Djarum... Djarum...

688 114 0
                                    

Entah ya, Seokjin bingung. Tiga putrinya jadi diem-dieman satu sama lain, biasanya kalau pagi-pagi pasti ada seengaknya satu hal yang diributin.

Nanya Yena, dijawab pake nada kesel bilangnya gak ada apa-apa, itu imajinasi Seokjin doang. Sedangkan Yuri ditanya, jawabannya gak jelas kayak kumur-kumur.

Chaewon? Ah, Seokjin gak yakin bakal dijawab.

Tumben juga mereka berangkat sekolah pada misah. Chaewon bareng temennya, Yuri mesen gojek, dan yang paling kesian Yena naek sepeda.

Seokjin gak bego amat sampe gak nyadar putrinya lagi pada slek, tapi yaudahlah namanya juga anak-anak nanti juga baikan sendiri, pikir Seokjin.







Hari itu satu kelas mos sadar Chaewon lagi pada masa kesel-keselnya, tapi gimana, ngeliat akhirnya Yunseong ikut bertugas dia gak jadi kesel.

Anjir alay bet gak boong.

Ternyata Yunseong yang itu orangnya. Emang mukanya gak familiar sih, kan anak ipa. Tapi bung, manis banget mampus aja Chaewon jadi lupa diri.

Chaewon jadi bingung hari ini mau kesel atau seneng.

Istirahat, murid pendatang jajan ke depan sekolah untuk seengaknya nganjel perut, tapi enggak untuk dia, Chaewon kepikiran mulu sama dua saudaranya.

Yena lagi ngambek, Yuri juga ikutan ngambek.

"Hai? Chaewon ya?"

Pikiran cewek itu langsung buyar saat seorang Yunseong IPA-2 duduk dengan santai di sampingnya. Mereka duduk di bawah pohon, btw.

"Iya, kok pake nanya?" Chaewon senyum ramah. Tidack seperti Chaewon biasanya, ntah setan mana yang merasuki.

Yunseong ikutan senyum. "Ntar salah kayak yang kemarin nembak," katanya pelan sambil menyesap minuman yang dibawa.

Ah, lupa beliin buat Chaewon.

"Mau kemana?" tanya Chaewon soalnya ini cowok tiba-tiba langsung berdiri aja.

"Mau beliin minuman, kan lagi banyak pikiran."

Chaewon gak bisa mencegah dia pergi lagi untuk ke warung depan beli minuman. Belum haknya larang-larang...

Kalau boleh jujur, iya ini pertama kalinya Chaewon ketemu Yunseong secara langsung. Aneh gak sih udah sering chatan tapi ketemu di kehidupan nyata aja jarangㅡmalah gak pernah.

Keduanya gampang deket karena sama-sama suka seni. Chatan kayak air mengalir aja sampe keterusan.

Yunseong balik lagi setelah beberapa saat ningalin Chaewon sama pikirannya. "Coca-cola?"

"Iya, makasih."

Mereka berdua duduk di atas semen di bawah pohon, sambil ngeliatin anak-anak pendatang berkeliaran kesana kemari, tanpa ada sedikitpun suasana awkward. Sampe kedengeran Chaewon menghela napas samar.

Yunseong auto nengok. "Kenapa?"

"Ah, enggak."

"Kenapa yang kemaren ditolak?"

"Hah?"

Yunseong menyesap minumannya lagi, tanpa harus repot-repot nengok ke Chaewon. "Yang kemaren nembak, kok ditolak?"

"Dia bego."

Alis Yunseong otomati terangkat. "Kalau dia yang kayak begitu aja bego, apa lagi gua ya?"

"Hah?"

Hah-hoh-hah-hoh udah kayak tukang keong.

"Ah, enggak. Lupain, aja lupain," kata Yunseong, kibas-kibas tangan di udara. Entah kenapa aku sedang tidack percaya diri...





"APA NEH?" tanya Dongpyo gak bisa kalem. Ditangannya ada undangan ulang tahun, punya Wonyoung.

"Dateng ya, biar dia gak nangis ngenes," kata Dohyon sebagai adek dari yang punya acara.

"Bentar, bentar." Hyunbin tiba-tiba menginterupsi. "Gak bareng Yujin? Biasanya dibarengin."

"Si Yujin gak jelas. Belakangan ini gak ada kabar kan. Cabut kali dia."

"Dia model sibuk lah, mangap."

Jadi, perkumpulan murid baru itu lagi membagikan undangan ulang tahunnya Wonyoung. Lagi jam istirahat, murid dari kelas sebelah dulu dibagiin, kalau udah masuk kelas lagi baru dibagiin ke angkotsif.

Kenapa ulang tahun aja harus dirayain? Bung, ini yang ulang tahun adalah seorang princess. Harus BANGET HARUS udah kayak tradisi bagi Wonyoung.

"Ada yang tau Yujin kemana?" tanya Yena tiba-tiba dateng ntah dari mana.

"Gak masuk dia kak."

"Gua juga tau, Bambang." Yena masang muka ekspresi jelek. "Yang gua tanyain, ada yang tau gak; Si Yujin gak masuk kenapa?"

"Dateng ya, Kak." Bukannya jawab, Dohyon malah ngasih selembaran undangan Wonyoung. "Yujin setau saya, dia lagi pulang ke rumahnya di Jakarta. Tunggu aja, pasti dia besok dateng kalo Wonyoung yang ultah."

Kenapa kayaknya pada nanyain Yujin? Karena because itu bocah satu udah gak masuk mos dua hari tanpa keterangan. Kalau ngemodel kan pasti ada surat izinnya.

Ini pasti ada yang tidack benar, hati Yena berkata.

Mata Yena membaca lamat-lamat selembaran yang dikasihnya. "APAN NEH KOK PAKE BAJU PINK?"

•°•°•°•

🥳Mari pemasan bareng model softlens🥳

🥳Mari pemasan bareng model softlens🥳

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
JO YURIZ: Bukan KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang