Tidak terasa ini sudah memasuki pertengahan musim panas. Musim dimana matahari menjadi dua kali lebih garang dari musim biasanya. Musim yang paling membuat banyak orang kewalahan. Dimusim ini pula banyak orang yang tiba-tiba menjadi seorang temparamen, hanya karena udara panas yang dapat mempengaruhi emosi seseorang sehingga menjadi lebih mudah marah. Bagaimana tidak, kalau di pukul sepuluh yang seharusnya masih tergolong waktu pagi saja cuaca sudah mencapai tiga puluh dua derajat. Bayangkan apa yang akan terjadi dipertengah hari ketika matahari tengah dalam gejolaknya, benar-benar akan membuat siapun lebih ingin bergoler malas dilantai tanpa alas, ditemani sebatang ice cream yang dinikmati dibawah hembusan pendingin ruangan ataupun kipas angin yang berputar dalam mode kecepatan penuh.
Jian duduk bersimpuh dilantai tanpa alas. Meneguk nikmat jus jeruk dingin yang telah dicampurkan kedalam setumpuk es batu agar terasa jauh lebih dingin. Pagi ini ia baru saja menyelesaikan pekerjaan rumah, setelah dihari kemarin Jian melewatkan waktu bersih-bersih karena jadwal kuliah sepanjang hari yang membuat ia tak sempat melakukan tugasnya. Jadi sebagai gantinya ia mengerjakan semua pekerjaan rumah yang tertunda hari ini.
Usai meneguk habis jus jeruk dan mengistirahatkan sejenak tubuhnya, Jian kembali bangkit. Kali ini hendak bergerak menuju dapur untuk bersiap membuat sarapan, karena sejak pagi tadi ia belum sempat makan apapun. Sebelum menuju dapur, Jian menghentikan langkahnya sejenak sambil menatap kearah pintu kamar Seokjin. Seingatnya ia belum bertemu lagi dengan Seokjin sejak kemarin pagi saat hendak pergi kekampus. Bahkan hari ini saja Jian tidak tahu apakah dosen sekaligus tuan rumah itu masih berada di dalam kamarnya atau sudah berangkat bekerja, karena sejak bangun pukul tujuh pagi tadi Jian tidak melihat sosok Kim Seokjin keluar dari kamarnya.
Rasa penasaran Jian akhirnya membawa langkah gadis itu kehadapan pintu kamar Seokjin. Sejenak diliputi keragu-raguan, Jian akhirnya memberanikan diri mengetuk pintu kamar Seokjin, "Seokjin-ssi, kau didalam?" Ucap Jian sedikit menaikan volume suaranya. Namun tak ada jawaban dari dalam kamar. Jian pun kembali mengetuk pintu kamar Seokjin sekali lagi, "gyosu-nim, apa kau masih tidur?" panggil Jian sekali lagi dengan suara yang lebih terdengar seperti sebuah teriakan. Namun hasilnya masih sama, tak ada jawaban apapun dari si pemilik kamar yang entah masih berada didalam kamarnya atau tidak.
Karena tak mendapatkan jawaban, Jian akhirnya menyudahi rasa penasaran nya dengan berkesimpulan jika Seokjin mungkin sudah pergi pagi-pagi sekali sebelum Jian terbangun. Gadis itu pun lantas kembali kedapur untu melanjutkan niat maemasaknya yang sedikit tertunda untuk membuat sarapan yang mungkin lebih terasa seperti makan siang. Jian mengeluarkan beberapa bahan makanan seperti; sekotak kimchi yang diberikan oleh ibu Nara beberapa waktu lalu saat ia mengantar Nara ke Gangneung, kemudian sebungkus rumput laut kering dan dua butir telur. Mungkin sepiring nasi goreng cukup untuk menghilangkan rasa lapar selepas menguras banyak tenaga untuk berbenah rumah.
Dengan telaten Jian mulai bercokol dengan bahan makanan. Memotong lembaran kimchi yang sudah nampak menggugah selera menjadi bagian-bagian kecil, kemudian mengelurkan sisa nasi semalam yang masih tersisa banyak karena semalam memang hanya Jian yang makan tanpa Seokjin.
"Masak apa?"
"Kamjagiya" Jian hampir saja menjatuhkan sebutir telur ketika tiba-tiba Seokjin hadir dan berdiri tepat di sisi tubuhnya, "kau, sedang apa berada disini?"
"Aku?" Seokjin menunjuk dirinya sendiri, "memang apa yang salah saat pemilik rumah berada di dapurnya sendiri?"
Jian menggeleng cepat, "bukan begitu maksudku. Kupikir kau sudah keluar rumah. Kenapa tak menyahut saat aku panggil?" tanya Jian. Tak lama gadis itu meletakan sebutir telur yang berada dalam genggaman nya. Ia lantas mencondongkan wajah pada tubuh Seokjin saat hidung nya mencium aroma menyengat, "kau habis minum ya?" tanya Jian sambil mengendus tubuh Seokjin yang menguarkan aroma soju yang begitu menyengat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly Housemate
FanfictionKehidupan keras yang dialami Kim Jian membuatnya harus tinggal dengan dosen pengampu mata kuliah kimia dasar di tempatnya menimba ilmu. Banyak drama yang dihadapi Jian selama hidup dengan pria yang menurutnya punya kepribadian ganda saat di rumah da...