Flashback on→
"Hai kak Hyungseo ..." Hwall mengelus pigura Hyungseo di atas kotak abunya.
"Apa kabar ka... Kakak bahagia disana yah? Sampai kakak ga pernah muncul lagi di mimpi Hwall... Tapi Hwall juga bahagia sih. Mungkin kakak udah tenang disana."
"Kak... Udah empat tahun Hwall masih berharap ke kakak. Selama ini Hwall ga pernah denggerin omongan orang tua sama sahabat-sahabat kita buat melepaskan kakak. Karena Hwall emang belum bisa buat ngelepasin kakak. Hwall sayang banget sama kakak. Hiks... Ih, tu kan nangis" Hwall menggelap air matanya yang menetes.
Hwall menghela napasnya, "kak... Sekarang Hwall mutusin buat memulai hidup yang baru. Hwall mencoba benar-benar ikhlasin kakak... Hwall akan memulai hidup yang baru tanpa kakak. Tapi, bukan berarti Hwall menghilangkan semua hal-hal tentang kakak. Hanya saja Hwall akan melupakan sedikit hal-hal tentang kakak. Hal sedikit itu akan terasa berat untuk Hwall, kak... Hwall lakuin ini karna Hwall sayang kakak, Hwall ga mau kakak masih sedih liat Hwall yang belum bisa bahagia disini... Tapi, sekarang kakak jangan sedih, Hwall bakal coba untuk membuka hati lagi setelah empat tahun ini tertutup rapat."
"Kak, jangan sedih. Hwall ga bakal lupain kakak kok. Kakak itu nomor dua di hati Hwall. Tenang, nomor satunya orang tua Hwall kok. Ga ada yang bisa gantiin posisi kakak."
"Hwall curhatnya panjang yah? Hehe... Maaf kak. Hwall soalnya kangen banget sama kak. Udah sore kak, Hwall pamit ya... Hwall janji, Hwall bakal sering ke sini untuk sekedar curhat sama kak Hyungseo atau mama-papa kakak... Hwall pulang ya,,, selamat sore kak... I love you" sebelum pergi, Hwall mencium sejenak foto Hyungseo. Kemudian, Hwall mendekati tempat orang tua Hyungseo juga. Berbicara sedikit, lalu dia benar-benar pergi dari tempat itu.
'Aku memutuskan untuk memberi kesempatan pada orang lain. Meski itu berat bagiku. Aku masih sangat-sangat mencintaimu, menyayangimu. Bahkan melebihi rasa sayangnya pada diriku sendiri. Aku yang masih merindukan senyummu, tawamu, kelakuanmu, lembutnya ucapanmu padaku, perhatianmu padaku, hangatnya dekapanmu, kecupan ringan di bagian wajahku yang aku rindukan, dan semua tentang dirimu aku rindu. Aku tak menggerti mengapa takdir memisahkan kita dengan cara seperti ini.
Sekarang... Aku harus bisa benar-benar melepaskanmu. Benar-benar merelakanmu. Benar-benar membiasakan hidup tanpa adanya dirimu. Dan yang paling sulit... Benar-benar mengiklaskanmu pergi untuk selamanya. Dan aku, akan mencoba membuka hati pada orang lain.' -hhj
🍟🍟🍟
†ʙඋ.
Aku terharu ada yang mau baca sama nge-vote ff ga jelas ini huhuhu (T▽T)
![°•мove or ѕтay?•° [ĸevнwall-твz]](https://img.wattpad.com/cover/195720963-64-k637893.jpg)