Jadwal belajar mengajar kembali berlangsung setelah libur natal dan Renjun masih belum bisa menggunakan tangan kirinya untuk beraktivitas. Fakta itu sedikit menyebalkan, ditambah lagi akhir-akhir ini tangan kirinya yang dibalut perban itu terasa gatal. Renjun sangat ini melepas gips segera dan menggaruk permukaan kulit yang gatal menggunakan kelima jemarinya."Selamat siang!" seseorang menyapa dengan riang di koridor dan dibalas senyuman oleh Renjun, lalu mereka berdua berjalan secara beriringan.
"Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat."
Renjun menatap gadis disebelahnya, raut wajahnya menampilkan ekspresi bertanya 'kemana?'
"Rahasia."
Renjun mengerutkan keningnya, tangan kanannya bergerak menyampaikan kata.
— Hari ini aku harus pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan."Kapan?"
— Setelah jam kuliahku selesai.
"Aku ikut, ya?" pinta Shasa sembari menunjuk dirinya sendiri. Tentunya Renjun menolak. Jam kuliahnya akan berakhir sore hari dan mungkin Renjun akan menghabiskan sebagian waktunya hari ini ditempat umum berbau obat tersebut. Renjun menggeleng dengan tegas, tangannya kembali bergerak.
— Lihatlah angin diluar sana, cukup kencang. Pasti akan berlangsung sampai malam. Kau bisa sakit nanti.
"Tidak apa. Lagi pula besok adalah hari Sabtu, aku tidak ada jam kuliah jadi tidak masalah kalau aku jatuh sakit."
Kedua alis Renjun menukik, ia menggeleng.
"Aku ikut."
— Aku melarangmu.
"Kau tidak bisa melarangku, Renjun."
— Aku berhak melarangmu.
"Ish! Ayolah, izinkan aku untuk ikut."
Renjun menghela napas pelan.
— Tunggu aku di taman kampus.════════════════════
Lelaki Huang dan gadis Jeon itu menaiki bus, setidaknya lebih baik. Mereka hanya perlu memerangi angin saat keluar dan masuk bus, sedangkan didalam bus cukup aman meski pemandangan yang tersaji melalui kaca lumayan mengerikan. Mungkin besok pagi akan ada berita tumbangnya pohon menutupi jalanan.
Mereka tiba dirumah sakit dalam kondisi cukup berantakan. Ada banyak gumpalan salju yang mengotori bagian punggung dan tatanan rambut tidak karuan. Angin-angin diluar sana seolah siap mengambil banyak nyawa.
Shasa duduk disalah satu bangku yang tersedia, dia mengais oksigen setelah berlarian dari halte kerumah sakit. Ada banyak orang yang mengisi lobi rumah sakit, mereka terlihat sedang menunggu sesuatu sampai menahan rasa kantuk. Beberapa pasien dengan tiang infus berkeliaran disekitar lobi, mungkin mereka sedang melepas rasa bosan. Rumah sakit tampak ramai seperti biasanya, tidak peduli jika diluar sana badai sedang mengancam.
"Permisi, Tuan Huang Renjun?" Renjun mengalihkan pandangan dari layar ponsel. Seorang suster berdiri tidak jauh dari tempatnya duduk. "Dokter Anda sudah menunggu diruangan."
KAMU SEDANG MEMBACA
-⋅. GLIMMER [✓]
Fanfiction➶ 황런쥔 | completed. ❝Untuk apa banyak bicara jika mata mampu mengatakan semuanya ?❞ ✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈« ©dbluebearie