BAB 20 ; Goresan Kata.

1.4K 182 7
                                    

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Huang Renjun,
lelaki Aries pengagum semesta.

Senyumnya yang indah
mampu menghangatkan suasana.
Keluguannya mampu mengundang tawa.
Jemari tangannya bisa merubah dunia.
Ia mempunyai seribu kelebihan,
namun di pandang dengan seribu kekurangan.
Sendirian tetapi tidak kesepian,
bagaikan setitik cahaya dalam kegelapan.
Kini cahaya itu telah pergi,
meninggalkan ruang kosong yang sunyi.
Bukan karena ia tak mau menerangi lagi
tetapi karena waktunya disini telah selesai.

Ia pergi menuju tempat
yang lebih indah dari semesta.
Menemui sepasang insan
yang selalu ia sebut dalam doa.
Bukan hal mudah untuknya melangkah
meninggalkan mereka yang berperan penting dalam ceritanya.
Namun ia bisa apa, selain mengikuti alur
yang telah Tuhan buat untuknya.

Sejatinya pergi hanyalah bagian
dari sebuah sub-bab didalam cerita.
Perihal pergi, seseorang hanya akan menemui satu di antara dua pilihan.
Pergi untuk kembali
atau Pergi untuk tak pernah kembali.
Tentang kepergian,
ia datang disaat paling tak terduga
dan dengan keadaan paling tak diinginkan. Tepat ketika pelakon / tokoh larut dalam alur tanpa tujuan,
dalam dialog - dialog bisu tak berucap,
dan dalam figura - figura biru berikat kenangan.
Selayaknya hujaman belati,
ia menunjukkan presensinya yang nyata
namun tak sejalan dengan kenyataan
; dialah kehilangan, perpisahan, dan upaya melepaskan.

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Semesta memang tak pernah bisa berkata-kata, namun semestalah yang paling pandai becerita, karena semesta selalu menciptakan kisah penuh makna tanpa perlu bicara.

Semesta memang tak pernah bisa berkata-kata, namun semestalah yang paling pandai becerita, karena semesta selalu menciptakan kisah penuh makna tanpa perlu bicara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-⋅. GLIMMER [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang