Hari ini, Dirga sudah diperbolehkan pulang dari Rumah Sakit. Karena Mama dan Papa tidak bisa mengantarnya pulang karena urusan mendesak, jadilah Aliya dan Ocha yang akan mengantarnya pulang. Didalam ruang rawat, ada Aliya yang menemaninya, sedangkan Ocha sedang mengurus administrasi dan menebus obat.
"Mas, Mau mandi? Aku siapin ya bajunya." Ujar Aliya ketika melihat Dirga mengambil handuk.
"Aku seka-seka aja, Yang. Takutnya demam lagi kalo mandi."
Sementara Dirga membersihkan diri, Aliya merapikan barang-barang Dirga dan Mama, seperti termos air, selimut, dan beberapa potong kaus Dirga yang hampir semuanya berwarna hitam. Semenjak Aliya memberitahu bahwa ia menyukai laki-laki ketika memakai kaos hitam, Dirga seperti tak pernah bosan memakai t-shirt atau baju berwarna hitam.
Setelah selesai membersihkan diri, Dirga menemukan Aliya yang masih repot membereskan barang-barang miliknya. Merasa tau diri, Dirga berniat membantu Aliya. Sayangnya, niatnya itu di cegah oleh Aliya karena tak ingin Dirga ikut kelelahan. Akhirnya Dirga hanya duduk di ranjang memainkan ponsel sambil memperhatikan Aliya yang terlihat istriable sekali.
Mereka berdua menoleh begitu mendengar suara pintu terbuka, rupanya si dokter akan mengecek kondisi Dirga sebelum pulang. Dokter itu kelihatannya masih muda, mungkin sepantaran dengan umur Aliya atau Dirga.
"Adiknya cantik-cantik ya, Mas." Celetuk si dokter sambil melihat ke arah Aliya yang sibuk dengan ponsel.
"Siapa, Dok?"
"Itu Adeknya yang lagi main hp." Jawab si Dokter.
Merasa di perhatikan, Aliya menoleh disambut senyuman si Dokter muda. Karena tingkat kepekaan yang begitu rendah, Aliya ikut membalasnya dengan senyuman juga. Melihat itu, Dirga mendelik. Si Dokter brondong ini tengah berupaya modusin Aliya, rupanya. Bukan tanpa alasan Dirga berfikir demikian. Kemarin-kemarin waktu si Dokter mengeceknya, ada Ocha disana, tapi reaksi si Dokter biasa saja, tidak bertanya-tanya seperti ini.
"Bukan, Dok. Calon istri saya."
Skakmat, si Dokter hanya bisa meringis. Dirga juga dapat menyimpulkan si Dokter ini sedang tidak fokus karena patah hati, rasain, kalah sebelum berperang ini namanya.
Sepeninggal si Dokter, Aliya memakaikan jaket ke tubuh Dirga. Dirga pun tersenyum menyambutnya. Sambil menunggu Ocha datang, Aliya memijat punggung Dirga perlahan.
"Berkasnya udah di taruh ke Mama, Yang?" Tanya Dirga.
"Udah semua, Mas. Surat-suratnya dari kelurahan sama pengadilan agama udah jadi satu dalam Map. Beneran besok banget Mas ke KUA nya? Kan baru sembuh, Mas." Ujar Aliya khawatir.
Mereka memang sudah menentukan tanggal sewaktu Dirga dan keluarga berada di Solo. Hanya saja, Dirga belum sempat mendaftarkan pernikahan mereka ke KUA.
"Mumpung masih libur, Ya. Besok masih hari kerja, pasti gak terlalu ngantre. Kita jadinya gak repot, tinggal ngurus buat resepsi." Jelas Dirga yang diiyakan Aliya.
Begitu Ocha datang, mereka mengangkut barang-barang ke dalam mobil. Dirga duduk di depan bersama sang sopir. Sedangkan Aliya dan Ocha duduk di belakang. Posisi itu juga Ocha yang meminta, ia sudah capek menyaksikan Kakak dan calon kakak iparnya begitu lengket tak terpisahkan, panas.
