chapter 17

649 44 6
                                    

Kangin segera membawa donghae ke rumahnya,, diikuti henry dan appa kangin.. Sepanjang perjalanan kangin terus saja mencoba membangunkan donghae hingga sampai di rumah donghae belum juga sadar..

Kangin begitu sangat khawatir kenapa anak itu bisa tiba-tiba pingsan,, akhirnya kangin memanggil seorang dokter yang tak jauh dari rumahnya untuk memeriksa donghae..

Setelah dokter memeriksa kondisinya,, dokter itu menyarankan donghae untuk istirahat dan memberi infus di tangannya.. Sambil memberikan resep obat yg harus di beli kangin..

Kangin mengantarkan dokter itu hingga depan pintu rumahnya sedangkan obat yg harus dibelinya di serahkan ke appa kangin yg menawarkan agar dia yg membeli..

Kangin langsung saja berjalan menuju kamar donghae yg di temani henry di sampingnya..
"Henry bersihkan dulu badanmu setelah itu istirahat pasti lelahkan setelah seharian bermain.. Biar kangin hyung yg jaga donghae hyung "

"Baik hyung tapi nanti henry boleh menemani hae hyung setelah istirahatkan? "

Angguk kangin mengiyakan.. Akhirnya henry meninggalkan kamar itu,, dan kini kangin hanya memandang sosok namja yg beberapa minggu ini bersamanya dia sudah menganggap donghae seperti adiknya sendiri apalagi setelah mendengar kehidupannya..

Kangin sangat menyayangi donghae yg menurutnya membutuhkan kasih sayang darinya.. Kangin memikirkan kenapa donghae tiba-tiba pingsan saat melihat appanya,, apa mungkin donghae mengenalnya biar nanti aku coba tanyakan pada donghae atau appa? "Putus kangin

Setelah membelikan obat di apotek appa kangin terus berjalan dengan pandangan kosong,, memikirkan sosok anak yg bersama anaknya begitu familiar dan mengingatkannya akan seseorang dimasa lalu...

Apa mungkin dia anak kecil itu???
Tapi ini tidak mungkin, mana mungkin dia bisa bersama anak-anaknya . Apa kini takdir sedang mempermainkannya . Pikir Appa kangin

#Flashback beberapa tahun sebelumnya ...

Cepat bayar hutangmu !!!
Kalau tidak anak-anakmu yang akan menerima akibatnya .

Tiga orang pria penagih hutang itu memaksa seorang pria paruh baya yg sudah tersungkur di pinggir tembok gang sempit di kota mokpo dengan luka-luka di wajahnya . ..

"Saya belum punya uang lagi tuan, beri saya waktu lagi untuk melunasinya .. saya janji akan berusaha melunasi hutang-hutang saya tapi jangan pernah menyakiti kedua anak-anak saya tuan " mohon pria itu yg ternyata Appa kangin ..

"Baiklah saya akan memberi tambahan waktu 2 hari untuk kau lunasi semua hutang-hutangmu .. tapi jika kau tak dapat melunasinya organ anak-anakmulah yg akan menanggungnya" putus salah satu pria itu dengan diiringi smirk di bibirnya ..

"Baik tuan saya janji.. terimakasih sudah memberi saya waktu lagi "

Setelah itu ketiga pria itu pergi meninggalkan Appa kangin ..

Dengan kondisi tubuh yg lemah Appa kangin terus berjalan sambil berfikir bagaimana caranya dia bisa melunasi hutang-hutang itu agar anak-anaknya bisa selamat dari ancaman mereka..

Hingga dia tiba di sebuah taman dekat perumahan elit .. tiba-tiba dia tanpa sengaja menabrak seorang namja sebaya dengannya ..

"Maafkan saya tuan saya tidak sengaja menabrak anda "

"Ne tidak apa-apa kok.. saya juga minta maaf tadi sedang terburu-buru "

Mianhaeyo AppaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang