Selepas menikmati makanan, Dirga mengajak Aliya berkeliling disekitar kawasan Bogor tempat Mbahnya, ia mengajak Aliya melewati perkebunan teh, memasuki rumah pohon, melewati taman hingga sungai yang cukup deras. Ia cukup takjub melihat perempuan yang berada di sebelahnya ini begitu semangat ketika diajak berkeliling, padahal ketika membawa mantan kekasihnya dulu, yang ia dapatkan hanya keluhan yang tidak mengenakkan untuk didengar.
"Gak Capek, Ya? Muka kamu keringetan tuh, disini emang panas sih, tapi ntar kalo sore bakalan dingin banget."
"Enggak kok Mas, seru banget malahan. Memang daerah begini kalau siang bakal panas, tapi kalo malamnya pasti dingin banget."
Aliya menunduk menutupi silaunya matahari yang menerpa wajahnya langsung. Tanpa ia sadari, kepalanya sekarang sudah tertutupi oleh topi yang Dirga pakai dari tadi. Tangan Dirga juga ikut membantu merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.
"Eh, nanti malah Mas loh yang kepanasan kalau topinya Aliya yang pake." Ujar Aliya kepada lelaki dihadapannya.
"Aku gak masalah, Ya. Siapa yang tega coba liat muka kamu merah gitu karena panas."
Aliya menundukkan wajahnya demi menyembunyikan senyuman yang diam-diam lolos dari bibirnya.
"Ayo balik ke rumah Mbah. Sebentar lagi sore, kita kan mau pulang, jadi istirahat dulu bentar." Ajak Dirga pada Aliya.
Begitu sampai, 2 jam Dirga terlelap di sofa ruang tamu, ia akhirnya bangun dari tidurnya, mendapati Mbahnya dan Aliya yang sedang berbincang sembari memakan brownies yang mungkin dibawakan oleh Aliya.
"Oalah le baru bangun, coba rasain ini brownies almond kukus buatan Cah ayu iki, sedap betul rasane." Puji Mbah kepada Aliya.
Sepertinya Mbahnya benar-benar menyambut baik kehadiran Aliya, sikap Mbahnya berbeda 180° dari wanita sebelumnya yang ia bawa menemui Mbahnya dulu. Jelas sekali, Mbah merasa begitu nyaman dengan kehadiran Aliya, inilah yang Dirga butuhkan untuk memantapkan hatinya mengajak wanita yang kini tengah tersenyum manis itu untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius.
Tidak mungkin ia tega mengajak wanita sebaik Aliya untuk bermain-main, jelas begitu banyak pria yang mengantri ingin menjadikan Aliya calon istri, dilihat dari sifatnya yang ramah, baik hati, sabar dan penyayang, ditambah parasnya yang rupawan itu, tidak mungkin Dirga melewatkannya, Seperti kata Riska terdahulu, bisa-bisa dirinya keduluan lelaki lain jika tak cepat-cepat tancap gas.
Setelah bersiap-siap, Aliya dan Dirga berpamitan kepada Mbah Dirga yang memasang raut sedih seolah tidak rela mereka pulang.
"Mbah, makasih banyak waktunya loh, Liya sama Mas Dirga balik dulu yaa." Pamit Aliya pada Mbah.
"Padahal Mbah pingin ngobrol sama Nak Liya lebih lama." Ujar Mbah terlihat sedih.
"Yee Mbah, sama Liya aja nih? Sama Dirga enggak dong berarti?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wedding
RandomPertemuan singkat yang berakhir dengan akad💙 "Ga, kalo kamu mau kenalin calon istri kamu ke Mama, Pastikan dulu dia sudah baik dan bener. Kalo enggak, ya nanti Mama carikan aja deh." - Mama Dirga, 2019