"Ayo Rain,aku akan menyiapkan mu air hangat. Kau harus mandi air hangat agar tidak sakit." ucapku sambil membantunya berdiri ketika ia sudah kembali tenang dan ketika tangisannya sudah berhenti. Rain mengikuti aku ke kamar mandi dan ketika kami sudah di dalam kamar mandi,aku mengangkat tubuh Rain dan mendudukkan nya di atas wastafel,just like the old time..
Aku bahkan bisa melihat senyum kecilnya yang tersembunyi,bukti bahwa ia teringat masa lalu.
Sementara itu,aku mulai menyalakan air panas dan air dingin yang mulai memenuhi bath up,dan ketika suhu nya terasa cukup hangat,aku mematikan kran air dan mendekati Rain kembali.
"Ayo mandilah dulu,aku akan menyiapkan baju untukmu dan kemudian aku menunggu mu diluar kamar." ucapku,ia mengangguk sambil membuka jaket kulit warna hitam nya.
Aku yang tadinya hendak keluar kamar mandi menjadi terpaku ketika melihat sesuatu di lengan nya.
"What the fuck,Rain?" Seruku sambil memegang pergelangan tangan nya. "Apa ini?" tanyaku sambil menatap mata biru nya.
"Kau tau jelas itu apa,Luke." ucapnya sambil mengalihkan pandangan,ia tak mau menatapku.
"Rain...kenapa kau melakukan ini? kenapa kau menyakiti dirimu sendiri?" ucapku pelan. Melihat luka nya dan melihat bahwa ia pernah menyakiti dirinya sendiri,terasa seakan Rain juga menyakitiku.
"I'm sorry i'm fragile." ucapnya dengan nada yang kembali dingin,aku menarik napas dalam dan menangkup pipinya,membuat Rain menatapku walaupun ia terlihat ogah-ogahan.
"Show me your scar." ucapku lembut,ia tertawa sinis.
"Untuk apa? Kau tidak akan mau melihat luka jelek itu." ucapnya dingin,aku menatap mata birunya dalam-dalam.
"Show me your scars." ucapku lagi dengan nada serius.
"No."
"Please,show me your scars. Aku ingin melihat,seberapa banyak kepedihan yang kau rasakan selama aku tidak ada di sisimu." ucapku sambil menempelkan dahiku di dahinya,ia menarik napas dan menunjukkan pergelangan tangan kiri nya yang belum kulihat tadi,dan pergelangan tangan itu memiliki bekas luka cutting yang sama.
"Ada lagi?" tanyaku lembut,ia kembali menarik napas dan membuka bagian bawah tubuhnya,menunjukkan pinggul nya yang juga ia lukai. Aku mengerjapkan mata,berusaha mengusir air mata yang lagi-lagi mau turun dari mataku.
Aku mengenggam pergelangan Rainella dan mencium nya,mencium bekas luka yang tersisa disana.
"What are you doing,Luke?! Jangan lakukan itu,aku tidak mau kau melakukan itu,hell,aku bahkan tidak mau kau melihat bekas luka buruk rupa itu!" ucap Rain sambil menarik tangannya,tapi aku tetap menahannya dan kembali mencium tangannya.
"It's not ugly,sweetheart. it's your battle wound. bekas luka ini menunjukkan seberapa kuat nya kau saat menghadapi pertempuran mu.." ucapku sambil mengusap pipinya,ia diam dan terus menatapku.
"But please,stop cutting.. aku tidak mau kau menyakiti dirimu sendiri,karena saat ini aku sudah ada di sini bersama mu.. aku tidak akan pergi lagi." ucapku,ia menatap mataku dan kemudian ia mengangguk kecil. Aku menghela napas lega dan memeluk nya.
Aku sangat mencintai Rain,aku tidak perduli jika ia merokok,ia cutting,ia depresi,aku tidak perduli.
Aku mencintai Rain,dan aku yakin suatu saat nanti Rain akan kembali seperti semula.
Aku yakin.
Cause i'm here to save her.
And fix her.****
![](https://img.wattpad.com/cover/23653055-288-k977158.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Looking for Rainella
Fanfiction"Dimana kau? Maafkan aku,Rainella. Aku tidak menyangka bahwa semua nya akan seperti ini. Maafkan aku,Rain. Sekarang aku kembali,aku akan mencoba untuk memperbaiki mu,memperbaiki hubungan kita. Maafkan kebodohan ku,Rain." - Luke Hemmings "But darling...