07: The Kim's

319 56 11
                                    

Kim Jian side

Mungkin disini aku yang lupa atau tak begitu memperhatikan—atau mungkin saat itu aku tak begitu berminat untuk mengamati seperti apa rupa dari sosok Kim Taehyung. Yang membekas dalam ingatanku perihal pertemuan pertama kami hanya wajah tegang yang sesekali melemparkan senyum kelewat canggung padaku.

Selama berhari-hari aku kerap kali disambangi pemikiran tentang Kim Taehyung. Tentang bagaimana hubungan pria itu dengan sang kakak—Kim Seokjin, sampai-sampai aku lupa mencoba untuk mengingat seperti apa visual sosok yang ternyata tak kalah tampan dari kakak nya.

Pria berperawakan tinggi tegap, memiliki wajah maskulin dan kharismatik. Garis rahang super tajam membuat kontur wajahnya menjadi salah satu anugerah besar yang Tuhan berikan padanya. Mata besar dengan hidung lancip menjadi sentuhan magic yang membuat wajahnya semakin bersinar. Dan jangan lupakan tentang bagaimana bibir itu akan membentuk sebuah persegi ketika ia menarik senyum serta tawa lebar. Sisi lain dari visual kharismatiknya yang akan melebur bersama sisi manis senyuman nya.

"Kau...kekasihnya Jin hyung, bukan?" tanya Taehyung yang tengah berdiri diambang pintu apartemen nya, sedangkan aku masih tercegat dibagian luar apartemen miliknya.

"Jin hyung?"

"Ah, maksudku Seokjin hyung. Aku terbiasa memanggilnya dengan sebutan Jin hyung."

Aku lantas mengangguk paham, "ah, Kim gyo—maksudku Seokjin op—pa. Ne, aku kekasihnya." Tersenyum canggung, aku melirik sosok manusia yang tengah mengamatiku dari depan pintu unit sebelah. Posisi pintu unit apartemen Taehyung yang tak dibuka sepenuhnya membuat pria itu dengan nyaman dan leluasa mengamatiku seperti seorang buronan saja.

"Tapi ngomong-ngomong ada keperluan apa kemari—ah, aku harus memangilmu dengan sebutan apa ya?" Taehyung menggaruk kikuk leher belakangnya sambil tersenyum canggung padaku.

Pun akhirnya aku mengulurkan tangan dengan segaris senyum, setelah sebelumnya sempat lupa jika pertemuan kami kala itu terlalu dibumbui banyak drama hingga tak sempat saling memeperkenalkan diri dengan adab yang seharusnya, "Jian, namaku Kim Jian. Maaf karena tempo hari tidak sempat memperkenalkan diri dengan baik."

Taehyung mengapit uluran tanganku. Mengeluarkan senyum kotak andalan nya, "aku Kim Taehyung. Dan soal situasi waktu itu, aku juga minta maaf karena memberi kesan pertama yang kurang menyenangka tentang keluarga kami yang terlihat aneh."

Aku menggeleng cepat, "tidak kok, hal seperti itu tidak perlu dipikirkan. Aku maklum jika setiap keluarga pasti punya konflik masing-masing, jadi tidak aneh sama sekali."

Lagi-lagi pria tinggi itu tersenyum kotak. Seperti sengaja sekali tebar pesona dan menusuk penuh kelemahanku saat melihat ia tersenyum dengan begitu lepas. Senyum tulus yang sebelum tidak kudapati. Senyum yang membuatku melihat dua senyumana secara bersamaan pada bibirnya—juga pada matanya yang akan menarik sebuah garis lengkung saat ia tersenyum. Ah sial, benar-benar mempesona.

"Oh ya, bagaimana pindahanmu? Apa ada sesuatu yang bisa kubantu? Sebenarnya aku datang kemari untuk sedikit membantumu, dan—" aku mengangkat kotak bekal ditanganku, "mengantarkan beberapa makanan." Ucapku sambil tersenyum. Sebenarnya geli sendiri bertamu dengan sekotak bekal konyol ide Kim Seokjin. Bukan soal kotak bekalnya, melainkan isi dari kotak bekalnya yang konyol dan kekanakan. Bagiman mungkin menyambut kepindahan seseorang dengan kimbab, telur gulung, tumis bulgogi, dan tempura goreng. Apa dia pikir Kim Taehyung itu akan pergi piknik.

"Makanan? Untuk ku?" tanya Taehyung dengan dahi mengkerut dan bibir yang sediit maju, menunjukan sisi lain nya yang terlihat manis.

Pun aku mengangguk. Kembali menunjukan kotak bekal padanya, "hm, aku membuatkan nya untukmu." kemudian sekejap kulirik singkat pria yang masih betah mengamatiku dari depan pintu unit apartemen di samping unit Taehyung, "tapi kakakmu yang memintaku membuatkan nya untukmu." ucapku dengan senyum miring, yang sontak saja menimbulkan gerakan komat-kamit dari bibir Kim Seokjin, yang kuyakini tengah mendumal atau malah tengah mengutuk ucapanku barusan karena memberi tahu Taehyung perihal ia yang menjadi dalang dibalik makanan yang kubawa. Padahal tadi sekali sebelum aku berkunjung ke apartemen Taehyung, ia sudah berpesan untuk tak memberi tahu adiknya jika Kim Seokjin adalah pencetus ide dari makanan yang kubawa.

Suddenly Housemate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang