Kuning-kuning macem kotoran

756 126 7
                                    

⚠warning!! Banyaknya toxic mengudara dan kata-kata mutiara⚠

t('t')

Kedua tangan Chaewon dipegangㅡgak terkesan maksa tapi tetep aja menggangguㅡsama Ferguso yang Chaewon tau adalah temennya Hyunjin.

"Gini, gua tau kita gak saling kenal."

Alis Chaewon berkerut dalem, masih memproses apa yang terjadi. Di belakang keliatan Hyunjin gigit jari. Chaewon melotot ke cowok itu seolah minta penjelasan.

"Gua suka sama lu. Emang gak masuk akal, tapi apa salahnya mencoba." Ferguso ngomong dengan muka setengah malu setengah pede. "Mau gak lu jadi pacar gua, Yuri?"

Seketika Yuri keselek kuah pempek.

Bener perkiraan Hyunjin, si Ferguso salah orang. Sumpah abis ini Hyunjin cabut seminggu aja lah bngst malu punya temen dongo.

Gila itu diliatin semua penghuni kantin, ditambah murid pendatang juga pada berkerumun. mALU BET BET BET.

Daehwi bangun dari duduknya. "Lu mau nembak siapa sebenernya? Chaewon atau Yuri?"

"Lho?" Ferguso kaget, ngeliat ke Chaewon dan Daehwi bergantian. "Bukannya ini Yuri?"

Daehwi mati-matian menjaga ekspresinya biar gak ketawa. Tapi anjir ngebayanginnya aja bikin ketawa. "Yang lagi lu tembak sekarang ini namanya Chaewon, kakaknya Yuri. Kalo Yuri yang lagi makan pempek ini."

"Mereka kakak beradik?"

"Iya, mereka Jo Yuriz bersaudara," jawab Daehwi akhirnya gak bisa nahan tawanya.

Yuri yang abis minum biar gak mati konyol itu menghela napas samar. Gak selesai-selesai ini urusan ketuker sama kakaknya. Apa dia harus operasi plastik dulu biar orang pada bisa bedain??

Bung, selama hampir 19 tahun hidup dengan semua kekonyolan ini gak gampang buat Yuri. kESEL BANGET PADAHAL MEREKA KEMBAR INDENTIK JUGA BUKAN.

"Oh, gua kira nama lu Yuri. Sorry, gak tau. Tapi walaupun salah orang, gua tetep suka sama lu," kata Ferguso, mASIH AJA DILANJUTIN.

Hyunjin udah tidak bisa ditemukan. Udah kabur gak kuat lagi dengan semua ini.

"Yaudah, itu semua balik lagi ke Chaewon," kata Daehwi akhirnya duduk kembali di samping Yuri.

Chaewon menggeleng, tanda menolak. Dia tau adeknya gak suka banget sama orang yang salah ngenalin mereka, karena emang dari dulu Yuri mulu yang dibanding-bandingin. Semua orang yang beranggapan begitu itu orang yang paling Chaewon benci.

Semua orang tau Chaewon sayang sama saudaranya lebih dari dia sayang sama dirinya sendiri.

Gara-gara orang yang membandingkan itulah, Yuri dulu sampe gak mau bersosialisasi.

Dasar ba*jingan.

"Gak bisa, gua gak mau."

"Tapi gua suka sama lu. Ini cuma kesalahan kecil."

#EAEA mulai drama:)

"Apa alesan lu itu bisa diterima!" tanya Chaewon dengan nada mengintimidasi. "Lu orangnya pemaksa gituh, bego pula gak bisa bedain. Lain kali kalau mau naksir orang, yang niat.

"Dasar cowok."

Chaewon pergi dari kantin, sengaja nabrakin bahunya ke Ferguso. Dengan semua orang di sana yang masih terbengong-bengong.

Emang sih, Chaewon akuin cowok itu diliat dari tampang mah gantengㅡbanget malahan mukanya agak kebule-bulean, tapi percuma kalau gak punya otak.

"Yul, beli es grim ke depan yuk?" ajak Daehwi biar bisa kabur dari situasi gak ngenakin di sana.






"Lah, Yen. Kok lu pake seragam?" tanya Hyewon terheran-heran, soalnya ini Yena dateng-dateng ke warnet masang muka terjeleknya.

"Cabut gua."

"Cabut gimana? Bukannya sekolah lu lagi diliburin?"

"pOKOKNYA GUA CABUT WON GUA CABUT!" bentak Yena dengan nada yang kedengeran suram. Hyewon tertegun kebelakang, kaget.

"Buset dah, suara sapa itu? Nembus bangsat!" sahut Woojin yang keliatannya agak kaget.

Soalnya dia lagi mabar sama Hyewon, dan Yena tiba-tiba teriak begitu. Otomatis kedengeran satu server.

"Gua! Emang napa!"

"Owh," kata Woojin lagi lansung ceming. Gak berani dia sama Yena.

"Ganti baju dulu sono, gak enak ngeliatnya kayak bocah baru belajar cabut," celetuk Hyungseob.

"Tapi kan gua emang cabut, akmj."

"Emang dasar sialan lu mah dikasih taunya."

"Whoops, yang toxic silakan keluar," sahut Hyewon, lalu ngeliat ke arah Yena dengan tampang menghibur. "Gua emang gak tau masalah lu, tapi demi dewa, mendingan lu log in terus bantuin gua buruan."

Yena segera nyalain pc yang ada di sana. Gak usah mesen biling lagi soalnya ada sisa waktu kemaren, kalau kurang tinggal minta Hyewon tambahin.

"Woy tolongin gua nge-lag!!"

"Yena k*ntl jangan muter-muter doang, bantuin!!"

"YENA JANGAN PAKE PLER-GUN!!"

"sIAPA YANG PAKE PLER-GUN TLOL!!"

Pokoknya cuma yang buruk yang keluar dari mulut mereka. Hyewon capek ngebilanginnya.

"Wah anjeng jaringan sialan. Siapa yang nonton yutub, ayo ngaku!"

"Bukan gua."

"Gua juga."

"Gua apalagi."

Hyewon mau gak mau ketawa. "Kalo bukan lu pada, siapa lagi? Setan?"

"Ah gak tau lah," seru Yena ngelepas head phone-nya, lalu ngacak-ngacak rambut yang sebenernya udah berantakan dari awal.

"Ngapa lau? Daritadi aim lu berantakan bet gak boong," tanya Woojin mencoba ramah, tapi yang namanya Yena gak bisa diramahin orangnya.

"Temen lu tuh udah kayak tai!"

"Temen gua kayak tai gimana? Dia bau gitu? Jarang mandi kali."

"Gua serius anjeng."

Noh kan galak.

"Temen gua yang mana? Hyewon?"

"Sorry gua bukan temen lu," sahut Hyewon saat dirasa namanya disebut.

"Jihoon anjer dia punya dendam apaan dah sama gua!"

Woojin menghela napas capek. Soalnya emang dari awal dia yang menyaksikan secara langsung perdebatan tak berujung Jihoon dan Yena. Asli, dia capek sendiri nontoninnya juga. "Belom berenti juga itu bocah?"

"Ya belom lah!"

"Gak tau, gua juga gak ngerti sama rencana dia itu," kata Woojin dengan pandangan balik lagi ke depan. "Lagian kok ribet banget demen sama Marsupilami, kemakan omongan sendiri kan tuh bocah."

"Gimana-gimana?"

"Nganu Jihoon. Kan dia begitu soalnya demen sama lu bege," katanya kayak gak ada dosa, lalu setelah beberapa saat akhirnya merutuki diri sendiri.

Mampus keceplosan:)

JO YURIZ: Bukan KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang