Dirga menyemprotkan parfum miliknya ke hampir seluruh bagian tubuhnya. Ia mengambil sepatu adidas miliknya yang tersimpan di lemari dan memakainya di luar kamar. Mamanya yang kebetulan hendak menyusun baju-baju yang telah di laundry terheran-heran melihat anak sulungnya kini sudah rapi di pagi-pagi buta jam segini. Setahunya, selepas salat subuh, Dirga lebih memilih melanjutkan tidurnya hingga jam 10-an atau hingga di siram air oleh adiknya itu.
"Loh, mau kemana kamu le? Ini masih jam setengah enam loh! Aduh, kamu ketumpahan parfum apa gimana sih?! Kok harumnya nyengat banget!" Omel sang Mama pada anak lelakinya.
"Iss, si Mama. Dirga ijin mau ke Bogor, tempat Mbah. Ini parfumnya biar tahan seharian dipake nya banyak gini, mamahkuu sayangg."
"Tempat Mbahmu di Bogor? Roma-romanya kamu gak pergi sendirian. Pergi sama siapa?" Tanya Mama Dirga penuh selidik.
"Calon menantunya mamah."
"Whatt??? Mas Dirga lagi deket sama cewek? Siapa lagi Mas?!!" Jawab Ocha yang tiba-tiba muncul dari kamarnya.
"Yah, Ga. Padahal Mamah udah ada rencana jodohin kamu loh tap-"
"Siapa yang mau kamu seriusin? Sejauh ini kamu gak pernah tuh nyebut pacarmu yang dulu-dulu itu calon menantu atau calon istri, artinya kamu betulan serius sama ucapan mu, Papa tau." Sela Papa Dirga yang baru muncul, mengagetkan kedua anaknya sekaligus sang istri.
Papa dan Mama Dirga memang gencar sekali menginginkan anaknya itu menikah. Umur Dirga itu sudah melebihi idealnya umur lelaki untuk menikah, Dirga juga sudah melaksanakan tugas untuk membahagiakan mereka. Bahkan memenuhi keinginan orang tuanya itu. Mulai dari membelikan mereka rumah, umroh, mobil, sampai naik haji pun sudah terlaksanakan berkat Dirga. Jadi, apalagi yang mau ditunggu oleh sang anak yang sudah begitu mapan? Bermain-main dengan berpacaran itu tidaklah cocok di umur Dirga sekarang, sudah saatnya Dirga berhubungan serius dengan seorang wanita.
Dirga tersenyum singkat mendengar ungkapan Papanya barusan. Papa dan Mama nya memang ikut ambil alih menyeleksi calon istri Dirga atau calon menantu mereka agar anaknya itu tidak salah mengambil langkah.
"Papa tau perempuan yang waktu itu makan bareng kita beberapa minggu lalu?" Tanya Dirga
"Subhanallah, Mbak Liya?! Kapan Mas jadiannya?!" Teriak Ocha terkejut sekaligus kegirangan mendengar penuturan sang kakak.
"Mas gak pacaran, Cha. Niatnya Mas memang awalnya begitu, tapi setelah pendekatan, karakter dan sifat Liya itu pas banget buat dijadiin calon istri, jadi kalau sudah didepan mata, untuk apa dilewatkan." Jawab Dirga.
Sang Papa yang mendengar menghampiri Dirga dan menepuk pundaknya.
"Papa percaya kamu. Kamu pasti mau mencari yang terbaik, Papa tau selama ini kamu pacaran cuma untuk senang-senang atau bermain-main. Tapi nak, kamu sudah saatnya serius dengan seorang wanita."
"Hiks hiks."
"Lohh, Mama kenapa nangis, Mah?" Tanya Dirga pada sang Mama yang tiba-tiba menangis. Ia kira Mamanya menangis karena terharu akhirnya sang anak lelakinya ingin menuju ke jenjang serius ternyata...
"Mama takut nya kamu di tolak, Ga. Memangnya Aliya mau sama kebo kaya kamu."
Alhasil keluarga kecil itu mengawali paginya dengan tertawa karena jawaban yang di lontarkan nyonya besar di rumah itu.
💑
Dirga turun dari mobil begitu melihat Aliya yang tengah menyeberang jalan. Wanita itu terlihat cantik hanya dengan pakaian simple dan rambut pendek yang dikuncir sebagian. Riasannya sangatlah natural walaupun wajahnya terlihat masih mengantuk.
"Maaf saya lama ya, Mas. Tadi ketiduran sebentar, soalnya abis ngerjain pesanan tadi malam." Ucap Aliya merasa tidak enak pada pria yang sekarang duduk disampingnya.
"Santai aja, Ya. Kaya sama siapa aja sih kamu ini."
Dirga lalu mengamati pergerakan Aliya melepas kedua headseat putih yang menempel di telinganya.
"Kenapa dilepas, Ya? Tidur aja kalo kamu masih ngantuk. Tadi kan kamu bilang habis begadang ngerjain pesanan semalam."
"Gak papa, Mas. Masa Mas Dirga nyetir saya malah tidur, malahan Mas nanti yang ngantuk karena gak ada teman ngobrol." Jawab Aliya.
Diam-diam Dirga tersenyum dengan perlakuan kecil yang menurutnya manis. Sepanjang perjalanan mereka habiskan dengan bercengkerama ditemani roti isi dan teh hangat yang Aliya siapkan dari rumah.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 3 jam karena kondisi jalan yang cukup macet. Dirga dan Aliya sampai di depan sebuah rumah dari kayu ulin yang cukup unik. Yang Aliya tahu, rumah itu adalah rumah dari nenek atau biasa Dirga panggil Mbah.
Dari tempatnya berdiri sekarang, Aliya dapat melihat seorang wanita tua yang masih terlihat bugar tengah menyapu halaman rumah dengan sapu lidi.
"Assalamualaikum Mbah." Ucap Dirga dan Aliya bersamaan.
"Waalaikumsalam, ya Allah gusti, cucu ku yang bagus tenann iki kenapa baru muncul?."
Dirga disambut dengan pelukan hangat dari Mbahnya. Setelah beranjak melepaskan pelukannya dari Dirga, Mbah menoleh pada Aliya yang tersenyum ramah.
"Aduhh ayu tenan nduk, namamu siapa cah ayu?"
"Aliya mbah."
"Ayu tenan iki Ga, Ndak boleh disia-siakan. Mbah kira kamu bakal kesini lagi sama perempuan waktu itu." Bisik Mbah di telinga Dirga.
Mendengar bisikan yang dituturkan Mbah, Dirga hanya tersenyum masam.
"Sebentar ya, Mbah tinggal masak dulu. Dirumah ndak ada apa-apa, Mbah belum ke pasar soalnya. Lagian kamu Ga, gak mau kabar-kabar dulu kalau mau kesini."
"Ndak usah repot-repot Mbah, kebetulan Aliya bawa bekal banyak dari rumah. Cukup untuk di makan ramai-ramai disini."
Mbah menatap Dirga dengan senyuman misteriusnya. Aliya sibuk menyajikan masakannya berupa ikan goreng, sambal terasi serta sayur bening, Dirga tak henti menatap lekat setiap pergerakan yang dilakukan wanita cantik itu.
"Makanya cepat-cepat halalkan aja, Ga. Mbah yang baru melihat aja sudah jatuh cinta loh dengan paras dan sikapnya."
"Ini tujuan Dirga kesini, pengen minta restu, kalau Mbah setuju ya Dirga lanjutin kalau enggak yaaa Dirga berhenti. Tapi kayanya sih Mbah setuju ya, hehehe." Jawab Dirga kepada Mbahnya.
Setelah itu, mereka bertiga menghabiskan waktu untuk makan siang bersama sembari saling bercengkerama.
✔Part 8 end
Maaf ya aku hiatus sebentar karena kemarin sibuk sekolah dan ujian. Jadi terbengkalai cerita ini hehe.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Wedding
RandomPertemuan singkat yang berakhir dengan akad💙 "Ga, kalo kamu mau kenalin calon istri kamu ke Mama, Pastikan dulu dia sudah baik dan bener. Kalo enggak, ya nanti Mama carikan aja deh." - Mama Dirga, 2019