Part 4 - Tersadar

1.8K 287 19
                                    

Terhitung sudah seminggu sejak kedatangan Dirga ke toko kuenya, lelaki itu tidak ada menghubunginya sama sekali. Bukankah itu hal yang wajar? Tapi kenapa Aliya begitu berharap lelaki bernama lengkap Bagas Dirgantara itu menghubunginya? Kenapa juga Aliya harus baper dengan ucapan dari Mbak Riska? Padahal ia tau, mungkin saja Dirga memang hanya berniat mampir ke tempatnya untuk memesan kue, tidak lebih. Perihal Dirga yang tidak suka makanan manis, apa salahnya sesekali mencobanya, mungkin. Ayolah, Aliya, tidak boleh berharap lebih pada lelaki itu.

Namun, siapa sangka beberapa jam yang lalu Dirga mengirimkan pesan untuknya membuatnya terkejut dan senang secara bersamaan .

Bgs_Dirgantara

Saya pesan muffin cokelat buatan kamu ya, antar saja ke kantor saya. Riska tau kok alamatnya, kalo boleh langsung ke ruangan saya ya, temani makan siang:)

Iya, hanya meminta mengantar kue. Namun, kalimat terakhirnya membuat Aliya entah mengapa merasa bahagia. Perihal pesan tersebut, ia tidak boleh terlalu berharap, mungkin saja memang Dirga hanya ingin membuat suasana di pesan tersebut tidak canggung.

Aliya bangkit dari duduknya lalu mengemas pesanan yang tadi dipesan oleh Dirga serapi mungkin, agar si pelanggan tidak merasa kecewa dengan tampilan kue yang ia bawa, mungkin agar pelanggan istimewanya kali ini merasa puas. Aliya lalu memeriksa terlebih dahulu muffin cokelat yang sudah ia siapkan kalau-kalau ada yang kurang.

 Aliya lalu memeriksa terlebih dahulu muffin cokelat yang sudah ia siapkan kalau-kalau ada yang kurang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Muffin cokelatnya telah siap. Saatnya mengatur degup jantung sebelum bertemu si pelanggan, Aliya.

💑

Aliya melangkahkan kakinya memasuki gedung kantor yang menjulang tinggi di hadapannya itu. Ia menenteng sebuah plastik hitam di tangan kanannya dan menghampiri sebuah meja yang merupakan resepsionis di kantor tersebut.

"Permisi, Mbak. Saya dari Radinka's Bakery ingin mengantar pesanan atas nama Pak Dirga di ruangannya, apa ada?" Tanya Aliya tidak lupa memasang senyum manisnya.

"Oh Pak Bagas, Mbak?" Tanya balik resepsionis tersebut.

"Bukan Mbak, Pak Dirga."

"Maksud saya Pak Bagas Dirgantara, Mbak. Kalogitu, saya tanya dulu dengan yang bersangkutan ya, Mbak."

Resepsionis cantik itu meninggalkan Aliya yang malu karena lupa dengan nama lain Dirga.

"Mbak bisa langsung saja ke lantai 3 di ruangan yang paling pojok ya,Mbak."

"Iya, terima kasih."

Melihat lift yang cukup penuh, Aliya terpaksa mengambil jalan pintas dengan tangga. Walaupun cukup melelahkan, setidaknya ia tidak mau pelanggannya kecewa karena keterlambatan pengantaran.

My WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang