Anak kemarin sore; Edith

815 142 6
                                    

"Sohee, kamu ke kelas bareng Chaewon yah," kata pak Dongwook, kepala sekolah yang saat itu emang lagi masa sibuk-sibuknya. "Bapak belum sempet minta seragam, pake seragam sekolah kamu yang dulu aja untuk sementara."

Bertepatan Chaewon masuk ke ruangan tersebut. Matanya langsung memicing tajam ke si anak baru.
Sorry not sorry, dia bukan tipe orang yang bakal ramah pada kesan pertama.

"Ayo, saya antar ke kelas kamu," kata Chaewon tanpa basa-basi dengan nada super kaku. Kayaknya depan kepala sekolah pun gak ada ramahnya pisan.

Sohee, yang emang anak pindahan dari luar kota itu pun segera ngikutin Chaewon dari belakang, gak lupa mengucap salam ke Pak Dongwook.

Di perjalanan menuju kelas suasananya sangat canggung sampe Sohee rasanya pengen belok aja ke kantin.

"Nama kamu siapa?"

"Oh, emang gak dikasih tau sama Pak Dongwook?"

"Enggak pernah ada yang ngasih tau. Saya sebenernya gak peduli ada murid pindahan, makanya gak tau nama kamu."

Buseng galak amat:)))))

"Nama saya Sohee."

Chaewon menoleh disertai alisnya yang terangkat heran. "Shopee?"

Sohee istigfar dalem hatinya pelan-pelan biar gak kedengeran. Dia harus tetep keep smile "Sohee...."

"Oh."

Sumpah. Kayak gebetan yang udah dikodein panjang lebar tapi jawabannya cuma begitu. Kalau aja santet bisa lewat tatapan, Chaewon udah jadi korbannya Sohee.

Sampe di depan kelas, disitu tertulis XII IPS-1 dengan balok yang dihias sana-sini bikin salah fokus. Udah musim menghias kelas buat HUT RI.

Chaewon berpose depan pintu. "Bomin, sini deh."

Cowok yang bernama Bomin itu langsung nyamperin walaupun sebenernya lagi sibuk ngecat balok.

"Ini anak baru masuk kelas lu, jagain ya," kata Chaewon lalu tanpa nunggu persetujuan dari Bomin dia langsung pergi. "Jangan lupa besok rapat angkotsif."

Emang cuma Chaewon.

Bomin nyengir garing, untung ganteng. "Anak baru, namanya siapa? Pindahan dari mana?"

"Sohee, saya dari Palembang. Anu ... itu cewek yang tadi namanya siapa?"

"Sohee," respon Bomin manggut-manggut masih sambil nyengir. "Itu Chaewon. Kenapa; galak yak?"

"Bukan galak sih, tapi keren aja kayaknya berkarisma gituh."

Bomin mendengus ngedenger penuturan Sohee yang polos. "Berkasrisma apanya; orang galak begitu."

Pokoknya Bomin masih kemusuhan gara-gara diblok tanpa alasan. Pokoknya dimata Bomin, Chaewon selalu galak.

"Bentar deh; kamu yang main sinetron A-Teen itu bukan sih??? Ryu Joha??"

Bomin makin aja nyengir-nyengir nyebelin.
























"Chae kenapa sih?" tanya Yuri yang sebenernya sangat teramat terganggu sama helaan napas Chaewon. "Bolong entar dah itu meja."

"Pusing ngurus acara MOS pasti," celetuk Yena tepat sasaran, lalu satu detik kemudian tampangnya berubah ngeledek. "Apa pusing mikirin Yunseong IPA-2 yang ngajakin beli sketch book?"

"Dua-duanya...," jawab Chaewon lesu seakan tenaga udah terkuras abis.

Emang bulan agustus adalah bulannya sibuk untuk para angkotsif karena selain mulai 17-an, mereka juga harus ngurus anak-anak pendatang. Belum lagi menghias kelas. RIBETTT BETT RIBETTT.

Yuri menyuap rengginang ke mulutnya sebelum nambahin, "Pantesan kita masuknya lebih awal, ternyata abis itu kita diliburin."

"CIUS??" tanya Yena agak ngegas.

"Iya, soalnya pada ribet ngurus mos."

Yena langsung ngucap Hamdallah kenceng-kenceng karena kebetulan dia bukan angkotsif kayak Yuri atau Chaewon. Siap-siap aja ketemu kebo Yena yang udah lama tersegel.

"Tau gak sih kenapa mos tahun ini kayaknya ribet banget??" tanya Daehwi kayaknya bertanya pada diri sendiri. "Soalnya murid pendatangnya gila-gila. Ada yang anak Pak kepsek, ada yang anak donatur, ada yang model softlens, ada dua adeknya jeojang."

Chaewon langsung ngudeng. "Model softlens maksudnya Yujin?"

Yena yang tau apa maksudnya pun ketawa kenceng. Cukup kenceng untuk bikin Chaewon kesel. "Model softlens siapa lagi? Ya Yujin lah."

"Yuri denger-denger Wonyoung sama Dohyon juga."

"Sama Taehyun, ponakannya Kak Daniel yang pembina pramuka itu lho," tambah Daehwi.

"Kak Daniel pacarnya Kak Jihyo SMK??"

Untuk yang kesekian kalinya, Chaewon menghela napas lagi. Mereka bukannya nenangin malah makin buat runyam.

"Chae, hapenya geter noh," kata Yena yang kebetulan lagi di samping dispenser dimana ada colokan buat nge-cas. "YUNSEONG IPA-2 NELPON!!"

"Coba Yena aja yang angkat!!"

"LAH KENAPA GUA??"

Berisik banget berisik. Belum aja diomelin tetangga kayak Yuri.

Akhirnya Yena nurut, menyiapkan suara sebelum angkat teleponnya. "Ekhem, halo?"

"Bukan Chaewon yah?"

"Iya, ini dari dunkin donㅡADOOH!" Yena tadinya bercanda tapi langsung ditepak pantatnya sama Chaewon. "Becanda, maksudnya ini Yena kakaknya Chaewon."

"Jadi kakaknya Chaewon jualan dunkin?" tanya Yunseong diujung sana. Karena sengaja dispeaker, jadi kedengeran satu rumah.

"Bukan, maksudnya..."

"Oh, kirain. Soalnya nanti ada gojek ke rumah nganterin j.co, kan gak enak kalau kakaknya jualan dunkin tapi malah Yunseong beliin j.co."

"WAU!"

Tepat waktu saat ada gojek manggilin dari luar. Seketika semua orang di ruangan itu saling tatap.

"CHAE KENALAN LU BUKAN COWOK SEMBARANGAN!!"

JO YURIZ: Bukan KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang