five

2.4K 360 15
                                    

~lohaaaa...^^










setelah selesai melakukan konsultasinya dengan kim jisoo, nyonya Dara dan Jennie pamit untuk kembali ke ruang rawat Jennie. ya Jennie masih di rawat, karena dia masih membutuhkan cairan infus untuk memulihkan kembali keadaanya, karena Jennie masih enggan untuk makan. dia hanya makan beberapa suap saja lalu kembali diam, melamun dengan pikiran kosongnya.
entahlah, mungkin Jennie sedang ingin diet kekekek

"terimakasih untuk waktunya dokter Kim, kami permisi."

"ah ne nyonya, sama-sama. hari senin kita mulai konsultasinya lagi."

"baik dok. hai putri kecil yg manis, siapa nama mu sayang?" sapa nyonya Dara sebelum keluar meninggalkan ruangan jisoo.

"annyeong nyonya, Kim Simi imnida. putri cantik daddy jisoo." Simi memperkenalkan dirinya dengan sangat sopan dan manis pada nyonya Dara.

"annyeong. ya tuhan manis sekali kau sayang.." gemas nyonya Dara sesaat dia menatap lekat mata Simi. ah matanya mirip dengannya dan langsung menghampiri Simi lalu mencubit kedua pipi dan menciumnya secara bergantian. "apa kau sudah sekolah sayang?"

"heemh, tentu saja aku sudah sekolah nyonya. aku selalu belajar dengan baik di sekolah." semangat dan antusias Simi bercerita pada nyonya Dara.

"anak pintar." nyonya Dara mengelus lembut pucuk kepala Simi. "ah lain kali kita harus banyak mengobrol sayang, tapi maaf untuk sekarang halmoni harus mengantar putri halmoni beristirahat. kau tidak usah memanggil ku nyonya sayang, kau boleh memanggilku halmoni"

"uh baiklah halmoni.. mmmb apakah aku boleh ikut mengantarkan halmoni dan eomma jen ke ruangan?"

"eh? eomma jen?" tanya jisoo dan nyonya Dara bersamaan.

"heemh, aku tidak ingin memanggilnya tante jen aku lebih suka memanggilnya eomma jen." santai Simi.

Jennie hanya diam tidak ingin menanggapi sama sekali. dia masih bingung dengan hatinya yg lebih menghangat ketika Simi memanggilnya dengan sebutan eomma jen.

"apa daddy dan halmoni tidak keberatan jika aku ingin memanggilnya eomma jen?"

"kau seharusnya bertanya itu pada tante jen sayang, bukan pada daddy."

"halmoni tidak keberatan sama sekali sayang, tentu saja kau boleh memanggil putriku dengan panggilan eomma."

"eomma jen apakah aku boleh memanggil mu dengan sebutan eomma?" Simi menghampiri Jennie yg masih diam dengan lamunannya. seketika jennie tersentak dari lamunannya dan langsung menatap Simi yg sudah berada di depannya sambil menggenggam kedua tangannya.

hangat.. tiba-tiba jennie merasakan kehangat dalam hatinya ketika Simi menggenggam kedua tangannya. entahlah Jennie semakin bingung dengan semua ini.

"eomma jen, bolehkah?" Simi bertanya kembali, karena dia belum mendapatkan respon dari Jennie.

Jennie tetap diam tidak menanggapi Simi. jisoo yg melihat itu tidak ingin jika putri kecilnya memaksa yg nantinya itu akan membuat Simi merasakan sedih dan kecewa.

"sayang biarkan tante jen beristirahat, dia butuh istirahat sayang. lihatlah lah, tante jen terlihat lelah untuk sekarang." ucap jisoo.

"ah baiklah, tapi aku tetap boleh mengantar halmoni dan eomma jen ke kamarnya kan dadd?"

"meminta ijinlah pada nyonya Dara dan tante jen."

"halmoni boleh kan?"

"tentu boleh sayang"

"yashhhhh!!! terimakasih halmoni." cuppp... Simi mengecup pipi nyonya Dara sebagai ucapan terimakasih karena sudah mengijinkannya untuk mengantar jennie istirahat.
nyonya Dara tersenyum manis, dia merasa senang jika Simi berada di dekatnya dan Jennie. nyonya Dara langsung mengklaim Simi sebagai cucunya sendiri.

my dearest💞 (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang