Chiara sebenarnya gak perlu khawatir soal masalah kemarin dan dia juga gak perlu harus bongkar penyamaran dia. Jadinya kan kayak udah nyerah sebelum perang gitu kesannya. Dan itu bukan karakter dia sama sekali, toh itu juga bukan salahnya. Buat apa harus takut?! Yang harusnya takut itu orang yang udah nyebarin berita gak bener itu dan orang itu belum tau sedang berhadapan dengan siapa!
Tanpa ragu, tanpa rasa takut, dan penuh percaraya diri. Chiara melangkahkan kakinya ke sekolahnya melewati koridor-koridor kelas.
Bisik-bisik..
"Liat dech, gak punya malu banget ya" bisik salah satu dari segerombolan cewek di salah satu koridor.
"Iya tau tuh udah sok cantik ke genitan lagi sama Alfa kita ya kan" bisik yang disebelahnya lagi.
Karena udah males dengerin semua omongan para fans Alfa yang gak penting. Chiara pun buru-buru ke kelasnya. Saking buru-burunya dia nggak denger ada yang memanggilnya.
Saat masuk ke kelas temen sekelas Chiara yang juga fans Alfa menatapnya dengan tatapan yang menyebalkan. Dan paling parahnya lagi bangkunya ada yang dengan sengaja mencoret-coret bangkunya.
"Chiara lo dipanggilin dari tadi kenapa gak nyaut-nyaut sih. Pake acara jalan cepet lagi!" kata Metha dari arah belakang Chiara. Namun justru malah sama sekali gak mendapatkan reaspon dari Chiara sema sekali.
"Ar, lo kok diem aja sih" kata Metha dan menghampiri Chiara.
Betapa terkejutnya Metha melihat apa yang saat ini dia lihat.
"Ar, bangku lo?!" kata Metha terkejut.
"Ada yang coretin bangku gue dengan sengaja" desis Chiara yang lebih terkejut. " Kayaknya ini pake spidol permanen jadi susah dibersihin"
"Tapi lo gak papa kan, Ar?!"
"Gue gak apa-apa kok santay aja. Masih sisa 5 menit sebelum bel. Gue pergi ambil pembersih bentar" kata Chiara dengan muram.
Melihat Chiara yang terlihat muram membuat Metha merasa kasihan pada sahabatnya itu. Gara-gara kemarin Chiara jadi kena bully dari fans para Alfa.
Perasaan Chiara bener-bener kalut banget mungkin ini masih bisa dia tolerir tapi gimana kalo besok-besoknya. Untuk saat ini dia gak bisa lapor ke guru apalagi dia juga gak punya bukti untuk saat ini.
"Siapa yang udah dengan beraninya mengusik ketenangan gue. Dia bakal tau akibatnya!" batin Chiara.
Gak lama sepeninggalan Chiara, para Alfa datang dengan sikap seperti biasanya. tatapan para siswi yang begitu memuja pada Alfa dan tatapan membenci kepada Chiara.
Hingga bel masuk berbunyi Chiara juga belum kembali.
Farrel yang kebetulan sejak tadi memperhatikan bangku Chiara juga merasa khawatir. Takut jika Chiara kena bully yang lebih parah.
"Lo kenapa Rel?" tanya Alvis sedikit berbisik.
"Gak papa" jawabnya dingin.
Tokk..tokk..
"Maaf bu saya telat masuk" ucap Chiara dan menuju kebangkunya sambil membawa pembersih untuk bangkunya yang penuh coretan.
Alvian merasa kasihan kepada Chiara apa yang sudah dia peringatkan kemarin terjadi mungkin belum terlalu parah.
"Are you okey?" bisik Alvian ke Chiara yang duduk di sebelah bangkunya.
"Hmm" jawab Chiara dingin.
Jam pelajaran pun berakhir harusnya dia bisa istirahat dan pergi ke kantin. Tapi gara-gara ini dia gak bisa rasanya bener-bener kesel.
Sret..sret...
KAMU SEDANG MEMBACA
Boys Conflict
Teen FictionMenjadi pewaris tunggal Anthesia mengharuskan Chiara melakukan perubahan pada penampilannya. Sementara di sekolah barunya. Dia harus dihadapkan dengan 4 cowok populer dan tentunya ganteng, mampukah dia mengahadapi mereka? Ketika banyak bisikan cint...