Pulled The Rug

522 104 3
                                    

Yujin bersiap di depan kameranya, masang senyum sedekimian rupa biar keliatan manis. Sedangkan Chaewon yang dipaksa cuma bisa apa adanya seorang Chaewon.

"Hey, guys. Balik lagi nih sama gua yang pastinya kalian udah tau, yaiyalah." suara yang dikeluarkan Yujin kayak udah ahli selayaknya seorang vlogger. Ceritanya itu tadi pembukaannya, duh Chaewon kok bisa berakhir sama bocah ini. "Kali ini gua bakal liatin ke kelean semua gimana sih bentukannya sekolah gua. Nah sekalian gua ditemenin Kak Chaewon yang kebetulan juga anggota osis di sini. Bener gak, nih kak?"

Di akhir kata Yujin bertanya, Chaewon cuma bisa senyum dan agak tergelak. Woy ini Chaewon pusing ngeliat bocah ngoceh sendiri sama kamera. "Haha. Iya gitu deh."

"Buat kalian yang gak tau, Kak Chaewon ini fanartis yang lumayan punya nama lho di twitter. Nama akunnya udah gua taro tuh di box description, jangan lupa di follow."

Akhirnya, setelah Yujin ngoceh panjang lebar tentang apalah itu segala macem yang bikin Chaewon pening, mereka keliling sekolah sesuai permintaan Yujin. Kurang baek apa coba Chaewon.

"Oh ya, setau gua nih kak, di sini ada Angkotsif, itu apa sih bedanya sama Osis?" tanya Yujin, mendekat ke arahnya, terus menghadapkan kamera ke muka Chaewon. 

Yang ditanya meringis dulu sebelum jawab, "Ya sebenernya gak beda banget sih, angkotsif tuh lebih ke bagian kedisiplinan. Tapi sebagian besarnya, angkotsif sama osis itu sama."

Kepala Yujin manggut-manggut sambil ber-oh ria. Setelah itu bibirnya agak maju pertanda lagi mikir. "Kalo spp di sini, menurut kak Chaewon tuh termasuk mahal gak sih?"

"Gak mahal-mahal amat," jawab Chaewon langsung tanpa mikir dua kali. Yaiya lah gak mahal amat, orang Seokjin sebagai bapaknya termasuk lebih dari berkecukupan. "Sebanding sama fasilitas dan sistemnya. Kan juga disini ada program beasiswa buat yang kurang mampu."

Sekali lagi Yujin ber-oh ria, kali ini sambil senyum, kemudian mereka jalan lagi ke halaman sekolah bagian lain. 

Sungguh marketing yang sangat baik. Yujin dengan akun Youtube-nya, dan Chaewon dengan kemampuan promosinya. Pantesan kepala sekolah Dongwook langsung ngebolehin Yujin bikin vlog. Dasar.

"Tuh ya, kalo kalian pinter mah gak ada yang gak mungkin," kata Yujin sesudah Chaewon jelasin persyaratan mendaftar lewat jalur prestasi. "Makanya disiapin dari sekarang tuh bukannya lebay, tapi kan masa depan mah siapa yang—"

Kata-kata mutiara yang Yujin keluarin terpotong karena secara tiba-tiba segerombolan murid pada lari ke aula utama yang biasa buat upacara. 

Chaewon dan Yujin pastinya bingung dong.

"Woy, Suyun, kenapa pada lari?" tanya Chaewon ke Suyun yang kebetulan ikutan ke aula. 

"Ada yang ribut, buruan liat keburu ketinggalan."

Ngeliat mereka pada berlarian, Chaewon cuma menghela napas sambil geleng-geleng kepala. "Gua heran dah, pasti ada nih yang masang taruhan. Dasar bocah."

"Liat yuk kak!" ajak Yujin semangat, masih megangin kameranya.

"Lha lu kan lagi nge-vlog??" 

Yujin udah keburu narik tangan Chaewon sedangkan sebelah tangannya yang lain sibuk megangin kamera. "Justru itu, biar menarik. Siapa tau viral."

Selagi tangannya ditarik pelan, muka Chaewon mesem-mesem males sama keadaan. Untung gak masuk kamera tuh muka.

Setelah sampe di aula, beneran dong itu murid-murid pada nontonin sekumpulan cewek saling jambak-jambakan. Gak ada yang mau misahin, justru mereka malah bersorak kayak nonton futsal.

JO YURIZ: Bukan KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang