Chapter 20 : END .

806 53 9
                                    

Sudah hampir satu jam aku, Dimas dan juga Lilian sedari tadi berada didalam mobil. Memakai pakaian yang sangat formal dan entahlah aku ini ingin dibawa pergi kemana oleh mereka.

Jujur saja aku benar-benar sudah tidak mood lagi. Bagaimana tidak? Sedari tadi aku kehilangan jejaknya Gio. Padahal handphone-nya sudah kembali aktif dan sudah kuhubungi handphonenya-pun hanya berdering saja. Lebih parahnya lagi, barusan panggilanku di reject olehnya. Ada apa sih sebenarnya dengan pria itu?

Karena mood-ku sudah sangat jelek, alhasil aku hanya berdiam diri serta mendiamkan kedua sahabatku juga. Akhirnya mobil berhenti di salah satu restoran yang terlihat sangat ramai pengunjung, kami bertiga pun langsung keluar dari mobil dan menuju kedalam restoran. Rata-rata pengunjung di restoran ini adalah orang asing.

"Kak, kita duduk disana ya. Lil, lo sama kak Fafa kesana duluan aja. Gue mau ke tempat parkiran bentar."
Tanya Dimas dan kemudian pergi keluar restoran dengan terburu-buru.

Tak lama aku dan Lilian berjalan menuju kursi dan meja yang kosong. Lalu kami berduapun menduduki kursi tersebut. Tak lama sang pelayan-pun datang menghampiri meja kami dan memberikan beberapa buku menu diatas meja. Di saat aku sedang melihat-lihat buku menu dan ingin memesan makanan. Dimas, Hasbi dan juga Damian datang lalu mereka menempati dikursi yang kosong. Melihat mereka datang, seperti ada yang kurang.

Ya, Gio tidak datang bersama mereka. Rasa kesal, gondok dan sedih-pun menjadi satu. Aku benar-benar tidak mood sama sekali. Hidangan kami sudah dipesan dan hanya tinggal menunggu. Disaat mereka sedang bersendu gurau, aku hanya terdiam dan tidak punya selera lagi untuk berbaur. Jangankan berbicara, untuk makan-pun aku benar-benar sudah sangat tidak berselera. Ketika pikiran ini sedang berkecambuk, tiba-tiba saja Dimas mengagetkanku dengan cara menepuk-nepuk tanganku kilat sambil berbicara.

"Kak Fafa. Liat, ada siapa tuh yang lagi beridiri di atas panggung!"
kini suara familiar terdengar jelas di telingaku lewat speaker yang tersebar di dalam ruang restoran ini dan spontan melihat sipemilik suara itu.

"Test, test , test. Hallo... test."
Yap, itu adalah suara pria yang membuat mood-ku hari ini menjadi tak karuan karenanya.

"Selamat malam untuk semua para tamu yang telah hadir di restaurant ini, perkenalkan nama saya Giordino. Izinkan saya menyanyikan sebuah lagu, lagu ini ingin saya persembahkan teruntuk seseorang yang amat sangat special bagi saya. Maaf bila suara saya tidak enak untuk didengar. Sayang, maaf ya udah selalu buat kamu marah intinya aku sayang kamu. Yok mas." Ucap Gio pada semua tamu di dalam restoran. Tak lama Gio-pun langsung menyanyikan sebuaqh lagu yang menurutku sangat romantis dan memiliki arti serta makna yang dalam.

"I know your eyes in the morning sun
I feel you touch me in the pouring rain
And the moment that you wander far from me
I want to feel you in my arms again
And you come to me on a summer breeze
Keep me warm in your love, then you softly leave
And it's me you need to show

How deep is your love, how deep is your love
How deep is your love?
I really mean to learn
'Cause we're living in a world of fools
Breaking us down when they all should let us be
We belong to you and me

Lagu ini... Adalah lagu favorite Ayahku. Ayah selalu memutar bahkan selalu menyanyikan lagu ini untukku dan juga Bunda saat beliau masih ada di dunia ini. Dan sekarang, Gio-lah yang menyanyikan lagu ini untukku. Aku hanya terdiam dan mendalami lirik dan isi makna lagu ini.

I believe in you
You know the door to my very soul
You're the light in my deepest, darkest hour
You're my savior when I fall
And you may not think I care for you
When you know down inside that I really do
And it's me you need to show

PINK SATURDAY [BxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang