© burberrymilk
Author pov.
Setelah kemarin puas berkeliling Jogja, kini keluarga besar minkyung memilih untuk menghabiskan waktu di rumah dengan piknik kecil di belakang rumah.
Yuta, doyoung dan taeil kini tengah disibukan dengan membuat api untuk membakar daging.
Sedangkan wendy, minkyung dan ibunya tengah sibuk membumbui daging yang akan dijadikan steak itu.
“dek, ibu mau tanya. Kamu beneran bakal pilih yuta? Bukannya apa dek, ibu takut kamu nyakitin perasaan dia kalau kamu nolak dia.” ucapan sang ibunda yang secara spontan itu membuat minkyung jenuh.
Kalau boleh jujur, perasaannya saat ini masih sangat amat bimbang, minkyung sangat ingin menjadi istri dari laki laki bermarga nakamoto itu, namun banyak hal yang ingin ia lakukan sebelum ia menyandang status istri orang.
“insyallah adek yakin bu.” balas minkyung.
Wendy yang semenjak tadi hanya mendengarkan keluh kesah ibu dan anak kandung itu kini tersenyum hangat, menatap sang adik ipar tulus.
“gak apa apa dek, waktu masih banyak. Toh yuta juga masih banyak waktu buat mendekatkan diri sama kamu dan terutama kakek.” bicara soal kakek, otak bercabang minkyung seakan bertambah, satu orang yang sangat ia sayangi itu nyatanya menolak yuta mentah mentah.
“yuta pasti berjuang, percaya sama ibuk.” ucap sang ibunda seraya mengusap kepala minkyung.
“bun, ini kok rada asin ya bumbunya?” lamunan minkyung buyar, netranya menatap junkyu yang tengah mengecap rasa bumbu steak yang ia olah.
“a-ah? Serius?” kini minkyung mencolek bumbu buatannya tak lupa juga mengecapnya untuk sedikit merasakan.
“astaga, iya ih asin banget!” minkyung berlari ke dapur mengambil segelas air.
Kini baskom berisi bumbu steak itu diambil alih oleh Wendy.
“kan Bu, Wendy bilang juga apa, dia tuh udah ngebet nikah, tapi ya fikirannya masih banyak.” Wendy sedikit tergelak sambil memberi sedikit gula kedalam bumbu yang kini ia pegang.
“ya ibu ngerti sih kenapa anak ibu yang perawan satu itu bimbang, kuliahnya belum selesai. Ditambah lagi dia hidup sendiri di Korea, taeil kan sudah berkeluarga, sibuk urus kamu dan anak-anak.” ucapan sang ibu memberi sedikit titik terang di kepala Wendy.
“maaf ya Bu, Wendy jarang urus minkyung, Wendy juga kadang keteter urusan butik dan anak-anak.” kini ibu dari dua anak itu menatap sang mertua dengan mata bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda | Nakamoto Yuta✔
أدب المراهقين"Oh dosen baru itu?" "serius dia duda?" "anaknya tiga?" "gak salah denger ini?" Sebuah cerita kehidupan Minkyung dan dosennya yang terjebak dalam asmara. ©peachysome_ °2O19