Udara malam ini cukup dingin dari biasanya. Kendati berada di pertengahan musim panas rupanya tak membuat semilir angin berhembus dengan tenang. Namun rupanya tiupan angina malam yang terasa cukup menusuk tak membuat Kim Seokjin mengurungkan niat untuk menepati janjinya pada Jian dan menyelesaikan apa yang mungkin belum usai antara dirinya dan Anaa—meski Seokjin sendiri telah merasa jika semua keterikatan nya dengan Anna telah sepenuhnya ia tuntaskan.
Keduanya—Anna dan Seokjin duduk terdiam dikursi taman belakang gedung apartemen Seokjin. Pria itu sengaja membaa Anna keluar dari apartemen nya untuk membiarkan Jian memiliki waktu sendiri dan menenangkan diri.
"Bicaralah, bukan nya kau kemari untuk menemuiku? Sekarang aku sudah ada dihadapanmu, jadi bicarakan semua yang ingin kau bicarakan!" tukas Seokjin. Nada bicaraya terdengar tegas, sembari terasa membangun tembok besar untuk memberi sekat yang begitu kentara.
Anna yang merasa jika sikap Seokjin terlampau dingin dari yang ia bayangkan hanya dapat meremas kuat jemarinya. Wanita itu sekuat tenaga menahan nyeri di hatinya yang akan terasa begitu mengusik setiap kali mendengar penggalan-penggalan kata yang terdengar acuh keluar dari mulut Kim Seokjin, "aku datang kemari hanya ingin menemuimu, aku merindukanmu, Jin."
Pria itu—Kim Seokjin terkikih ringan. Wajahnya melengos tak percaya mendengar bagaimana wanita dihadapan nya begitu percaya diri mengungkapkan kerinduan, "ya terserah kau dengan rindumu itu. Tapi kutegaskan padamu, Anna-ssi, bagiku tak ada sedikitpun hal yang membuat kita perlu bertemu dikemudian hari. Aku sudah menyelesaikan semua masa laluku denganmu, dan saat ini ada masa depan dan seseorang yang ingin kujaga, jadi kuharap kau menghargai kehidupanku sekarang dan tidak mencoba untuk kembali hadir dihidupku." Tegas Seokjin. Tak ada sedikitpun rasa ragu dalam seluruh kaimatnya yang terangkai apik namun terdengar cukup tajam ditelinga Anna hingga membuat gadis itu tanpa sadar meneteskan air matanya.
" Apa kau sudah benar-benar melupakanku, Jin? Sudah tidak ada aku dalam hatimu?" Tanya Anna. Pertanyaan yang sesungguhnya Anna takutkan, jikalau jawaban Seokjin bertabrakan dengan bagaimana hatinya berharap mungkin saja masih tersisa kenangan masa lalu yang akan membuat Seokjin sedikit membuka hatinya kembali untuk Anna.
Tapi mungkin apa yang Seokjin rasakan saat ini adalah kebenaran nya. Pria itu dengan mantap mengangguk tanpa ragu. Membenarkan bahwa kini tidak ada lagi nama Jung Anna dalam hidupnya. Sekarang semuanya sudah tergantikan oleh Kim Jian yang mampu menyembuhkan luka hati Seokjin sepenuhnya, "kau hanya masa lalu untuk ku, Ann. Tempatmu tidak lagi di hidupku."
"Tapi bagaimana mungkin begitu mudah untukmu melupakan aku? Sedangkan aku, sekuat apapun aku melupakanmu tetap saja tidak bisa?"
Seokjin sejenak menghela napas. Kali ini matanya menatap Anna dengan lamat, memperhatikan wajah wanita yang dulu pernah begitu ia cintai itu dengan seksama, "mudah karena kau bukan aku. Tapi seperti apa caraku melupakanmu biar itu jadi urusanku, dan tentang sulitnya kau melupakanku itu jadi konsekuensimu. Aku hanya tidak ingin ada dirimu lagi dalam hidupku, Ann."
"Lalu bagaimana jika sebenarnya bukan kehendak ku untuk meninggalkanmu? "
"Apa pun alasanmu, kenyataan kau meninggalkanku sudah cukup menjelaskan jika dulu aku tidak berada dalam prioritas hidupmu sebagaimana aku menempatkanmu sebagai seseorang yang paling penting dalam hid—"
"Kanker hati, kau tahu Kim Taehyung mengidap kanker hati?" Sela Anna.
Seokjin yang Nampak tak mengerti sekaligus terkejut mengapit lama kelopak matanya sembari berpikir pernahkan ia mendengar jika Taehyung mengidap penyakit yang disebutkan Anna tadi, "apa maksudmu dengan Taehyung mengidap kanker hati?"
Anna mengela napasnya dengan panjang. Wanita itu menghapus deras air matanya. Kini sudah waktunya menceritakan segala sesuatu yang terjadi dimasa lalu. Meluruskan semua kekeliruan yang telah menghancurkan hubungan antara dirinya, Kim Seokjin dan Kim Taehyung, "lima tahun lalu, tepat saat aku mengetahu kalau Taehyung menderita kanker hati." Anna menjeda sejenak penjelasan nya, sesaat melirik singkat pada Seokjin yang wajahnya begitu tertegun, "dan tepat saat itu juga aku tahu jika ternyata Taehyung memiliki perasaan padaku, tapi dia hanya mampu memendamnya karena saat itu aku adalah kekasihmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly Housemate
FanfictionKehidupan keras yang dialami Kim Jian membuatnya harus tinggal dengan dosen pengampu mata kuliah kimia dasar di tempatnya menimba ilmu. Banyak drama yang dihadapi Jian selama hidup dengan pria yang menurutnya punya kepribadian ganda saat di rumah da...