Eat Ate Eaten

670 124 3
                                    

"Heh, Minhee, Jisung. Sini lu bedua," kata Yujin saat matanya ketemu dua cowok itu lewat.

Emang kayaknya Yujin doang yang megang angkatan. Bukan karena statusnya sebagai seorang model, tapi kesannya emang berasa seorang preman.

Jisung diem-diem noyor pelan kepala Minhee dari belakang sambil nyamperin Yujin. "Apaan, kenapa?"

"Duh, kuping lu bedua rusak? Goblok banget lah pake bilang ke semua orang; Kak Chaewon tinggal di panti asuhan. Lu tau gak seberapa marahnya Kak Chaewon?"

Minhee nunduk sambil senyum walaupun lagi diomelin, begitu pun Jisung. Cowok yang jangkung dari salah satunya buka suara, "Yha sekarang salah siapa kalo pendengeran gua emang kurang?"

"Salah lu sama keluarga lu yang metal-metal," bales Yujin tambah judes cara ngomongnya. "Pokoknya gua gak mau tau, lu bedua harus minta maap sama mereka bertiga."

Dengan begitu Jisung mendengus samar yang kesannya sengak parrah di mata Yujin. "Iya, lah. Gampang."

"Pokoknya kalo gua denger Kak Chaewon, Yuri, Yena ada masalah lagi, lu bedua yang pertama gua datengin."

"Segitunya, idih," celetuk Minhee yang langsung dapet pelototan sengit dari Yujin.

"Heh," kata Yujin lagi, nabok pelan kepala si cowok pake kertas selembaran di tangannya. "Lu kate kalo gak ada Kak Chaewon, gua bisa sekolah disini? Tau diri bego, lu bedua masih adek kelas."

"Lha, mau adek kelas, kakak kelas, kalo di luar sekolah sama-sama makan nasi," timpal Jisung tampak gak terima. "Lagian lu gak sekolah disini juga gak ngaruh apa-apa ke gua. Malah bagus."

DUH Yujin gak ngerti lagi, udah capek. Diusapnya muka itu dengan frustasi, udah gak mau sekedar noyor atau nabok lagi.

"Gua gak ngomong kakak kelas, adek kelas tingkatan atau kastanya beda. Gua mau lu bedua tau diri aja sama kesalahan sendiri."

Selesai ngomong, Yujin pergi ninggalin dua cowok itu dengan pandangan Jisung dan Minhee yang gak lepas dari kepergiannya dari depan mereka.

"AKH kalo bukan sepupu Kak Minju juga gua majuin lu," ujar Jisung, nonjok udara seakan bisa nonjok Yujin jarak jauh. "sHOMBONG amat baru jadi model gek."

"Udah lah, mending buruan minta maap ke Chaewon. Daripada nenek-nenek makin ngebacot." Minhee pergi duluan, gak peduli Jisung ngomong apa.

Dengan keputusan bersama dua cowok itu, mereka nyari Chaewon mengingat masih jam istirahat. Dan yap, ketemu orang yang dicarinya tersebut tapi sialnya lagi duduk bareng Yujin.

Ah, bodoamat. Minhee maju duluan, dia dateng-dateng langsung nunduk 90° ke arah Chaewon. "Kak, saya minta maap atas pendengaran saya yang kurang. Maapin telinga dan diri saya ini."

Otomatis Yujin ngelipat tangan depan dada. Seengaknya ini cowok beda dari temennya yang satu lagi.

"Gak gitu juga, bego." Jisung nyamperin Minhee yang lagi nunduk, mukanya keliatan gak terima. Dia menegakkan lagi badan Minhee sebagai seorang temen. "Saya juga minta maap, Kak."

Huh kalau bukan karena ada Yuri di antara mereka, Jisung gak bakal sudi minta maap. Jisung sebagai cowok harga dirinya tinggi lho, jangan salah.

"Minta maapnya jangan sama saya, minta maap sama Ibu-bapak saya sana," ujar Chaewon, nampaknya masih gak terima. Langsung Yena yang lagi di samping megang tangan saudaranya yang lebih muda itu.

"Jangan gitu, eh," tegurnya pelan, gak bakal kedengeran kalau bukan karena Chaewon duduk tepat disampingnya. Muka Yena langsung bersahabat saat menoleh ke arah dua anak biang masalah itu. "Iya, gapapa. Udah terjadi mau gimana lagi yakan."

JO YURIZ: Bukan KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang