The Dhampir King [END]✔

TWENTY

The Dhampir King
⚬By Anna⚬

Bunyi hewan malam terdengar begitu indah, riak air danau terlihat tenang, sesekali terasa hembusan angin yang menyapa lembut tubuhnya.

Laki-laki berbadan tinggi yang tengah berada di depan danau itu menggeram marah, tubuhnya yang berbalut kain hitam terlihat menguarkan aura mengerikan.

Mata yang terpejam serta dahi yang berkerut menandakan ia tengah berkonsentrasi nluntuk melakukan sesuatu, desisan marah serta kilatan berwarna merah ia sabitkan ke arah danau, hingga membuat air danau yang berada di depannya bergejolak.

"Memberimu waktu terlalu lama rupanya membuatmu lupa akan tujuanmu, Jung Chaeyeon. Aku tidak akan menunggu lagi, aku akan melakukan itu sendiri dan membunuhmu setelahnya." Desis pria itu tajam.

Tubuhnya perlahan menghilang tergantikan kepulan asap hitam di sekelilingnya.

~The Dhampir King~

Tawa lembut terdengar begitu indah, Jung Taeyong pasangan dari pangeran kedua tengah tertawa kencang di ranjangnya.

Pekikan minta ampun terdengar dari bibir mungilnya saat Jaehyun tanpa ampun menciumi perut telanjangnya.

"Jaehyun! Hahaha... kumohon hentikan.. akh.. geliii!"

Jaehyun hanya menatap tawa Taeyong dalam diam, raut datar itu masih tak bisa hilang sepenuhnya tapi Taeyong tahu tatapan itu menunjukan cinta yang begitu dalam untuknya.

"Aku tidak sabar lagi menunggunya tumbuh membesar di dalam perutmu." Ucap Jaehyun.

Taeyong menghilangkan senyumnya dalam beberapa detik, raut wajah yang terlihat bahagia itu telah berubah menjadi murung, mata bulat itu kini telah menghasilkan liquid bening yang berkumpul pada kelopaknya.

"Kenapa?"

Suara berat itu membuat Taeyong tersentak, senyum kecil ia berikan sebelum menggelengkan kepalanya pelan.

"Maafkan aku." Bisik Taeyong sedih.

Jaehyun tersenyum kecil, ia mendudukan dirinya di samping Taeyong dan meletakan tangannya pada surai pirang pasangannya.

"Tenanglah."

Ucapan itu datar tapi masih terdengar lembut di telinganya, Jaehyun tahu apa yang sedang Taeyong fikirkan, dan ia mencoba untuk menenangkannya dengan kalimat itu.

Taeyong sendiri hanya menunduk sedih, ia meletekan kepalanya pada dada bidang Jaehyun dan melingkarkan tangannya pada pinggang sang suami.

"Terimakasih." Bisiknya lirih. Dalam diam Taeyong kembali menangis, ia menginginkannya sangat, menginginkan sesuatu hadir di dalam perutnya. Sesuatu yang mampu mengikat ia dan Jaehyun lebih dari sekarang.