15: The Platinum Blonde Girl

16.8K 1.5K 5
                                    

Tap-tap-tap! Suara yang terdengar dari sol sepatu itu menggema. Gadis yang memakai sepatu itu berlarian menuruni tangga sambil membawa sebuah koper kecil di tangannya.

"Huft..." Ia menghela nafasnya. Gadis itu menatap ke kanan lalu terkekeh pelan. Ia benar-benar puas saat berhasil membawa barangnya sendiri.

Gadis berambut brunette itu bersandar pada sebuah pilar sambil menatap beberapa orang yang sedang mengejarnya sejak tadi. Mereka berhenti dengan nafas yang tersengal.

"Kami menyerah nona, huh... hah..." Seorang pelayan wanita dengan nafas tersengal-sengal.

Gadis itu terkekeh pelan. "Anna!" Ia menoleh ke arah suara yang memanggil namanya. 

"Kakak Jean!" Wajahnya menatap pria yang memakai seragam prajurit itu dengan senyum cerah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kakak Jean!" Wajahnya menatap pria yang memakai seragam prajurit itu dengan senyum cerah. Pria itu menghampirinya lalu mengelus rambutnya dengan lembut.

"Aku pikir kalian akan melakukan marathon sampai ke Academy, ternyata cuma sampai di sini." Ucap pria itu dengan senyuman secerah mentarinya.

"Kamu tidak boleh nakal pada pelayanmu di sana, apa kamu mengerti?" Lanjutnya.

"Iya, tentu saja aku mengerti." Jawab gadis itu sambil mengangguk.

Senyum di wajah gadis itu langsung menghilang. Jean menatap ke arah pandangan adiknya itu, dilihatnya sang pria tampan dengan rambut hitam pekat dan iris berwarna crimson.

"Yang mulia." Jean dan semua pelayan di sana langsung memberi hormat pada pria itu. Sedangkan Anna, ia malah terdiam dan menatap tajam pria itu. Wajahnya yang tadinya tersenyum langsung cemberut ketika melihatnya.

Pria tampan itu tak membalas salam mereka, ia hanya menatap ke arah gadis yang cemberut itu dengan menaikkan salah satu alisnya. Kakinya melangkah mendekati gadis itu hingga Jean langsung menyingkir.

"Stop!" Ucap gadis itu sambil mengangkat kopernya untuk memisahkan mereka hingga pria itu berhenti tepat di depan kopernya.

"Taruhan kita masih berlangsung dan aku masih marah padamu." Ucap gadis itu sambil memasang wajah cemberut.

"Hm." Grab! Pria itu langsung menggendong Anna. Koper di tangan gadis itu langsung diambil oleh Jean yang berada di samping mereka. Pria itu berjalan sambil menggendong Anna dengan bridal style, genggamannya terlalu erat hingga Anna yang memberontak tak bisa lepas.

"Oh my God!" Anna langsung memeluk leher pria itu ketika pria itu sengaja berlari. "Ash, berhenti!!" Pekik gadis itu yang memeluknya Ash dengan erat. Pria itu adalah Ashen Wayne, Duke pemilik kastil yang berjulukan rumah itu.

Ash menurunkan Anna tepat di depan sebuah kereta kuda berwarna coklat. Kereta kuda itu sama seperti kereta kuda biasa milik para bangsawan. Walaupun seharusnya Anna memakai kereta kuda milik sang Duke atau milik kerajaan Quartz.

"Milikmu. Kamu tidak boleh marah lagi, Anna." Ucap Ash dengan nada datar.

Anna menatap bingung pria itu. Ia menatap kereta kuda yang masih terlihat mewah baginya dan wajah Ash secara bergantian. "Ehm... Okay?" Ucap Anna yang terlihat ragu merespon ucapan tunangannya itu.

The Wrong BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang