Kim Hanna.
Gadis malang yang hampir setiap harinya ia habiskan di makam sang terkasih yang sudah pergi. Ia merindu, tak ayal lagi jika memang sudah tidak bisa bertemu.
Dimana Na Jaemin-nya?
Dulu, saat Hanna merindukan Jaemin, ia akan pergi ke Sungai Han sembari berharap pacarnya ada disana, tengah duduk dipinggiran, menikmati angin sepoi-sepoi malam yang menenangkan selagi air sungai menciptakan riak tanpa suara.
Tapi sekarang, kemana ia harus mencari Jaemin?
Hongdae Street? Sungai Han? Kedai makanan yang pernah mereka kunjungi? Sekolah?
Jawabannya hanya satu, makam.
Makam yang sudah tiga hari ditinggalkan, dibiarkan sendirian tanpa payung yang menghindarkan tanahnya terkena hujan, sebuah nisan bertuliskan nama Na Jaemin adalah satu-satunya jawaban kemana Hanna harus pulang, kemana kakinya akan melangkah, kemana air matanya jatuh tak bersisa.
Disinilah dimana ia menemukan Na Jaemin tanpa sosoknya, hanya nama yang tertulis indah, tapi lokasi untuk menemui laki-laki itu kini tak lagi ada.
Na Jaemin tidak ada dimana pun.
Lokasinya tidak diketahui.
Lalu, sampai kapan Hanna akan disini? Menangisi laki-lakinya yang jelas-jelas sudah pergi. Seharusnya, ia sudah ikhlas, namun rindu memaksanya untuk tak melepas. Barang sedetikpun, Hanna tak pernah rela Jaemin pergi, meski sejuta kali meraung, Na Jaemin pun urung untuk menemuinya.
Lantas, sampai kapan?
"Hanna."
Suara bariton membuyarkan lamunan gadis dengan seragam SMA yang masih lengkap tersebut, matanya mengerjap beberapa kali, membiarkan air mata jatuh ke atas tanah yang masih basah itu.
"Papa?"
"Ini ... untuk kamu, papa temukan di dalam ruang rawat inap Jaemin."
Tangannya terulur, mengambil apa yang papa sodorkan, membacanya sebentar, kemudian tangisnya kembali pecah.
Sertifikat kemenangan olimpiade sains Nasional.
Pigura ini mirip dengan pigura yang pernah Jaemin bawa ketika ingin menemuinya di Hongdae Street, mirip ... sangat mirip.
"Sepertinya, sertifikat itu pernah basah terkena air."
Hanna mengangguk, mengerti, lantas menjawab lirih, "iya, pa ... kehujanan waktu Jaemin mau nemuin Hanna di Hongdae Street."
***
"Papa kembali ke Australia kapan?" Tanya si gadis dengan rambut sebahunya.
"Dua Minggu lagi, kenapa?"
Hanna mengulum bibir, pandangannya tak lepas dari jalanan Seoul yang cukup lenggang, sekaligus jalanan yang sering ia lalui bersama Jaemin.
Bayangan laki-lakinya masih terasa nyata, bagaimana kakinya berjalan, berlari, suaranya, genggaman tangannya. Semuanya masih sama, hanya saja ... laki-lakinya yang sudah tidak sama.
"Pa."
"Papa sudah urus berkasnya."
Menoleh dengan cepat, tubuh yang bersandar pada kursi itu perlahan tegak, matanya mengerjap beberapa kali, alisnya menyatu, meminta pernyataan lebih lanjut atas jawaban sang papa.
"Kamu mau ikut papa sekarang aja, kan? Sekolah di Australia, lari dari kenangan-kenangan buruk kamu disini, menjauh dari Jaehyun, melupakan Jaemin." Terdengar hembusan nafas panjang dari hidung papa, laju mobilnya memelan, kemudian berhenti.
![](https://img.wattpad.com/cover/194647189-288-k618298.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Obliteration : For You, Na Jaemin
Teen Fiction❝the removal of sins that brings us to true immortality.❞ Rank : #1 in najaemin #1 in nctjaemin © Belssfys, 2022.