Chapter 16 : Comes out .

600 72 19
                                    

Jangan lupa ya untuk di "VOTE" terlebih dahulu sebelum membaca !👌

Di pagi ini, aku telah terbangun dari mimpi indahku. Dimana aku bermimpi berjalan bersama Gio di sebuah taman yg dipenuhi dengan bunga Mawar merah. Sungguh sangat indah sekali, coba saja mimpiku barusan menjadi kenyatan. Gak kebayang deh, mungkin akulah orang yg paling beruntung di dunia ini!

Tapi, tunggu dulu. Di kehidupan nyataku, aku dan Gio juga berjalan diatas bukit puncak dan dihari itu juga Gio memberiku bunga Mawar merah. Apalagi kemarin kita sudah resmi berpacaran. Benar-benar tak menyangka dan seperti mimpi. Tapi, Kenapa aku jadi lupa begini sih. Argghhh!!! Ku remas rambutku ini dengan keras. Tapi, kenapa bisa ya aku ada dikamar sekarang ini? Apa Gio yg telah membawaku sampai ke kamar? Entahlah, nanti akan ku tanyakan pada pacarku itu hihi.

••••••

Setelah selesai mandi dan ber- makeup, aku pun siap-siap pergi menuju kampus. Tapi, sebelum kekampus aku harus sarapan terlebih dulu. Tercium aroma wangi masakan dari Bundaku tercinta. Tak perlu lama, akupun segera menuju meja makan untuk bersarapan. Baru saja ingin menyendokan nasi ke dalam mulutku, tiba-tiba saja Bunda menanyaiku perihal kepergianku kemarin bersama Gio.

"Fa. Kemarin kamu abis dari mana sama Gio? Kok, gak kabarin Bunda dulu sih."

"Umm, iya bunda kemarin aku pergi sama Gio ke Puncak Bogor. Itu juga perginya dadakan Bund, tiba-tiba Gio jemput aku di kampus."

"Ke Puncak? Tapi kamu gak ngapa-ngapain kan disana?"

"Ya nggak lah Bund, aku sama Gio cuma jalan-jalan aja kok."

"Tapi tadi malam Bunda liat kamu kecapean banget Fa, sampe-sampe Gio gendong kamu ke kamar loh." Mendengar Bunda barusan, aku terdiam dan segera bertanya lagi.

"Iya Bund, kemarin aku kecapean banget. Gio tuh ajak aku ke kafe yg ada bukitnya. Hemm, Gio gendong aku Bund? Terus dia ngomongin aku gak?" Tiba-tiba saja Bunda duduk di kursi tepat sebelahku. Kalau sudah begini, pasti Bunda ingin mendengar semua ceritaku secara detil.

"Iya dia gendong kamu, gak sih dia gak ngomong apa-apa. Sebentar deh, Kafe bukit? Emangnya ada ya Fa? Terus, kamu pergi kesana cuma berduaan aja?" Benar kan apa yg aku bilang, pasti Bunda akan memberikan banyak pertanyaan padaku.

"I... iya ada Bund, jalan untuk pergi kebukitnya bener-bener jauh dari jalan raya besar. Iya aku cuma berdua aja..." tak sadar, aku telah terbawa dari lamunanku. "Romantis, banget. Gak nyangka deh Gio bisa seromantis itu sama aku hemmm." Astaga! Barusan aku ngomong apa sih. Terlihat wajah Bunda sangat terkejut.

"Romantis? Maksud kamu Fa? Jangan bilang Ka... kamu?" Ucapan Bunda barusan membuat tubuhku gemetaran dan bingung harus menjawab apa.

Tok!! Tok!! Tok!!!

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu rumahku dan suara seseorang mengucapkan salam. Dengan cepat aku berjalan menuju pintu ruang tamu. Sampai didepan pintu, kulihat Gio berdiri tepat didepan pintu rumahku sambil tersenyum manis.

"Eumm."

"Hai pacar!" Sapa Gio padaku, sambil melambaikan tangannya. Mendengar sapaan Gio barusan, membuat dadaku semakin menggetar.

"Pssstttt. Gio, nanti Bunda curiga!" Ucapku padanya sambil meletakkan telunjuk kebibirku.

"Hehehe, iya iya."

PINK SATURDAY [BxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang