Jaemin menengadahkan kepalanya, retina kelam itu semakin sayu. Tangannya menyentuh dada, merasakan detak jantung yang semakin hari semakin melemah.
Jay yang berdiri di belakangnya tampak bersimpuh, kedua tangannya mengepal di atas kedua paha, kepala laki-laki itu menunduk dalam beserta air matanya yang jatuh membasahi pakaiannya sendiri.
"Jay ... cinta itu nggak bisa dipaksa untuk terus berada di satu hati, meskipun banyak janji yang pernah kita ikat satu sama lain, meskipun banyak kenangan indah dan manis yang pernah kita jalani. Semua itu nggak jadi patokan pasangan kita bisa setia."
Jaemin berbalik, menatap Jay yang masih belum bergerak barang se-inci pun.
"Akhirnya ... dia ninggalin gue." Nada itu gemetar, ada ketakutan besar yang menyelinap dalam kalimat, ketakutan yang sudah terjadi.
"Hanna ... ninggalin Jaemin." Ulangnya.
"Dia nggak sadar, Jay. Dia nggak sadar kalo dia ingkar, dia lupa dengan apa yang semua dia janjikan, bahkan rambutnya yang tinggal sebahu karena gue nggak bisa jadi pengingat buat dia sendiri."
"Sejatinya ... manusia akan berubah, Jay."
"Tapi dia kakak lo! Meskipun cuma kakak tiri, dia udah keterlaluan, Jaemin! Dia ... dia cium pacar lo, perempuan lo, dia rebut perempuan lo dari lo dalam keadaan lo yang sekarat!" Amarah Jay meledak, wajahnya memerah, otot lehernya pun nampak jelas.
Mata itu menatap Jaemin dengan putus asa. Padahal Jaemin yang ditinggalkan mencoba biasa saja.
"Lo harus rebut apa yang seharusnya jadi milik lo."
"Jay, kalo gue rebut Hanna, apa bedanya gue sama Kak Jaehyun?"
"Tapi dia punya lo! Dari awal semesta mau lo sama dia! Bukan sama bajingan brengsek itu!"
Jaemin tertawa pelan, entah tubuhnya yang lemas atau memang dirinya sudah merasa ... hancur setengah mati.
Sampai-sampai tertawa pun, ia tak bisa lagi.
"Iya, gue bakal nemuin dia satu kali lagi, nanti kalo dia tetap kayak gitu, yaudah ... gue lepas asal dia bahagia. Toh, kakaknya juga udah nyumpahin gue cepat mati."
***
Na Jaemin
Nanti ke Hongdae Street, yuk.Na Jaemin
Aku udah pulih, kayaknya
cuaca juga mendukung.Na Jaemin
Kamu mau, kan?Lama tidak ada balasan, Jaemin sempat menghela nafas. Jarinya kembali mengetikkan sesuatu.
Na Jaemin
Aku rindu sama kamu.Na Jaemin
Rasanya kayak mau mati.Na Jaemin
Udah berapa hari ya kita nggak
ketemu? Tiga hari? Atau empat?
kamu kemana? sibuk belajar, ya?Na Jaemin
Sesibuk itu kah sampai kamu
nggak punya waktu buat jenguk aku?Na Jaemin
Cantik, nanti malam bisa, ya?Na Jaemin
Aku mohon ....Na Jaemin
Aku mau menuhin janji kita ke
Hongdae Street, sebentar aja,
sepuluh menit juga nggak apa-apa
kok! Asal kamu datang.Na Jaemin
Nanti jam delapan malam, aku
tunggu di kedai Tteokbokki yang
dulu kita kunjungi, ya?Na Jaemin
Kamu bisa datang ... kan?Na Jaemin
Ini buat yang terakhir kali, besok-besok
aku nggak akan ajak kamu lagi,
nanti terakhir ... benar-benar terakhir.Na Jaemin
Aku janji ....
![](https://img.wattpad.com/cover/194647189-288-k618298.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Obliteration : For You, Na Jaemin
Novela Juvenil❝the removal of sins that brings us to true immortality.❞ Rank : #1 in najaemin #1 in nctjaemin © Belssfys, 2022.