10: Goodbye

18.8K 1.8K 14
                                    

Anna berdiri di hadapan cermin satu badannya. Ia melihat gaun hitamnya yang terlihat simpel. Lalu pandangannya beralih pada outwear berwarna merah darah itu.

"Beneran aku pakai warna ini untuk pergi?" Tanya Anna pada Charti yang sibuk merapihkan gaun-gaun Anna.

"Ya, nona. Itu adalah gaun yang dipilihkan pihak Duke." Jawab Charti.

"Hitam adalah tanda keluarga Wayne, dan burgundy adalah tandamu. Kamu harus memakainya agar orang tahu pemilikmu." Jelas Jean yang tiba-tiba saja sudah menyender pada pintu kamarnya.

"Pemilik? Emangnya aku ini objek, huh?? Lalu apa-apaan warna yang dipilih sepihak ini?!" Ketus Anna.

"Dia tunanganmu, jadi kamu miliknya sekarang. Awalnya warna dari gelar The Rose Princess of Quartz adalah pink, tapi itu ditujukan pada Annalise. Karena itulah warna untukmu diubah jadi burgundy, gelar resmimu sekarang adalah The Rose Lady of Quartz, Artemis." Jelas Jean dengan tenang.

Anna diam sejenak. Dalam waktu sehari mereka mengganti gelar untuknya, pasti identitas aslinya juga berubah. Mendengar gelar resmi itu mengingatkannya pada code name-nya, Artemis.

"Artemis... Apa nama ini yang akan kugunakan saat di Pyrite? Woah, aku jadi bernostalgia." Ucap Anna pada dirinya sendiri.

"Ya, para gadis lainnya juga memiliki nama samarannya tapi tak semua memiliki gelar resmi karena gelar itu khusus untuk para putri dan bangsawan kelas atas. Ingatlah Anna, kamu adalah kembaran Annalise dan tunangan sesungguhnya dari Duke Wayne, jika ada yang ragu padamu buatlah alasan selogis mungkin." Jean berjalan mendekati Anna dan berhenti di tengah-tengah ruangan.

"Iya, aku paham. Oh iya, kak Jean juga ikut kan?" Ekspresi yang sendu berubah girang seketika.

"Haha, tentu saja. Kakakmu yang tampan ini akan menjadi pelindungmu!" Jawab Jean dengan bangga.

"Meskipun aku adalah pengkhianat..." Lanjutnya berbisik.

Ekspresi Anna berubah lagi. Ia tampak memperhatikan tawa Jean yang terlihat bermakna tersembunyi. Wajahnya terlihat iba saat menatap pria itu.

"Kak Jean, bagiku kakak bukanlah pengkhianat. Kakak adalah pelindung terbaik yang rela berkorban demi keluarganya." Ucap Anna tiba-tiba.

Jean langsung berhenti tertawa. Wajahnya terkejut mendengar ucapan Anna. Pria itu bahkan terlihat sendu.

"Kakak tidak salah, hanya saja situasi dan kondisinya yang tidak tepat." Lanjutnya.

"Tapi, apapun yang terjadi kak Jean adalah kak Jean. Jadi, jangan hancur sendirian kakak, aku juga ada di sini." Anna tersenyum dengan lembut dan tulus.

Air mata tiba-tiba turun ke pipi pria itu. Ia menyentuhnya dengan pelan lalu menghapusnya. Ucapan Anna benar-benar menyentuh hatinya.

Grab! Anna memeluk Jean yang sekarang berdiri di tengah kamarnya. Tingginya yang lebih rendah dari Jean membuat Anna terlihat tenggelam saat memeluknya.

"Aku sayang kakak!" Anna memeluk Jean layaknya seorang adik yang manja. Pria itu hanya membalasnya dengan pelukan yang sama lembutnya.

"Terima kasih, Anna." Ucap Jean yang mengecup sayang puncak kepala Anna.

"Sekarang aku tahu maksud Hawk. Kamu berbeda dengannya. Karena kamu bayi raksasa yang manja." Jean mengacak rambut Anna lalu mencubit pipinya gemas.

"Aduh, kakak!!" Anna memanyunkan bibirnya.

Interaksi kakak-beradik itu jelas membuat orang lain gemas dan cemburu. Lihat saja Charti yang menangis karena terharu. Lebih parahnya ia sedih karena kedua orang itu sangat bersinar hingga ia terlupakan.

The Wrong BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang