Part 19

210 69 22
                                    

Setelah Chiara dan teman-temannya makan dikantin mereka langsung pergi menuju kelasnya. Saat Chiara masuk ke kelas dia melihat Alvis yang duduk sendirian di bangkunya. Dia pun menghampiri Alvis.

“Hai!”

Alvis mendongakkan wajahnya dan melihat Chiara yang duduk disampingnya. Dia pun tersenyum manis ke arah Chiara.

“Soal tadi, makasih lo udah nolongin gue. Gue nggak tau kalau seandainya gak ada lo tadi”

Alvis mengangguk sambil mengelus puncak kepala Chiara.

Deg deg deg.

Jantungnya berdetak dengan cepat. Padahal dia hanya mengelus puncak kepalanya saja tapi jantungnya sudah nggak karuan. Chiara lalu kembali ke bangkunya sebelum kelas mulai ramai.

Hari ini adalah jam pelajaran Fisika itu artinya si guru botak alias Pak Lukman akan mengajarnya hari ini.

Pak Lukman masuk kedalam kelas dan menatap muridnya satu per satu.

“Sebelum bapak memulai pelajaran hari ini. Bapak mau memperkenalkan murid baru ke kalian semua”

Murid-murid di kelas mulai ribut. Mereka bertanya-tanya siapa yang akan jadi murid baru dikelas mereka. Seperti apa murid itu? Dari keluarga mana? Dan masih banyak lagi.

Sementara Chiara hanya diam saja dia tidak ikut ribut seperti murid lainnya. Dia lebih memilih memusatkan perhatiannya ke depan kelas. Hingga murid baru itu masuk ke kelasnya.

“Perkenalkan nama saya Louis Archi Orlando”

“Saya pindahan dari L.A. Jadi teman-teman saya mohon bantuannya”

Saat murid baru itu memperkenal dirinya hampir semua orang ribut.

“Dia itu beneran Louis kan?”

“Iya itu Louis. Salah satu dari Alfa yang menghilang itu”

“Keren banget gak kalah keren sama Alfa lainnya”

Kira-kira seperti itulah keributan mereka.
Chiara menatap kosong ke arah cowok yang berdiri di depan kelas itu. Dia menatap dan terus menatap. Hingga tanpa sengaja tatapan mereka bertemu dan saat itu senyum tipis terukir di wajah cowok itu dan Chiara.

“Baiklah saya perkenalan kamu sudah cukup. Lagian kamu dulu kan juga bersekolah disini. Dan silahkan kamu pilih bangku kamu”

Cowok itu mengedarkan pandangannya mencari bangku yang kosong. Banyak murid cewek yang menawarinya untuk duduk bersebalahan dengannya. Tapi perhatiannya justru terfokus dengan seorang murid cewek yang duduk diam dibangkunya.

“Hai! Boleh gue duduk disini?” ucap Louis yang menghampiri Chiara.

“Silahkan”

Sebenarnya Louis bisa saja duduk bersama Alfa lainnya tapi gak ada kursi kosong di antara mereka. Alvis sudah sebangku dengan murid lainnya sedangkan Alvian dia sudah sebangku dengan Farrel. Dan sebenarnya bukan hanya itu saja yang membuat dia memilih untuk duduk sebangku dengan Chiara. Melainkan karena...

“Lo kenapa pilih duduk di sana? Kenapa nggak bangku lainnya sih!” ucap Alvian yang mengrucutkan bibirnya.

Louis yang tahu kalau sahabatnya itu sedang cemburu malah semakin ingin membuatnya berbuat jail.

“Ya mau gimana lagi. Diantara banyak bangku kosong yang menarik perhatian dan fokus gue cuman bangku itu” seringai Louis yang mendapat tatapan tajam dari ketiga sahabatnya itu.

Kalimatnya barusan sukses membuat ketiga temannya cemburu. Tapi dia juga merasa penasaran bagian mana yang mereka suka dari cewek itu. Apa yang spesial dari cewek itu? Apapun itu alasannya hal itu harus dicegah dan inilah awal goncangan pada persahabatan mereka akan dimulai.

Boys ConflictTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang