Playlist : Dawin - Dessert
Happy Reading Enjoy and Relax!! 😘😘
***
Nyatanya keberadaan Bunda membawa pengaruh besar dalam kelancaran misiku.
Seperti saat ini, setelah terpergok tidur seranjang dan -bunda pasti tahu kalau kami tidak hanya tidur-, beliau dengan seenaknya menyuruh kami untuk membeli bahan-bahan dapur di supermarket karena beliau ingin memasak -katanya. Padahal Aku tahu ini hanya akal-akalan Bunda untuk mendekatkan kami berdua.
Yah aku sih nggak masalah. Semakin dekat diriku dengan Kalael, maka semakin dekat pula Aku dengan kemenangan ku.
Bau-Bau kekayaan sudah tercium di hidungku.
Tugasku nanti untuk meninggalkannya saat Kalael masih sayang-sayangnya. Ugh. Aku terdengar terlalu percaya diri.
"Nanti beli dagingnya 2 kilo. Terus jangan lupa Tupperware Bunda." Bunda memberi titah saat kami hendak masuk ke dalam mobil Kalael. Mobilku? Tentu saja masih terparkir rapi di halaman luas rumah Kalael.
"Ngapain sih Bunda beli tupperware lagi? Di rumah kan udah banyak. " Kalael memprotes pesanan Bunda.
Sedangkan Aku hanya bisa berdiri diam di sisi mobil sambil mengamati perdebatan antara Anak dan Ibu yang ternyata setelah ku teliti tidak memiliki kemiripan sama sekali.
Wajah Kalael ini lebih mirip seperti mendiang Ayah yang masih ada keturunan Portugis dan Belanda. Darah penjajah. Ya, aku tahu. Makanya dia hobi banget jajah ketenangan hidupku baik dulu maupun sekarang.
"Itu kan di rumah. Di sini katanya lebih murah." Bunda membalas.
Dan Aku serta Kalael -sepertinya, menahan diri untuk memutar bola mata.
Mana ada Tupperware di ibukota lebih murah?
Bunda kalau punya keinginan memang kadang nggak logis.Menyerah, Kalael hanya mengangguk dan mencium punggung tangan Bunda yang kuikuti setelahnya.
"Hati-hati." pesan Bunda.
Kami mengangguk dan memasuki mobil. Aku duduk di kursi belakang sedangkan Kalael di kursi kemudi.
Tapi gerakanku terhenti saat suara Kalael bergema. "Kamu fikir Aku supir?"
Aku mematung. Bukan, bukan karena permintannya tapi karena panggilannya padaku yang berubah.
"Kamu?" ulangku, linglung.
Demi apa? Ini bukan salah satu taktik Kalael untuk membuatku melambung tinggi tapi setelahnya dibuat terjun bebas kan?
Dia tak menjawab, hanya mengangkat alis dan mengarahkanku agar duduk di kursi penumpang sebelah pengemudi dengan gerakan matanya.
Oh tidak. Siaga satu. Jantungku dalam bahaya. Terjadi degupan abnormal di dalam rongga dadaku.
Aku duduk dengan tidak nyaman sama sekali di sisinya. Antara ingin berlari keluar atau melompat ke pangkuannya.
Damn.
Seharusnya Kalael yang berada di posisiku ini. Aku lah yang seharusnya membuatnya merasa tak nyaman dan gelisah dengan pendekatan ku. Tapi kenapa Aku yang merasakannya God?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mission Impossible ;The Badass series 2 [Finished]
Literatura FemininaLea punya sederet daftar yang harus dilakukannya dalam rangka membalas dendam pada Kalael -sang mantan suami yang telah menduakannya. Namun apa yang menjadi ekspetasi tak pernah sesuai dengan realita. Realitanya, yang dilakukan Lea hanyalah menyer...