Saya : Katakanlah Tuan! Apa yang harus saya lakukan agar bisa mendapatkan cinta dari Tuan?
Tuan : Untuk apa kamu bertanya demikian?
Saya : Agar saya bisa menjadi seseorang yang Tuan cintai, sesuai dengan kriteria yang Tuan mau.
Tuan : Saya tak perlu itu semua.
Saya : Maksudnya bagaimana, Tuan? Saya tak mengerti.
Tuan : Jangan menjadi orang lain hanya untuk mendapatkan cinta dari saya.
Saya : Lantas, saya harus bagaimana? Apakah dengan kesederhanaan yang saya miliki ini, mampu membuat Tuan simpatik terhadap saya?
Tuan : Tentu saja. Kenapa kamu seolah ragu sebelum mencobanya?
Saya : Karena saya sudah sering bersitatap dengan diri saya sendiri. Apakah mungkin seorang Pangeran akan jatuh cinta pada upik abu?
Tuan : Mungkin saja. Kenapa tidak?
Saya : Kenapa Tuan berkata begitu?
Tuan : Jangan mempesimiskan diri sendiri. Saya percaya, kamu lebih dari apa yang orang lain lihat.
Saya : Lalu, Tuan melihat saya seperti apa?
Tuan : Seperti seekor burung kecil, yang tidak berani terbang lantaran takut terjatuh. Dia sibuk memperhatikan cara orang lain terbang, tapi ia selalu tak punya nyali untuk mencobanya. Padahal pada dasarnya ia mampu jika ia mau. Hanya saja ia tidak terlalu percaya diri untuk itu.
Saya : Seburuk itukah saya di mata Tuan?
Tuan : Itu bukan hal yang buruk. Kamu hanya perlu mengevaluasi diri.
Saya : Evaluasi yang bagaimana?
Tuan : Kesimpulannya begini, jangan terlalu melihat kesempurnaan orang lain, hingga merendahkan dirimu sendiri. Jadilah personal yang mampu mengunggulkan apa yang ada dalam diri, tanpa menjadi orang lain.
Saya : Lalu, mengenai cara menarik rasa simpatik serta kriteria Tuan tadi, bagaimana?
Tuan : Sebetulnya hal seperti itu tak perlu kamu tanyakan, sebab perasaan saya tak sebatas itu. Perasaan saya bisa meluas, tidak terpacu pada kriteria. Jadilah dirimu apa adanya, buat saya simpatik terhadapmu dengan apa yang ada dalam dirimu. Tak perlu merubah diri atau bahkan menjadi orang lain hanya untuk mendapatkan cinta dari seseorang.
~Selaksa Noktah
KAMU SEDANG MEMBACA
Selaksa Noktah (END)
PoesíaSelaksa Noktah. Tolong tetap tinggal, saya tak terbiasa dengan orang baru. Kumpulan sajak sepuluh dasa seri pertama. Tentang ribuan noktah, yang saya rangkai menjadi kisah. Tentang ribuan titik, diantara peraduan detak dan detik. Tentang kita, yang...