BAB 17

1.4K 208 14
                                    


Hari Senin yang sibuk kembali datang, semua orang dari berbagai kalangan pasti tengah disibukkan dengan kegiatan mereka masing-masing. Tak jauh berbeda dari Huang Renjun yang baru saja menginjakkan kakinya di ruangan penuh alat musik. Ia berniat untuk mengistirahatkan otaknya, setelah hampir tiga jam lamanya berkutat dengan materi skripsi untuk sidang lusa nanti. Setelah meletakkan tas selempangnya ke kursi, Renjun mengambil sebuah gitar akustik yang terletak di lemari kaca.

Renjun memposisikan gitarnya dengan nyaman, jemari nya memetik satu per satu senar dengan gerakan hati-hati serta memutar penala gitar untuk mencari nada yang pas dan bagus. Tak lama, Renjun mengernyit. Ia merasa sedikit berbeda dan kaku, mungkin karena sudah lama tidak memainkan alat musik dawai yang satu ini. Melihat ada sebuah buku lagu kunci gitar yang tergeletak diatas meja, tanpa pikir panjang Renjun meraih buku tersebut. Dengan gitar yang masih ia pangku, Renjun membuka lembar demi lembar buku itu dan mencari lagu yang sekiranya bisa ia mainkan. Saat sedang asik dengan kegiatannya, lelaki Huang itu dikejutkan oleh tepukan pada bahu kanannya membuatnya refleks menolehkan kepala. Ia memicing saat mendapati sahabatnya sudah berdiri disampingnya.

"Dicariin daritadi." ucap Jaemin, lelaki itu menghempaskan tubuhnya ke sofa yang tersedia di ruang musik. Ia menghela napas. "Huh! Ya Tuhan."

Renjun terus memperhatikan Jaemin, lelaki Leo itu sepertinya tengah kelelahan. Terlihat dari helaan napasnya yang berat seperti penuh beban. Renjun membawa gitarnya dan mendudukkan diri disebelah Jaemin. Kemudian tangan si Huang bergerak.

- Bagaimana sidangmu tadi?

Jaemin melirik Renjun sekilas, kemudian ia memejamkan matanya. "Berasa tahanan yang lagi diintrogasi terus diintimidasi." ucapnya dengan nada kesal. Renjun hanya menganggukkan kepalanya, disisi lain ia khawatir dengan sidangnya lusa nanti. Ah, semoga berjalan sesuai ekspetasi.

"Renjun." panggil Jaemin membuat Renjun menolehkan kepalanya.

"Kau tetap akan pergi ke Jilin?"

Pertanyaan Jaemin mendapat anggukan kepala dari Renjun. Lelaki Huang itu berdiri menghampiri lemari kaca disudut ruangan, meletakkan gitar yang ia bawa ke tempat semula. Tangan kanannya hendak menutup pintu lemari sebelum pertanyaan Jaemin selanjutnya membuatnya diam sejenak. "Shasa udah tau?"

Lagi, Renjun mengangguk sebagai jawaban. Setelah ia menutup lemari kaca, si Huang kembali mendudukkan dirinya di sofa lebih tepatnya dihadapan Jaemin. Renjun menggerakkan tangannya, namun gerakan tangan Renjun belum sempat ditangkap oleh Jaemin. Lelaki Leo itu malah melempari pertanyaan yang membuatnya sedikit tersentak. "Kau dan Shasa adalah sepasang kekasih ya?"

Renjun mengendikkan bahu, kemudian tangannya bergerak.
- Entahlah, aku rasa kami tidak lebih dari sekedar teman dekat.

Jaemin menaikkan kedua kakinya ke sofa, ia memposisikan tubuhnya mencari tempat yang nyaman untuk menyelami alam mimpi. Tidur diruang musik sebentar bukan hal yang buruk kan?

Disaat sepasang matanya hendak terpejam, tiba-tiba sebuah gulungan kertas mendarat tepat diwajahnya. Membuatnya membuka mata, meraih gulungan kertas tersebut. Namun saat mengangkat gulungan kertas putih itu, sebuah sobekan note jatuh dari dalamnya. Jaemin mengernyit, ia mengedarkan pandangan mencari keberadaan Renjun yang sudah hilang entah kemana. Daripada membuang tenaga nya yang hanya tersisa sedikit, Jaemin memilih mengambil kertas note itu dan membacanya.

- Selama aku pergi nanti, tolong jaga Shasa ya. Kalau bisa usahakan senyuman selalu hadir diwajahnya. Aku mengandalkanmu, Na.

Jaemin menghela napas pelan, ia bergumam. "Hanya lima hari, Renjun. Kau seperti akan pergi jauh dan tak akan kembali."

════════════════════

Sejak pertemuan terakhirnya kemarin dengan Jaemin, Shasa agaknya menjadi sedikit penasaran tentang lelaki itu. Apakah si pemuda Na menjadi populer di kampusnya karena berprestasi atau karena tingkahnya yang bisa disebut berandal? Tolong jangan berpikir aneh-aneh, Shasa hanya ingin memastikan tentang dugaannya dan juga keterlibatan Renjun atas kegiatan Jaemin.

-⋅. GLIMMER [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang