Baiknya saya hapus saja percakapan terakhir kita
Untuk apa juga, malah membuat saya terpurukMaaf tak memberitahu
Saya suka menimbun chat kita sejak hari itu
Sesaat bila datang rindu
Akan saya baca kembali sampai terkikik sendiriTapi bukan hanya rindu ternyata
Saat gabut menghampiri, saya baca jugaTuan gabut, chat wanita lain
Saya gabut, baca chat kita sampai guling-guling
Ini faktaSekarang saya paham,
Mau ditimbun selama apapun, tak akan mengubah keadaan
Kita yang pernah saling sebelum asing
Nyatanya bersekat setelah saling rekatSaya ingin kembali di titik itu
Titik di mana kita saling sandar bahu
Tapi sepertinya tak jadi sungguhan
Tahu sendiri kan?Beberapa hal hanya bisa dikenang, bukan diulang
Itu kan cuma harapan saya
Sudah, abaikan saja
~Selaksa Noktah
KAMU SEDANG MEMBACA
Selaksa Noktah (END)
PoesíaSelaksa Noktah. Tolong tetap tinggal, saya tak terbiasa dengan orang baru. Kumpulan sajak sepuluh dasa seri pertama. Tentang ribuan noktah, yang saya rangkai menjadi kisah. Tentang ribuan titik, diantara peraduan detak dan detik. Tentang kita, yang...