19. National Science Olympiad

2.3K 238 4
                                    

Salah satu keinginan Jaemin adalah memenangkan olimpiade sains Nasional tahun ini. Dengan membawa Hanna sebagai partner nya untuk maju melawan puluhan sekolah di Seoul, laki-laki itu sudah yakin dengan hasilnya.

Mengingat bagaimana Hanna yang belajar sangat keras seminggu ini, setelah kejadian gadisnya dilukai Minju lebih tepatnya. Jaemin semakin percaya diri.

"Na, gimana?" Tanya Jaemin.

"Udah siap, kita tinggal berangkat aja."

"Ayo, udah ditunggu sama mobilnya."

Sebenarnya Hanna tidak seberapa yakin dengan paksaan Jaemin mengikuti olimpiade sains Nasional dengan keadaannya yang baru saja pulih. Beberapa hari yang lalu Jaemin dilarikan ke rumah sakit lagi karena terlalu memforsir dirinya untuk belajar dan mengajarkan soal-soal sains yang kemungkinan akan diujikan hari ini. Namun, sekali lagi Hanna kalah dalam hal membujuk Jaemin untuk membiarkannya sendiri pergi mengikuti olimpiade.

"Aku udah kirim beberapa contoh soal yang keluar di olimpiade sains aku kemarin, kemungkinan soal itu juga akan keluar tahun ini, jadi kita harus lebih banyak belajar dari soal-soal itu." Ujar Jaemin pada Hanna yang tengah membolak-balik halaman buku catatan soal olimpiade sains Nasional tahun kemarin.

"Na."

Jaemin menoleh, "iya, Na?"

Ah, canggung sekali, Hanna belum terbiasa dengan panggilan Na dari Jaemin. Bahkan beberapa kali gadis itu tidak menoleh saat Jaemin memanggilnya dengan nama Na.

"Jangan terlalu memforsir diri, ya?"

"Nggak janji."

"Na ...."

"Ini salah satu kesempatan aku buat buktiin ke ayah sama mama kalo aku bisa jadi juara dan pantas buat dibanggakan."

"Iya, aku tau, tapi kesehatan kamu juga—"

"Penting." Sahut Jaemin, tersenyum kecil ke arah gadisnya yang diselimuti kekhawatiran.

Mobil yang mereka tumpangi berhenti di depan sebuah gedung yang digunakan untuk tempat dilaksanakannya olimpiade sains Nasional hari ini. Banyak siswa dan siswi dari sekolah lain yang juga menjadi perwakilan. Semua pasang mata menatap Jaemin dan Hanna yang baru keluar dari mobil, beberapa dari mereka mulai berbisik-bisik.

"Kenapa mereka bisik-bisik waktu lihat kita?" Tanya Hanna, bingung karena ini untuk pertama kalinya ia menjadi pusat perhatian.

"Terpanah sama kecantikan kamu kali." Jawab Jaemin.

"Ih apaan sih kamu!"

"Jaemin ikut lagi? Gila, kita bisa kalah kalo gini caranya!" Suara di ujung lobby gedung mengalihkan atensi Hanna dan Jaemin, mereka saling pandang.

Dapat Hanna terka jika kedatangan Jaemin menciutkan nyali beberapa peserta yang sudah hadir dan menerima nomor. Terlihat dari dua kelompok yang nampak pasrah saat mengetahui Jaemin juga menerima nomor untuk mengikuti olimpiade.

Keduanya diarahkan untuk masuk ke dalam ruangan yang cukup luas, dimana meja dan kursi sudah ditata sedemikian rupa untuk peserta olimpiade. Dua kursi dan satu meja panjang. Sangat pas untuk mengerjakan banyak lembaran soal.

Hanna dan Jaemin duduk berdampingan di meja nomor tujuh, letak tempat duduk mereka berada di tengah-tengah. Kursi beserta meja di depan dan belakangnya sudah terisi.

"Siap tempur soal sains, cantik?"

"Siap, ganteng."

Jam menunjukkan pukul delapan kurang enam menit, itu artinya olimpiade akan dimulai empat menit lagi. Peserta diperbolehkan untuk belajar terlebih dahulu.

Obliteration : For You, Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang