[✓✓]
Hari Minggu yang ditunggu sudah tiba, ini saatnya Jaemin menjalani kemoterapi pertamanya. Hanya bersama Hanna ia menunggu di dalam ruangan Dokter Lee selagi semua alat dan obat-obatan disiapkan.
Memang belum ada yang tau soal ini, Jaemin tidak ingin memberitahu siapapun. Biarkan Hanna saja yang tau, biarkan Hanna saja yang menemaninya ketika ia kemoterapi.
Tangannya yang kekar, tiada henti mengusap rambut lembut Hanna, memainkannya seperti anak kecil, dan sesekali terkekeh.
Mendengar tawa kecil Jaemin di ruangan yang sepi, hati Hanna seperti teriris, ada sesuatu yang menahan tenggorokannya untuk sekedar berbicara.
"Ini, Na. Kamu ganti baju dulu."
Menurut dengan cepat, Jaemin masuk ke dalam ruangan lain untuk mengganti bajunya dengan baju pasien yang sudah disiapkan.
Keluar dari sana dengan senyuman paksa, ia menyugar rambutnya ke belakang, "gimana? Masih ganteng nggak pakai baju kayak gini?"
Hanna menatapnya beberapa detik, kemudian mengangguk singkat sembari tersenyum.
"Masih ganteng."
"Kau sudah siap, Na?" Dokter Lee masuk ke dalam ruangan diikuti oleh beberapa perawat.
"Sudah."
"Ayo kita lakukan pemeriksaan terlebih dahulu."
***
Jaemin belum melepaskan genggaman tangannya pada tangan Hanna, sedangkan gadis itu masih belum mengakhiri tatapan matanya kepada wajah tampan Jaemin.
Bangsal yang membawa Jaemin ke depan ruangan berhenti, Hanna memandangi ruangan itu, ada beberapa alat kesehatan yang terlihat asing di matanya.
"Doain aku ya, cantik."
"Pasti, kamu yang kuat ya di dalam sana, kalo sakit tarik nafas aja terus hembusin pelan-pelan. Ingat, aku selalu nunggu kamu disini."
Jaemin mengangguk sebelum akhirnya dibawa masuk ke dalam ruangan, meninggalkan Hanna yang berdiri sendirian di luar.
Pintu ruangan tertutup rapat, gadis dengan tinggi semampai itu menghela nafas panjang, perasaan takut tidak bisa ia bohongi lagi.
Duduk dengan perlahan di kursi tunggu, ia melirik seseorang yang baru saja duduk di sampingnya. Seorang wanita yang sedang memangku anak laki-lakinya.
Teringat akan sesuatu yang ia bawa, Hanna mengeluarkan tiga buah permen pemberian Jaehyun tadi pagi.
"Permisi," gadis itu memotong jarak kemudian bersuara pelan, takutnya ia disangka penculik anak-anak saat menyodorkan permen dengan varian rasa berbeda itu.
"Saya punya permen, saya sudah makan beberapa, jadi saya pikir anak anda mau menerimanya." Sempat berdebar beberapa detik, hembusan nafas lega terdengar samar dari gadis yang permennya baru saja diterima.
"Kau sendirian?" Kepalanya mendongak, menatap si ibu dari anak yang ia beri permen.
"Ya, teman saya sedang menjalani pengobatan di ruangan nomor lima."
"Suamiku juga, ia sedang menjalani kemoterapi ketiga di ruangan nomor dua."
"Jika boleh saya tau... Kanker apa yang diderita oleh suami anda?"
"Kanker paru-paru."
"Ah... Sebelum kemoterapi kankernya berada pada stadium berapa?"
"Dua."
KAMU SEDANG MEMBACA
Obliteration : For You, Na Jaemin
Teen Fiction❝the removal of sins that brings us to true immortality.❞ Rank : #1 in najaemin #1 in nctjaemin © Belssfys, 2022.