Aku menjalankan mobil ku menuju beberapa tempat yang menurutku di datangi oleh Rain. Club,taman yang sering kami datangi,hingga rumah nya pun aku datangi,namun tak ada tanda-tanda keberadaan Rain disana.
"Dimana kau,Rain?" gumamku sambil terus menjalankan mobil dan sesekali melirik kearah jalanan.
Hari sudah mulai pagi,dan aku masih belum menemukan Rain.
"Fuck Rain kau dimana?" aku terus bergumam panik,aku tak mau kehilangan Rain lagi.
Aku menoleh ke jalanan sekeliling ku dan ketika pandanganku jatuh ke sosok gadis berambut coklat dan berpakaian serba hitam,aku langsung menghentikan mobil dan turun dari mobil,lalu berjalan mengikuti gadis itu.
Aku mengikuti gadis itu berjalan menuju suatu area pemakaman. dan hal ini membuat aku bertanya-tanya,mau apa dia kemari?
Aku melihat gadis itu yang terduduk di dekat salah satu makam. dari jauh,aku bisa melihat nya yang sedang berbicara dan ia mengusap batu nisan yang ada di sana.
Dan aku semakin terhenyak ketika untuk pertama kalinya setelah kepulangan ku,aku melihat Rainella Summer menangis.
Untuk pertama kalinya,aku melihat Rainella yang baru ini menangis.
Aku berjalan mendekati Rain,dan semakin dekat dengannya,aku jadi sadar makam siapa yang Rain datangi.
Ini makam Sunny...
Kakak nya....
Sunny lelaki yang sangat baik. Ia sangat menyanyangi Rain,semua orang tau itu.
"He saved me." Pikiranku tersadar ketika mendengar ucapan Rain. Aku menatap Rain yang saat ini menatapku. Aku melihat mata biru nya yang terlihat sayu itu.. Aku melihat wajah Rain yang tanpa make up,membuat ku bisa dengan jelas melihat bekas luka dan aku bisa melihat jelas pipinya yang semakin tirus.
Gadis ini tidak sekuat yang semua orang kira.
Gadis ini berusaha untuk terlihat kuat agar tidak ada yang tau kelemahannya.."He loves you,Rain." ucapku,aku duduk di sebelah nya. Ia terus menatap makam Sunny tanpa menoleh kearahku.
"Dia menyelamatkan ku saat aku berusaha membunuh diriku. Dia memarahiku,dia menyuruhku untuk menikmati hidup,dia menyuruhku untuk kuat,dia menyuruhku untuk tidak menyerah,dan kemudian,dia sendiri menyerah dan meninggalkan aku selamanya." ucapnya. ia menghapus air matanya dan tersenyum miring. "Semua orang yang menyuruhku untuk menjadi kuat dan tegar malah meninggalkan aku. Semua orang yang bilang bahwa mereka menyanyangi ku,selalu menyerah dan akhirnya meninggalkan aku." ucapnya. aku diam,memberi nya kesempatan untuk mengeluarkan semua rasa sakit nya.
"Sunny. Hannah. Kau." ia tersenyum getir dan kemudian melanjutkan ucapannya. "Kalian semua meninggalkan ku."
"Dan sekarang aku kembali,Rain. Aku kembali,untukmu." ucapku sambil menatapnya dalam,ia tak balas menatapku.
"Everyone leave me,Luke. why wouldn't you?" Lagi-lagi ia tersenyum miring,menunjukkan kegetiran nya.
"I'm here to stay." ucapku sambil mengenggam tangannya. Ia diam,namun tidak melepaskan tangannya dari ku.
Kami berdua terdiam cukup lama,hingga akhirnya Rain memecahkan keheningan.
"Aku tidak mau menerima rasa kasihan mu padaku,Luke. Aku tidak mau kau kasihan padaku dan hanya berusaha untuk menebus kesalahanmu." ucapnya dingin,aku menggeleng kuat-kuat dan memegang dagunya,mengarahkan agar ia menatapku.
"Rain,dengar. Aku kembali bukan karena aku mengasihani mu,aku kemari bukan karena itu,Rain. Aku kemari untuk menjemputmu,karena kau adalah bagian dari masa depan yang sudah menungguku. Aku tidak bisa meninggalkanmu,Rain." ucapku lembut,Rain menatap mataku. Mata biru kami saling beradu,dan aku mengusap pipinya pelan.
"Aku mencintaimu,Rain..." ucapku. aku menatap mata nya,dan kemudian menatap bibirnya.
I miss those lips..
"Aku bukan gadis yang tepat untukmu,Luke. Aku tipe gadis yang dilarang semua orang tua untuk bergaul dengan anaknya. Aku hanya gadis broken home,gadis depresi,gadis yang membutuhkan happy pills untuk mengembalikan mood nya,gadis yang merokok agar bisa cepat mati,gadis yang berantakan dan tak punya masa depan. Kau pantas mendapatkan yang lebih baik dari aku,Luke." ucapnya pelan. Aku menggeleng.
"Rain,dengarkan aku. Percaya padaku,aku sangat mencintaimu,Rain. Aku tak mau satu orang pun selain kau,aku hanya mau kau,Rain. Aku cuma mau kau. Aku cuma menyanyangi mu,cuma kau,Rain. Aku tidak perduli tentang Rain yang sekarang,ataupun yang dulu. aku tak perduli,karena aku masih tetap mencintai Rain apa adanya,tak perduli bagaimana sifatnya. Dan jika kau takut pada ibuku,god Rain jangan bodoh,ibuku menyanyangi mu,Rain! dialah yang memberi tau aku tentang keadaanmu,dia menyanyangi mu seperti anaknya sendiri.. Rain,jangan tinggalkan aku lagi.." aku menyandarkan dahi ku ke dahi Rain ketika aku selesai mengatakan semua perasaanku. Rain terdiam,dan kemudian ia melingkarkan lengannya di perutku.
Ia memelukku.
Dan kemudian,ia menangis di pelukanku.
Aku mencium dahi Rain,menghirup aroma rambutnya,dan meletakkan dagu ku di puncak kepalanya sambil mengusap punggung nya,salah satu kebiasaan ku untuk menenangkan Rain yang menangis.
"Rain... satu minggu lagi aku harus kembali ke London... aku mohon,Rain.. ikutlah bersamaku.." ucapku ketika tangisan Rain berhenti,ia melepaskan pelukan ku darinya dan menatapku.
"Bukannya saat itu kau bilang dua puluh hari lagi?"
"Waktu sudah berjalan,sayang. Dan.... management memajukan waktu nya." ucapku pelan. Aku mengenggam tangan Rain dan menatapnya lembut.
"Rain....please,come with me?" ucapku memohon. Rain terdiam.
"Tapi aku..."
"Please? aku tidak bisa kehilanganmu lagi,Rain..." aku memohon dan terus memohon,hingga akhirnya Rain menghela napas dalam.
"Just give me some time." ucapnya.
"Untuk apa?" Tanyaku.
"Recovery." ucapnya sambil kembali menatap makam Sunny.
Dan kali ini,aku melihat senyuman Rain yang membuat ku terpesona saat pertama kali aku melihatnya.
Senyuman manis dan kecil darinya sanggup membuat semua harapan ku yang telah pupus menjadi hidup kembali.
*****

KAMU SEDANG MEMBACA
Looking for Rainella
Fanfiction"Dimana kau? Maafkan aku,Rainella. Aku tidak menyangka bahwa semua nya akan seperti ini. Maafkan aku,Rain. Sekarang aku kembali,aku akan mencoba untuk memperbaiki mu,memperbaiki hubungan kita. Maafkan kebodohan ku,Rain." - Luke Hemmings "But darling...