Sewaktu saya adalah bumi
Saya minta maaf jika pernah menyuruh Tuan untuk menjadi pelangi
Padahal Tuan hanya ingin menjadi hujanSewaktu saya adalah pantai
Saya minta maaf jika pernah memaksa Tuan untuk menjadi pesisir
Padahal Tuan hanya ingin menjadi ombakSewaktu saya adalah daun
Saya minta maaf jika pernah mendesak Tuan untuk menjadi pohon
Padahal Tuan hanya ingin menjadi anginSewaktu saya adalah api
Saya minta maaf jika pernah menuntut Tuan untuk menjadi abu
Padahal Tuan hanya ingin menjadi kayuSewaktu saya adalah kertas
Saya minta maaf jika pernah meminta Tuan untuk menjadi aksara
Padahal Tuan hanya ingin menjadi penaDari saya, sewaktu masih menjadi prolog dalam hidup Tuan
~Selaksa Noktah
KAMU SEDANG MEMBACA
Selaksa Noktah (END)
PoetrySelaksa Noktah. Tolong tetap tinggal, saya tak terbiasa dengan orang baru. Kumpulan sajak sepuluh dasa seri pertama. Tentang ribuan noktah, yang saya rangkai menjadi kisah. Tentang ribuan titik, diantara peraduan detak dan detik. Tentang kita, yang...