20.

8.8K 902 44
                                        

-Luke Hemmings-

"Rain.." aku terpaku tak percaya ketika mendapati Rain yang berada di depan pintu rumahku.

Apa yang ia lakukan di tengah malam seperti ini? Apalagi mengingat saat ini sedang hujan deras..

"Kau kenapa,sayang?" ucapku ketika melihat nya yang basah kuyup terkena hujan. Aku menarik Rain masuk ke dalam rumah,membawa nya masuk ke kamar ku.

Aku mencari handuk baru juga pakaian yang bisa Rain kenakan,dan kemudian menyerahkan nya. Rain menerima handuk dariku dan mulai mengeringkan tubuhnya sementara aku mengeringkan rambut coklat nya dengan handuk yang ku pegang.

"Kenapa kau hujan-hujanan begini?" Tanyaku sambil terus mengeringkan rambut nya.

"I just want the rain to wash away this pain." Ucapnya dengan tatapan mata kosong. Aku terdiam terpaku,dan kemudian aku mengenggam tangan nya juga menangkup dagunya,mengarahkan ia agar menatapku.

Aku bisa melihat satu sorot yang ada di matanya sekarang...

Sorot mata kesedihan.

Gadisku ini sedang bersedih....

Tanpa pikir panjang,aku memeluknya erat.

"Kau kenapa? katakan padaku semua nya...jangan di pendam..." ucap ku lembut.

"I'm not crying." ucapnya datar. "aku tidak mau menjadi gadis lemah lagi."

"Rain...menangis bukan berarti kau lemah. itu berarti kau sudah terlalu tegar.. menangis bukan hal yang buruk sayang.. menangislah..karena aku ada disini untuk menghapus air mata mu." ucapku. ia menggeleng dan terus menggeleng,mungkin ia berusaha untuk menahan air matanya.

Aku menarik napas dalam,dan kemudian melepaskan pelukan ku. aku menatap mata biru Rainella sambil menangkup dagu nya,aku bisa melihat sorot kesedihan itu,sorot kesedihan yang mendalam..

Dan dia masih terus menahan air mata nya.

Aku mengusap kedua pipi nya sambil terus menatap Rain.

"Babe...you can cry... because i'm here to wipe eyes.." Bisikku.

Ia balas menatapku.

Dan kemudian ia menangis.

Aku membawa nya ke pelukan ku,menguburnya di dadaku,membiarkan ia menangis di pelukanku.

"I'm useless." isaknya. "Tidak ada yang membutuhkan ku,tidak ada yang menginginkan aku,tidak ada." isaknya.

Aku menggeleng dan kembali menangkup pipi nya,ia menatapku dengan mata merah nya yang di akibatkan oleh tangisan ini.

Aku menghapus sisa air mata nya,dan menatapnya .

"Rain,dengar. entah siapapun yang mengatakan kalimat itu padamu,kau harus tau kalau ucapan orang itu tidak benar. Aku membutuhkan mu,Rain. Aku menginginkan mu. aku mencintai mu." Ucapku,ia diam.

Dan aku kembali memeluknya erat.

****

Looking for RainellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang