BAB 14

1.7K 231 7
                                    


Hari ini adalah hari jadi kampus. Pernak-pernik yang menarik dan meriah sudah menghiasi tiap sudut kampus sejak kemarin sore. Pusat keramaian berada di lapangan terbuka, stand-stand sudah berdiri dan mulai menyiapkan sesuatu yang akan mereka jual nantinya.

Beberapa kendala yang dihadapi tak menyurutkan rasa antusias mereka, semua mahasiswa tampak senang. Mereka terus mengelilingi penjuru kampus dan mengambil beberapa gambar serta swafoto di tempat yang sudah dihias semenarik mungkin.

Shasa baru saja tiba dikampus, ponsel yang sedari tadi dimainkannya ia simpan dalam saku rok yang ia kenakan. Diraihnya jas almamater kampus berwarna biru tua, untuk hari ini semua mahasiswa diwajibkan memakai almamater. Setelah sopir membukakan pintu penumpang, kakinya melangkah keluar mobil.

Pandangan gadis Jeon itu mengedar mencari letak stand milik fakultasnya. Lapangan sangat ramai, terlalu banyak orang disatu tempat yang sama. Tak butuh waktu lama, akhirnya sepasang matanya menangkap stand fakultasnya disisi kanan lapangan. Ada Kim Yerim dan Yeh Shuhua disana yang sedang melayani pembeli. Tidak ingin mengganggu kesibukan temannya, Shasa berdiri disebelah stand. Ada tiga pelanggan yang mengantri, sepertinya hotteok, bungeoppang, dan hweori gamja yang mereka sediakan sudah hampir habis terjual.

"Terima kasih, silahkan datang kembali." ucap Yerim dan Shuhua setelah selesai melayani mereka. Shasa pun mendekat dan melihat persediaan dagangan mereka, hotteok sudah terjual habis sedangkan bungeoppang dan hweori gamja masih banyak. Mungkin jika benar-benar terjual semua, akan banyak keuntungan yang didapat.

"Nona Jeon, ingin membeli sesuatu?" Yerim memainkan kedua alisnya, menggoda teman sekelas yang berdiri tanpa ada niatan untuk membeli. Shasa menggeleng, tetapi tangannya mengambil satu bungeoppang dan melahapnya tanpa mengeluarkan uang. Mulutnya sibuk mengunyah, rasa yang khas mendominasi indra pengecapnya. "Siapa yang membuat ini?"

Shuhua menunjuk dirinya sendiri, dia tersenyum sangat lebar siap untuk mendapatkan pujian dari Shasa. "Bagaimana? Enak tidak?"

Tangan Shasa kembali meraih dua buah bungeoppang, mengabaikan ekspresi khawatir milik Yerim yang terlihat sangat jelas. Yerim takut jika stock bungeoppang mereka akan menipis karena dirampas Shasa. Oke, mungkin kata merampas itu agak berlebihan.

"Enak, rasanya persis seperti buatan nenekku."

Senyum Shuhua kian melebar. "Ah jangan terlalu berlebihan." dia terkikik geli membuat Shasa sedikit menyesali pujian yang ditujukan untuk Shuhua, sekarang rasanya ia ingin memukul kepala gadis itu.

"Ohoho! ada hweori gamja!" Han Jisung tiba-tiba saja bergabung. Tangan kanannya terulur hendak mengambil satu hweori gamja, namun Yerim sudah lebih dulu memukul tangannya kemudian memelototi Han. "Bayar!"

Yerim dan Han sedang berkelahi saat ini. Mereka terus beradu selagi Shuhua melayani beberapa pelanggan yang baru saja tiba. Han Jisung terus meminta hweori gamja itu secara cuma-cuma dan Kim Yerim akan terus menolak. Pertengkaran itu tidak akan cepat selesai. Asal kalian tau, mereka sering seperti itu saat di kelas. Akhirnya Shasa mengambil satu hweori gamja dan memberikannya pada Han. Pemuda bersurai dark brown itu tentu menerima dengan senang hati.

"Shasa?!" Yerim memekik tidak terima. Dia sudah berusaha melindungi hweori gamja yang berharga dari pencuri, namun Shasa malah membantu si pencuri. Han membuat ekspresi menyebalkan setelah hweori gamja terlahap habis dalam mulutnya. Dia melirik jenaka ke arah Yerim yang sudah murka. "Astaga! Enak sekali!"

-⋅. GLIMMER [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang