SWEET HONEY Part 18

3.5K 304 58
                                    

"Tuan ... apa kita batalkan saja rencana kita?"

Seketika hati Reymond mencelis.

"Kenapa?"

"Karena ... sepertinya ini salah. Status kita beda kasta. Gimana kalau orang tuamu tahu tentang jati diriku yang cuma seorang ART? Jika orang-orang tahu, mungkin mereka akan mencemoohmu. Mana mungkin orang terpandang beristrikan seorang miskin seperti saya."

Pria tinggi tegap itu tersenyum lebar. Menampakkan lesung pipit di kedua pipi. Kemudian memutar tubuh ke arah gadis di sampingnya.

"Kamu mulai suka sama aku, ya?"

"Apa?" Hani tak mengerti.

"Buktinya kamu mulai peduli sama aku, sama kedua orangtuaku."

"Bu-bukan begitu, Tuan ...."

"Akui aja ... aku seneng, kok!" Wajah pria itu semringah sekali.

"Eng-nggak, Tuan salah mengira."

"Ngaku aja, deh ...," goda Reymond.

"Kamu nggak usah khawatir. Kamu pikir aku membohongi orangtuaku tentang pekerjaanmu? Enggak! Aku jujur. Mereka udah tau kamu seorang ART. Dan mereka nggak masalah tentang itu," sambungnya.

Gadis itu tertegun.

"Kenapa? Kamu speechless?" goda Reymond lagi.

"Eh, eng ... Tuan. Terima kasih," ucap Hani lirih.

"Untuk apa?"

"Untuk kejujuranmu."

Keduanya saling menatap. Reymond tersenyum manis. Hani nyaris membalas, tapi tiba-tiba ia teringat saat pria di hadapan itu mencuri ciuman pertamanya. Itu membuatnya mengurungkan niat sekadar untuk memberi seulas senyum. Kejengkelannya waktu itu masih tersisa sampai detik ini.

"Tuan," sapa Ningsih, salah satu asisten rumah tangga Reymond yang baru saja keluar dari pintu belakang.

"Ningsih, ini calon istriku. Apa kamarnya sudah siap?"tanya Reymond. Dada Hani berdesir kala mendengar kata 'calon istri'. Sesuatu yang sangat asing di telinganya.

Perempuan muda berusia sekitar dua puluh tahunan itu mengangguk.

"Sudah, Tuan."

"Ayo, kuantar ke kamarmu," ucap Reymond pada Hani.
_______

"Gimana, kamu suka?"

Sebuah kamar berukuran 6x5meter bercat kombinasi biru tosca dan putih itu terlihat cantik dengan queen size bed di tengah ruangan. Jendela besar yang mengarah ke kolam renang dilengkapi dengan tirai panjang berwarna putih menjuntai hingga lantai. Terdapat sebuah lemari tiga pintu berwarna broken white senada dengan meja rias di samping ranjang.

"Apa ini tidak terlalu berlebihan, Tuan?"

"Kenapa?"

"Saya nggak terbiasa tidur di tempat seluas dan sebagus ini. Mungkin malah membuatku nggak bisa tidur."

Reymond tersenyum. Didekatinya gadis itu. Kini ia berdiri tepat di belakangnya. Dengan kedua tangan tetap di dalam saku celana, tubuhnya sedikit membungkuk untuk mendekati telinga Hani.

"Mau aku temani?" bisik pria itu menggoda.

"Hey!" Kaki kecil Hani dengan cepat menginjak kaki Reymond yang berada tak jauh darinya.

"Aaw! Apa-apaan, sih, Han!"

"Jangan macam-macam, ya, Tuan!"

"Becanda doang, kali, Han!"

Sweet Honey (COMPLETED √)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang