menutup mata Shasa, Huang Renjun tersenyum lebar hingga barisan giginya terlihat. Kedua tangannya bergerak hendak menyampaikan sebuah pertanyaan.

— Kau tidak pergi kuliah?

Pertanyaan Renjun mendapat gelengan dari si gadis. Shasa membalikkan badannya, kembali menikmati aliran sungai yang tampak tenang. Sepasang tangan mungilnya terlipat diatas pagar pembatas.

"Kau sendiri tidak pergi kuliah?"

Renjun tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan gadis disampingnya, arah pandangannya mengikuti aliran sungai. Diam beberapa detik, kedua tangannya kembali bergerak.

— Kau sedang menunggu seseorang?

"Tidak."

— Lalu?

"Hanya ingin disini saja." Shasa mengalihkan pandangannya pada barisan awan yang bergerak pelan. "Hei. Kau belum menjawab pertanyaanku kenapa tidak pergi kuliah?!"

Renjun mengulas senyum tipis.
— Karena kau tidak pergi, aku juga tidak pergi.

"Aku kan tidak mengajakmu!" Shasa merasa ditarik sebagai penyebab kejahatan Huang Renjun. Dan darimana lelaki itu tau dirinya bolos?

Sembari menatap lurus kedepan, tangan Renjun bergerak.
— Tapi aku tau alasanmu tidak pergi kuliah.

Membaca gerakan tangan Renjun, Shasa sedikit terkejut. Namun ia berusaha menetralkan ekspresinya. Si Huang bilang ia tau alasan Shasa membolos? Berarti ia tau apa yang sedang memenuhi pikiran si gadis dan membuatnya berdiam di pinggiran sungai Han.

"Apa?"

Renjun menatap Shasa.
— Kau pasti sedang dikuasai oleh rasa malas makanya kau tidak pergi kuliah hari ini.

Shasa menghela napas lega, selanjutnya ia terkekeh pelan. Jawaban Renjun tidak sepenuhnya salah dan tidak juga sepenuhnya benar. Hening menyelimuti keduanya, mereka tengah sibuk dengan pikiran masing-masing. Sepasang mata mereka pun masih fokus menatap lurus ke arah sungai Han. Sesekali angin berhembus pelan menambah suasanya menjadi semakin nyaman.

-⋅. GLIMMER [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang