3: Another World

27.8K 2.6K 18
                                    

Cahaya terlihat dari arah permukaan. Anna melihatnya dan mengira bahwa itu adalah cahaya dari surga. Tangannya yang kaku perlahan mulai dapat bergerak lalu mencoba meraih cahaya itu.

'Aku ingin hidup!' Disaat ia hampir menyerah kesadarannya kembali. Tubuhnya kembali berfungsi seperti otaknya yang kembali sadar.

Anna berenang menuju permukaan air dengan tenaga yang masih tersisa. Secepat mungkin berusaha untuk sampai sebelum oksigen dalam tubuhnya benar-benar habis.

"Haah..." Ia menghirup nafas dalam saat tiba di permukaan.

Anna segera berenang ke tepi. Anehnya ia belum sadar bahwa tempatnya berbeda dari tempat ia jatuh.

"Ha-haa-haah..." Ia mengatur nafasnya perlahan.

Saat nafasnya mulai teratur, Anna diam dan memperhatikan sekelilingnya. Ia baru saja sadar bahwa itu bukan di London. Lihat saja sekarang ia sedang berada di hutan. Bahkan lautan tempat ia melompat berubah menjadi sebuah sungai yang cukup dalam.

"Loh... Tempat apa ini?" Anna bingung. Saat ia melihat sekelilingnya lagi, hanya ada jembatan batu yang indah dan sebuah pondok di tengahnya. Selain itu tak ada hal lain kecuali pepohonan dan sungai.

Pakaiannya masih sama seperti yang ia kenakan tadi. Saat melihat pantulan dirinya ia masih tetap dirinya sendiri. Anna hanya memastikan bahwa ia tidak menjadi orang lain seperti dalam novel fantasi yang pernah ia baca.

"Syukurlah..." Anna merasa lega karena ia tidak menjadi tokoh dalam novel. Ia tak pernah berharap menjadi salah satu dari mereka karena hidupnya pasti akan sulit.

Tapi, ada yang aneh... Saat ia sedang sekarat ia mendengar suara seorang wanita. Nada suaranya lembut tapi lirih.

"Aku ingin mati... Selamatkanlah orang yang ingin hidup dan biarkan aku yang mati." Suara itu masih terdengar jelas ditelinganya.

Saat cahaya yang ternyata merupakan cahaya dari sang bulan itu menyinarinya, Anna melihat seorang wanita. Wanita itu memiliki wajah yang sama dengannya bahkan mereka seusia. Keduanya seperti kembar identik, hanya saja raut wajah mereka terlihat berbeda.

"Ah... Apa mungkin dia bertukar tempat denganku? Tapi siapa dia? Kenapa dia malah memilih untuk mati??" Tanyanya pada dirinya sendiri.

"Nona! Nona!! Nona, Anda dimana?!" Seruan itu terdengar.

Anna melihat ke arah datangnya suara itu. Ia berdiri lalu berjalan menuju suara itu. Cahaya merah dari api bisa terlihat dalam jangkauan pandangannya.

"What the hell! Apa itu api roh? Kenapa apinya bisa melayang seperti itu?!" Anna terkejut saat melihat api yang terbang di udara. Dan lihat itu, mereka memegang sebuah lentera?!

"Nona!!"

Seorang wanita berseragam pelayan berseru ketika melihat Anna. Mereka sontak mendekati Anna dengan tergesa-gesa. Lalu seseorang menyelimuti tubuh Anna yang basah dengan sebuah selimut tebal.

"Ayo kita kembali nona. Tuan dan Nyonya sedang mencari Anda." Anna tidak menjawab, ia hanya mengikuti mereka dengan patuh.

Sejujurnya Anna bingung dan masih bingung hingga sekarang. Ia tak tahu siapa mereka, tapi ia tetap mengikuti mereka dengan patuh. Mungkin karena ia tak tahu tempat itu hingga ia memilih ikut dengan para pelayan itu.

Ah... Mungkin mereka mengira Anna adalah orang lain. Tapi, siapa...? Oh! Anna sekarang baru sadar, bukan ia yang mereka cari tapi nona mereka yang telah bunuh diri. Ya... Dia telah bunuh diri karena itulah mereka bertukar tempat. Tidak mungkin kan orang mati tenggelam di sungai yang tak sedalam lautan itu? Apalagi jika ia dapat berenang.

The Wrong BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang