-ramai

5.5K 552 12
                                    

© burberrymilk

A u t h o r p o v

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A u t h o r p o v

“BUNAAAAAAAAA!!!!” suara milik ketiga anak dari nakamoto itu menghiasi seluruh rumah megah yang kini tengah didiami oleh minkyung.

Hitomi, junkyu dan Asahi berhambur kedalam pelukan seorang wanita muda yang kini menyandang sebagai ibu mereka.

Minkyung menyambut kepulangan mereka bertiga dengan senyum merekah dan pelukan hangat.

Sayang yuta sudah berangkat bekerja sejak pagi, jadi tak dapat menyapa kepulangan tiga jagoannya.

“yah, ayo masuk dulu, minkyung udah buatin teh sama kue.” tatapan minkyung mengarah kepada seorang pria paruh baya yang menyandang nama sebagai ayah mertua nya.

Sang ayah mertua hanya tersenyum dan mengangguk, ia merasa seperti mendapatkan kehangatan keluarga semenjak hadirnya sang menantu cantik dihadapannya kini.

“maaf ya, ayah gabisa ada meeting dadakan di anak perusahaan yang dibusan.” Minkyung mengangguk pasrah, ia mengerti mengapa yuta sesibuk ini, karena perusahaan yang dibangun sang ayah tak main-main tentang kualitas kerja.

“kalau gitu hati-hati yah. Kalau butuh apa-apa bisa telfon minkyung.” sang ayah mertua hanya mengangguk dan masuk ke dalam mobil yang ia rancang diperusahaannya sendiri.

“dadah! Kakek berangkat dulu ya, jangan nakal-nakal. Jagain bundanya.” setelah pamit dengan ketiga cucu nya, mobil berkelas itu meninggalkan halaman rumah megah milik keluarga Nakamoto.

Minkyung menggulir ketiga anaknya itu masuk ke dalam rumah yang didalamnya semerbak harum kue.

“buna buat kue? Kue apa tuh? Tomi mau Tomi mau!” minkyung tertawa lembut, ia menarik tangan sang bungsu dan membawanya ke dapur.

Dimeja makan besar itu sudah banyak bermacam-macam jenis kue, ada tart, cookies, dan kue kering lainnya.

Semua resep kue itu didapatnya saat masih kecil suka membantu sang nenek menjual kue di toko kecil-kecilan yang dibangun sang kakek.

“ayo dimakan. Buna rapihin dulu ya barang kalian.” saat tangan minkyung ingin menggapai koper besar berwarna hitam milik ketiga anak itu, junkyu segera menahannya.

“gausah buna. Biar junkyu sama Asahi yang beresin nanti, kamar junkyu dimana Bun?” minkyung tersenyum, tangannya menunjuk sebuah pintu kamar berwarna putih didekat tangga.

“itu ada nama kamu sama Asahi, kamarnya sudah buna rapihin. Baju-baju kalian juga udah buna beresin di closet room.” junkyu mengangguk antusias, pasalnya sejak dulu ia memimpikan ingin mempunyai kamar yang ada closet room nya, yang kini tercapai.

Duda | Nakamoto Yuta✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang