» 8. are you okay?

3.1K 307 16
                                    

[✓✓]

"Hanna, Jaemin itu pacar lo sekarang. Nggak seharusnya lo bohong ke dia."

"Gue bisa apa, Ji? Gue nggak mau jadi orang yang baru datang terus merusak segalanya."

"Lo cuma mau meluruskan, bukan merusak. Lo bohong ke dia nggak akan menyelesaikan apapun."

Hanna menyugar rambutnya ke belakang, berdebat dengan Jihoon pagi-pagi seperti ini sama sekali bukan hal yang mudah. Yang Hanna tau, sejak kelas satu Jihoon selalu menang dalam perdebatan apapun itu. Entah soal tugas atau masalah pribadi. Dan Hanna baru mengakui itu sekarang.

"Gue nggak mau menjauhkan dua manusia yang udah lebih dulu dekat. Gue harap lo paham, Jihoon."

Jihoon menahan lengan Hanna sebelum gadis itu pergi, "lo diancam apa sama Minju sampai lo nggak berani berkutik sama sekali? Bahkan untuk ngomong ke Jaemin pun lo nggak mau."

"Jihoon, gue-"

"Ini bukan masalah kecil. Jangan anggap semua hal itu bisa lo selesaikan sendiri."

"Siapa yang kasih lo izin megang tangan dia?" Jaemin yang baru datang menepis kasar tangan Jihoon.

"Ngomong sekarang, Hann."

"Nggak."

"Kim Hanna!"

"Apa-apaan lo bentak dia?!"

Jihoon menggeram, lalu dengan cepat, menarik tangan Hanna lagi, gerakan itu berhasil membuat Hanna kembali menatap wajahnya.

"Sampai kapan lo-"

"Tugas kelompoknya udah, kan? Kenapa masih nahan gue?"

Jihoon terdiam, sebegitu khawatirnya Hanna dengan hubungan persahabatan antara laki-laki itu dengan Kim Minju.

"Lepas." Jaemin menarik tangan pacarnya, "ayo, Hann." Langkahnya membawa Hanna menjauh dari Jihoon.

Kepala gadis itu masih menoleh ke belakang, seiring langkahnya yang semakin menjauh, mulut gadis itu seakan mengatakan sesuatu tanpa suara.

"Gue mohon, jangan hancurin kebahagiaan dia..."

***

Hanna membuka pintu UKS, kepalanya menyembul dari sana. Tidak ada Sunghoon.

Ah, kemana anak-anak band itu.

Mendecak sebal sebelum akhirnya pergi dari ruang kesehatan sekolah dengan langkah berdentum-dentum. Hanna kembali mencari keberadaan anak-anak terkenal karena suara emasnya itu ke lapangan.

"Ngapain ke lapangan? Masa Jay ngajak teman-temannya main alat musik disana? Nggak mungkin," niatnya berbalik ia urungkan karena teriakan beberapa siswa yang mengatakan anak basket tengah berduel dengan anak band.

"Jay beneran di lapangan dong!" Hanna berlari ke lapangan basket, sampai disana telinganya disambut dengan teriakan-teriakan dari pendukung anak band dan anak basket.

Ia berdiri di tribun timur, di paling atas. Dari sana ia melihat bagaimana Jay berdiri berhadapan dengan Jaemin. Tatapan mata keduanya seakan-akan ingin menerkam satu sama lain.

Peluit ditiup, permainan dimulai. Jaemin berhasil mendapatkan bola yang dilayangkan ke udara sebelum Jay. Ia menembus pertahanan lawannya dengan baik, Hanna sampai tidak percaya melihat itu.

"Jaemin sama Jay kenapa, ya? Kayaknya mereka musuhan deh, lihat dari cara mereka main, agak kasar."

Bisikan pelan dari siswa laki-laki disampingnya membuat emosi Hanna sedikit tersulut. Bagaimana mungkin Jaemin dan Jay bermusuhan. Eh... Atau memang iya? Karena Hanna baru saja mendapati Jay sengaja menabrak bahu Jaemin. Tampak sengaja.

Obliteration : For You, Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang