Chiara berjalan menyusuri koridor sekolah yang sepi karena jam pelajaran saat ini sudah di mulai. Dia berjalan pelan kakinya masih terasa sakit belum lagi kepalanya juga terasa pusing. Dengan kondisinya yang seperti ini sangat tidak memungkinkan untuk dirinya ikut kelas.
“Keep the spirit, Chiara! Hadapi semua masalah dengan tenang. I can definitely get pas...” perkataan Chiara terhenti karena melihat ketiga cowok most wanted akan menuju ke arahnya. Dia pun segera membalikkan tubuhnya dan berjalan pergi secepat mungkin.
“Oh My God, kenapa harus mereka sih?” gerutu Chiara.
Chiara berusaha mempercepat langkahnya. Jantungnya berdetak tidak menentu. Kenapa disaat dia dalam kondisi yang nggak baik, dia harus bertemu mereka bertiga. Ini semua gara-gara keempat cewek gila itu. Rasanya kumpulan emosinya ingin meledak-ledak.
Brukkk
“Aww...” rintih Chiara memegangi keningnya. Dia merasa baru saja menubruk seseorang, dia segera mendongakkan kepalanya. Chiara kaget sekali karena yang dia tabrak barusan adalah cowok yang sangat dia kenali.
“Farrel, gimana bisa dia di depan gue sekarang? Tadi kan dia jalan sama Alvian dan Alvis! Atau jangan-jangan dia hantu?!”batinnya.
Chiara melangkah mundur tapi tangannya sudah di cengkeram kuat-kuat oleh Farrel.
“Tamatlah sudah riwayatmu Chaira!” batinnya lagi.
“Habis ke cebur dimana lo?” tanya Farrel dengan dingin yang makin membuat Chiara merasa detak jantungnya bekerja lebih cepat.
“Dan kenapa lo di sini nggak ke kelas? Habis dari mana aja?”
“Gue tadi tersesat dan gak tau arah balik ke kelas” jawabnya asal.
“Lo kan udah sekolah disini hampir 2 bulan gimana ceritanya bisa tersesat?!”
“Ya bisalah pokoknya” ketus Chiara
“Terus kenapa lo bisa basah kayak gini”
“Tadi ada hujan dadakan makanya gue basah kuyup”
“Gimana bisa hujan? Cuaca hari ini kan lagi cerah banget” ucap Farrel keheranan.
“Ahhh!! Lo nanya mulu kayak Pak Rt aja!” ucap Chiara yang mulai sedikit kesal.
Genggaman tangan Chiara sudah dilepaskan oleh Farrel sejak tadi. Dan saat Chiara akan pergi lagi justru tangannya di tarik lagi oleh Farrel.
“Lo ikut gue!”
“Lo mau bawa gue kemana, hah!!”
Farrel diam saja tidak menjawab dia melangkahkan kakinya lebih cepat ke sebuah ruangan yang berada di lantai atas.
Sebuah ruangan yang begitu besar dengan 3 sofa berukuran panjang dan 2 meja yang berada di depan sofa itu. Dan sebuah lemari berisikan beberapa foto yang tak lain adalah foto keempat Alfa itu. Dan ada ruangan kecil yang terletak di pojok kiri.
“Lo masuk aja ke sana” kata Farrel yang menunjuk ke ruangan kecil itu.
“Gak mau! Ntar ada kecoaknya lagi”
“Lo mau pake baju yang basah kayak gitu? Disana ada beberapa pasang seragam lo bisa ambil satu”
Chiara menganggukkan kepalanya dan masuk ke dalam. Dia begitu heran gimana bisa ada ruangan kayak gini dan kenapa dia baru tahu. Semua pertanyaan muncul di benaknya.
Tapi sekarang dia tahu kalai Farrel sama sekali tidak membencinya dan dia juga tidak segitu dinginnya. Walaupun kadang dia bersikap angkuh, dingin, dan kadang juga menatapnya dengan tajam tetapi dia memilik sisi yang baik juga. Farrel aja udah nolongin dia berkali-kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boys Conflict
Teen FictionMenjadi pewaris tunggal Anthesia mengharuskan Chiara melakukan perubahan pada penampilannya. Sementara di sekolah barunya. Dia harus dihadapkan dengan 4 cowok populer dan tentunya ganteng, mampukah dia mengahadapi mereka? Ketika banyak bisikan cint...