"Kamu tuh, Cha! Bagus-bagus di depan aja udah." Ujar Dirga.
"Terus dari spion aku ngeliatin Mbak sama Mas pacaran?! Mbuh ah." Jawab Ocha.
Aliya hanya tertawa menanggapi kakak beradik yang tak pernah akur padahal saling menyayangi itu. Berbeda dengan dia yang begitu sayang dan perhatian pada Farel, adik kandungnya.
"Mbak Aya, gak ada niatan deketin aku sama adeknya gitu, Mbak?" Tanya Ocha malu-malu.
"Farel?" Tanya balik Aliya.
Ocha menganggukkan kepala malu-malu. Dirga yang melihatnya, memandang jijik sang adik.
"Dia udah taken sih, Cha. Sayang banget." Ujar Aliya memberitahu.
Wajah memelas langsung terpasang di wajah Ocha, mengetahui targetnya sudah taken. Sementara Dirga malah menertawai adiknya seolah mengejek.
"Memang kamu udah bisa apa, mau pacar-pacaran, hm? Sama si Mark aja gak sampe sebulan, to kamu?"
"Apaan sih, Mas. Mantan kok dibahas, ih."
"Tapi, Cha. Sepupu cowok Mbak banyak loh. Mbak itu satu-satunya generasi cewek di keluarga, hahaha. 5 orang sisanya, cowok semua." Ucap Aliya.
Wajah Ocha mendadak antusias mendengar penuturan Aliya. Masih banyak serbuk berlian tersembunyi dalam keluarga Aliya rupanya.
"Kenalin ke Ocha satu bisa tuh, Mbak."
"Nanti pasti pada ngumpul kok kalo aku nikah. Mereka pada sedih begitu tau Mbak mau nikah, hehehe." Ujar Aliya.
"Dengerin tuh, Mas! Mas berani macem-macem sama Mbak Aliya, langsung diajak tawuran sama saudara-saudaranya." Ujar Ocha memperingati.
Dalam hati, Dirga mengiyakannya. Pantas saja, Aliya termasuk spesies wanita yang gak peka. Ternyata dia dikelilingi banyak saudara cowok yang pasti dilabeli kata 'gak pekaan'.
Lama mengobrol, tanpa disadari mereka sudah sampai di rumah. Aliya berpamitan pada Ocha dan Dirga untuk pulang karena toko tak ada yang menjaga.
Sebelum pulang, Dirga menghampiri kekasihnya untuk berterima kasih. Sepertinya, Aliya begitu kerepotan beberapa hari ini mengurusi Dirga yang sakit. Membawakan makanan, menyiapkan obat, bahkan Aliya tak segan untuk memijat bagian tubuh Dirga yang sakit. Belum menikah saja Aliya sudah seperhatian itu dengannya, bagaimana nanti kalau mereka sudah menikah? Pasti akan lebih afdol untuk Dirga bermanja-manjaan dengan Aliya.
"Makasih, Yang. Kalo udah nyampe rumah kabarin, ya!" Ucap Dirga.
Aliya tersenyum mengangguk lalu bergegas pergi. Namun, jantungnya berdetak tak karuan karena Dirga tiba-tiba mengacak rambutnya. Apa Dirga tidak tau, akibat perbuatannya itu, bukan hanya rambutnya yang berantakan, hatinya juga. Aliya mana pernah diperlakukan seperti itu, tau sendiri kan bagaimana Aliya 25 tahun hidup menjomblo?
Skinship sederhana yang dilakukan Dirga baru saja membuat Aliya tak karuan, apalagi kalau nanti sudah halal, bisa-bisa Aliya kena riwayat jantung.
🤵👰
✔ Part 16
Vote dan commentnya ya seyeng-seyeng.
Kalo kalian bosen dirumah aja, monggo dibaca workku yang lain hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wedding
RandomPertemuan singkat yang berakhir dengan akad💙 "Ga, kalo kamu mau kenalin calon istri kamu ke Mama, Pastikan dulu dia sudah baik dan bener. Kalo enggak, ya nanti Mama carikan aja deh." - Mama Dirga, 2019