Jangan lupa klik vote dan commentnya☺
Raut kecewa tercetak jelas di wajah manis Aliya. Bagaimana tidak, Dirga yang katanya akan menjemputnya pergi bersama untuk bertemu pihak gedung yang nantinya akan menjadi tempat terlaksananya resepsi mereka, malah tidak memunculkan kabar sama sekali. Sekalinya memberi kabar, malah membatalkan janji dengan alasan ada urusan pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan.
Bukan masalah sepele, Aliya menunggu hampir setengah jam untuk dijemput Dirga pergi bersama, nyatanya ia malah mendapat pesan yang mengecewakan. Lelaki itu tidak bisa menjemputnya dan memintanya untuk bertemu di tempat janjian saja.
Sampai di tempat janjian pun Dirga tak kunjung memunculkan batang hidungnya, bahkan hampir dua jam Aliya menunggu. Belum lagi, dirinya yang harus kebingungan di tanya sana-sini oleh pihak gedung yang bersamanya.
Aliya bukanlah tipe perempuan yang moodyan. Tapi entah kenapa, begitu keluar dari restoran setelah melakukan pembicaraan penting dengan si pihak gedung, mood Aliya benar-benar hancur. Rasanya seperti di php. Jadi begini to, rasanya si Cici yang sering di phpin sama mantannya yang bernama jaelani. Apa, perlu diperjelas bahwa ini pertama kalinya Aliya berhubungan lebih dari sekedar teman dengan lawan jenis, padahal banyak saja yang naksir Aliya, sayangnya tingkat kepekaan Aliya begitu rendah.
Dari tadi Aliya terus berpikir, apa mungkin Dirga masih marah dengannya sehingga membatalkan pertemuan secara sepihak. Beberapa hari yang lalu mereka berdua memang sempat berselisih paham hanya karena warna pakaian atau kebaya yang nantinya mereka pakai. Aliya inginnya biru, tapi Dirga maunya putih. Dengan sedikit perdebatan, akhirnya Mama Dirga mengusulkan mereka memakai kedua warna tersebut. Dan Aliya dapat melihat raut kekesalan dari wajah Dirga meskipun si lelaki setuju dengan pendapat sang Mama.
Apa iya karena itu Dirga masih kesal pada Aliya, sampai membatalkan janjinya ini? Terlalu asik melamun, Aliya sampai tidak sadar dirinya kini berada di tengah kerumunan orang. Daripada terus-terusan terjebak dengan mood buruk, Aliya memilih melangkahkan kakinya ke minimarket di dalam pusat perbelanjaan itu, membeli bahan-bahan untuk persediaan toko kue miliknya.
Setelah itu, Aliya membawa dirinya menuju ke grandmedia untuk mencari buku resep masakan terbaru yang pastinya akan ia pakai untuk mencoba resep baru di waktu senggang.
Begitu melangkahkan kaki keluar setelah membeli buku resep, pandangan Aliya tertuju pada dua manusia berbeda jenis yang berada di dalam toko pernak-pernik wanita, blueberry. Kebetulan, toko blueberry itu berada di seberang grandmedia yang baru saja Aliya masuki.
Di depan matanya, Aliya bisa melihat Dirga yang tengah digandeng oleh seorang wanita yang sejujurnya tidak Aliya sukai, Hena dengan pakaian minimnya yang mengundang nafsu para kaum adam. Untung saja Aliya bukanlah seperti tipe wanita yang melabrak pelakor di depan umum hingga viral. Cukup sekali ia menjadi viral hanya karena dilabrak di depan umum waktu itu, ia tidak mau menyamai dirinya dengan pelaku yang melabraknya waktu itu.
Aliya meremas kuat plastik-plastik belanjaannya. Ia dengan gesit mengeluarkan handphonenya dari dalam tas. Mencoba menghubungi lelaki yang seharusnya ada bersamanya sekarang.
Dari tempatnya berdiri, Aliya dapat melihat Hena yang menghalangi Dirga untuk mengangkat telfon darinya. Ia sudah menduga, pasti Hena yang menahan Dirga, setelah apa yang sudah Hena lakukan pada Dirga, mana mungkin Dirga tertipu begitu saja. Biarpun begitu, Aliya jujur saja kecewa karena Dirga membohongi dirinya. Kalau saja Dirga jujur mungkin Aliya dapat memakluminya. Sayangnya Dirga berbohong, bahkan sampai membuat Aliya menunggu lama.
"Assalamualaikum Mas, lagi dimana?" Tanya Aliya dengan nada biasa.
"O-oh i-ni lagi ada urusan kerja sama temen."
Aliya dapat melihat wajah Dirga dan mendengar suaranya yang gelisah. Di samping Dirga, Hena bersedekap sambil memutar malas bola matanya.
"Urusan kerjanya di blueberry, ya Mas?"
"Hah?"
"Mas kalau mau janjian sama perempuan lain, jangan ditempat janjian yang sama kaya tempat janjian kita."
"Kamu ngomong opo to, Ya?"
"Huft. Kalo mau batalin ndakpapa kok ,Mas. Mumpung undangan belum disebar. Itu, jangan lupa Henanya diajak makan, nanti kecapekan loh kalo belanja terus."
Setelah berkata demikian, Aliya pergi mencari taksi untuk pulang. Ia sempat melihat Dirga yang mengedarkan pandang mencari keberadaannya.
Sebenarnya, Aliya tidak mau mengucapkan perihal pembatalan pernikahan. Tapi bibirnya menuntunnya untuk mengucapkan kalimat itu, jujur saja Aliya jadi ragu, apakah Dirga memang benar-benar sudah move on dari Hena atau belum. Aliya takut dirinya hanya jadi pelampiasan semata.
Sementara Dirga masih bingung mencari keberadaan Aliya di seluruh penjuru mall. Bagaimana ia bisa lupa kalau dirinya punya janji dengan Aliya di restoran dalam pusat perbelanjaan tersebut. Dirga panik luar biasa, apalagi mendengar ucapan terakhir Aliya di telefon, ditambah lagi Hena masih terus mengintilinya. Ia tidak mau hal yang diucapkan Aliya benar-benar kejadian, Dirga tidak mau kehilangan Aliya.
🤵👰
✔ Part 18
- Terima kasih 19k pembacanya yang kuharap terhibur dengan cerita ini, walaupun aku tau yang vote dan comment kebanyakan dari orang itu-itu aja hehehe.
- Ohiya, para readers selamat berpuasa. Cerita ini masih aman kok dibaca pas bulan puasa karena gakada unsur dewasanya hehehe. Tetap ingat selalu stay at home ya!
- btw badainya cuma part ini doang kok, ehehehe. Beberapa part lagi bakal ending, jadi mungkin aku bakalan sering update.🤭
Salam dari mbak Alya💙💙
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wedding
De TodoPertemuan singkat yang berakhir dengan akad💙 "Ga, kalo kamu mau kenalin calon istri kamu ke Mama, Pastikan dulu dia sudah baik dan bener. Kalo enggak, ya nanti Mama carikan aja deh." - Mama Dirga, 2019