°peachysome
M i n k y u n g p o v
Cuaca pagi ini sungguh mengerti dengan keadaan hati gue.
Entah lah, semenjak kemarin hati gue benar-benar hilang arah, entah mau bahagia, atau mau senang.
Yang terpenting gue merasakan itu semua di waktu yang sama.
Gue menatap jam dinding yang menunjukan jam 8 pagi, namun gue belum minat sama sekali untuk mandi.
Gue mau menghabiskan libur gue hari ini buat tidur saja rasanya.
Mengingat kejadian kemarin, setelah yuri dan jaehyun pulang, gue menangis sejadinya.
Bodoh memang, gue baru menyadari kalau gue suka, ah mungkin bukan suka, tapi sayang.
Handphone gue bergetar hebat diatas nakas, gue segera meraih benda pipih itu dan menslide panggilan yang masuk.
Jahe.
“halo, kenapa?”
“bisa anterin gue gak hari ini? Gue mau beli cincin nikah nih, mau ya?? Soalnya yuri gabisa, dia tugas nya fitting baju.” ah suara bariton bass milik jaehyun seakan ngehipnotis gue buat ngerinduin orang yang bakal nikah sama teman gue sendiri itu.
“kan bisa sekalian bareng-bareng jae, kenapa harus sama gue?” sahut gue dengan nada yang biasa saja.
“gamau, gue maunya bareng lo, mau ya? Mau? Gue jemput deh.” kalau begini caranya bagaimana bisa seorang minkyung move on?
Gue ngehela nafas sebentar terus lanjut ngejawab telfon dari jaehyun,
“yaudah, gue siap-siap dulu.”
“yeayyyy!! Okey mochiii! Jahe otw yaww!” panggilan dimatikan sepihak oleh jaehyun.
Gue ngehela nafas berat, dan jalan ke depan cermin, sungguh berantakan anak gadis dari keluarga moon ini.
Rambut berantakan, muka kucel, mata bengap, dan kulit yang agak pucat karena kedinginan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda | Nakamoto Yuta✔
Teen Fiction"Oh dosen baru itu?" "serius dia duda?" "anaknya tiga?" "gak salah denger ini?" Sebuah cerita kehidupan Minkyung dan dosennya yang terjebak dalam asmara. ©peachysome_ °2O19